23 Keterangan :
r = nilai koefisien pearson
N = jumlah responden
X = skor butir instrumen
Y = total skor
Uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana data dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama
atau dapat dikatakan untuk menunjukkan adanya persesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat pengukur yang dipakai. Adapun dalam pengujian reliabilitas
ini menggunakan rumus alpha Ghozali, 2005. Dengan taraf signifikan = 0,6, apabila r xy r tabel, maka quesioner sebagai alat pengukur sudah memenuhi syarat
reliabilitas. Keterandalan reliability instrumen atau pertanyaan ditentukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:
………………………………………………………… 3 Keterangan :
= nilai koefisien Alpha - Cronbach K
= butir instumen yang sahih
b 2
= jumlah ragam butir instumen yang sahih t
2
= ragam skor total
3.6.3 Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi, residu dari persamaan regresi distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Adapun cara analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan grafik normal plot, dimana :
a. Jika penyebaran data mengikuti garis normal, maka data berdistribusi normal.
b. Jika penyebaran data tidak mengikuti garis normal, maka data distribusi tidak
normal. Ghozali, 2005
24 Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan karena secara visual dapat
kelihatan tidak normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Adapun uji normalitas dengan statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Kolmogorov-Smirnov KS test, yaitu dengan melihat angka profitabilitas signifikan dimana data dapat disimpulkan berdistribusi normal jika angka
signifikansinya lebih besar dari 0,05. 2.
Uji Multikolonieritas Bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variable bebas saling berkorelasi, maka variabel –
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Langkah menganalisis
asumsi multikolinieritas yaitu : a.
Jika nilai VIF lebih kecil dari angka 5 maka tidak terjadi problem multikolinieritas.
b. Jika nilai VIF lebih dari angka 5 maka terjadi problem multikolinieritas.
Santoso, 2001 3.
Uji Heteroskdastisitas Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel bebas atau adanya perbedaaan nilai ragam dengan semakin
meningkatnya nilai variabel bebas. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas atau yang terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Prosedur uji dilakukan dengan Uji Glejser. Pengujian kehomogenan ragam sisaan
dilandasi pada hipotesis: Ho : ragam residual homogen
Ha : ragam residual tidak homogeny
25 Prosedur pengujian kehomogenan ragam residual adalah:
a. Lakukan pendugaan parameter model regresi linier dengan metode kuadrat
terkecil. b.
Hitung sisaan dari model regresi yang diperoleh dari langkah pertama. c.
Buat regresi nilai mutlak residual, terhadap peubah penjelas dengan bentuk fungsional.
d. Lakukan uji keberartian koefisien regresi. Jika koefisien regresi tidak nyata
maka terdapat hubungan yang penting secara statistis di antara peubah sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogen
konstan Gujarati, 2003.
3.6.4 Uji Hipotesis