16
pesaing, melakukan strategi dengan menawarkan harga murah, hadiah, kupon dan sampel gratis.
B. Hedonic Consumption Tendency 1. Pengertian Hedonic Consumption Tendency
Pada riset konsumen, konsumsi hedonik hedonic consumption merujuk pada kebutuhan konsumen untuk menggunakan produk dan jasa
dalam menciptakan fantasi, perasaan sensasi baru, dan memperoleh dorongan emosional Mowen dan Minor, 2002:221. Menurut Solomon
2011:83, konsumsi hedonik merupakan multi sensori, fantasi, dan aspek emosional dari interaksi konsumen dengan produk. Pengalaman sensory
atau perasaan pada produk dan jasa memainkan peranan besar ketika konsumen memilih diantara pilihan produk.
Menurut Price dkk 2002:666 nilai dari barang, jasa dan pengalaman bisa juga berdasarkan pada nilai hedonik atau estetika. Lebih lanjut
mereka menerangkan bahwa produk mendapat nilai hedonik ketika dihubungkan dengan perasaan spesifik atau ketika produk dapat
memudahkan dan menghidupkan perasaan. Contohnya produk yang menggunakan image diri seperti pakaian, kosmetik, operasi plastik,
makanan sehat, tato dan item lainnya pada display juga memberikan nilai hedonik. Belanja juga dinilai untuk hiburan dan bernilai emosional.
2. Faktor yang Memotivasi Belanja Hedonik
Menurut Arnold dan Reynolds dalam Yanthi dan Japarianto 2011:34, terdapat enam faktor motivasi belanja hedonik, yaitu:
17
a. Adventure shopping Sebagian besar konsumen berbelanja karena adanya sesuatu yang
dapat membangkitkan gairah belanja konsumen itu sendiri. Menurut mereka, belanja merupakan suatu pengalaman, dan melalui belanja,
mereka merasa memiliki dunia mereka sendiri. b. Social shopping
Sebagian besar konsumen beranggapan bahwa kenikmatan dalam berbelanja akan tercipta ketika konsumen menghabiskan waktu
bersama dengan keluarga ataupun teman. Mereka juga beranggapan bahwa dengan belanja bersama-sama dengan keluarga atau teman,
konsumen akan mendapat banyak informasi mengenai produk yang akan dibeli.
c. Idea shopping Konsumen melakukan kegiatan belanja untuk mengikuti tren baru
dan untuk melihat produk baru. d. Gratification shopping
Sebagian besar konsumen beranggapan bahwa dengan berbelanja, dapat menjadi alternatif untuk mengurangi stres, mengatasi atmosfer
hati yang buruk, dan melupakan masalah yang sedang dihadapi. e. Role shopping
Konsumen melakukan kegiatan belanja untuk orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Mereka merasa bahwa berbelanja untuk orang
lain merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan.
18
f. Value shopping Sebagian besar konsumen beranggapan bahwa belanja merupakan
suatu permainan, yaitu pada saat tawar-menawar harga atau pada saat konsumen mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan diskon,
obral, ataupun yang menawarkan harga murah
.
C. Fashion Involvement 1. Pengertian Fashion Involvement
Solomon 2011:163 mendefinisikan keterlibatan atau involvement sebagai relevansi yang dirasakan seseorang dari objek berdasarkan
kebutuhan yang melekat pada mereka, nilai dan kepentingan. Objek disini merujuk pada produk atau merek, iklan, dan situasi pembelian.
Menurut Mowen dan Minor 2002:83, keterlibatan konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan minat konsumen terhadap perolehan,
konsumsi, dan disposisi barang, jasa atau ide. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar
untuk memperhatikan, memahami, dan mengelaborasi informasi tentang pembelian.
Menurut Sangadji dan Sopiah 2013:52 keterlibatan konsumen mengacu pada tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan hasrat
terhadap rangsangan yang muncul. Sedangkan O’Cass dalam Park dkk 2006:436, mengartikan involvement sebagai minat atau bagian
motivasional yang ditimbulkan oleh stimulus atau situasi tertentu dan ditunjukan melalui cara penampilan.