Letak Geografis dan Sejarah Berdiri

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN

AL-QUR’ANIYYAH

A. Letak Geografis dan Sejarah Berdiri

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah terletak di Jalan Panti Asuhan. No. 06, Kp. Ceger, RT. 003 RW. 012, Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang Banten. Pondok Pesantren ini memiliki lokasi yang mudah dijangkau, mudah ditemukan dan sangat strategis, serta jauh dari keramaian kendaraan umum sehingga tidak bising dan menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar. Dibangun di atas areal tanah seluas 500 M2 menjadikan Pondok Pesantren ini cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar. 2. Sejarah Berdiri Berdirinya Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah tidak terlepas dari keberadaan Pemberantasan Buta Huruf Arab PBHA, yang merupakan cikal bakal berdirinya pesantren salafiyahtradisional yang bercirikan keal-Qur’anan yang belum ada di desa Jurang Mangu. Sebelum lahir nama Al-Qur’aniyyah, diperkirakan jauh sebelumnya pada tahun 1973 sudah dimulai pengajian ibu-ibu yang dipimpin oleh Alm. Ibu Hj. Pilus Ibunda KH. Drs. M. Sobron Zayyan, M.A. Pada tahun 1980 keinginan yang kuat terdorong oleh Ibu Hj. Pilus untuk punya sebuah Majlis Taklim, maka dibentuklah pengajian biasa tersebut dengan sebutan Majlis Taklim Hari Minggu Kaum Ibu. 57 Pada tahun 1986 dibentuklah pengajian remaja yang dikoordinir oleh HM. Sobron Zayyan, M.A, dengan materi keal-qur’anan dan kegiatan tersebut hanya dilakukan setiap satu minggu sekali pada malam jum’at. Perintisan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah dimulai pada tahun 1987. Sobron, yang biasa disapa, seorang putra Ceger, Jurang Mangu Timur Pondok Aren Tangerang, tepatnya kelahiran Tangerang, 1964. Pada tahun 1985 mencapai puncak impiannya di dunia seni baca Al- Qur’an. Beliau dapat memperoleh Juara I Lomba Cerdas Cermat Isi Kandungan al-Qur’an atau Musabaqah Fahmil Qur’an tingkat Nasional. 58 Sebuah perjalanan panjang telah dilaluinya, semenjak usia kanak- kanak hingga remaja. Berbagai perlombaan dan kejuaraan MTQ pun sudah diikutinya, dari mulai tingkat RT hingga Nasional, meskipun bukan pada cabang Tilawatil Qur’an. Beliau adalah seorang pemuda yang hidup hanya didampingi oleh seorang Ibu yang sudah tua, karena ayahnya meninggal jauh hari, ketika beliau masih kecil. Tetapi itu tak pernah menjadi penghalang bagi dirinya untuk menggeluti dunia al-Qur’an yang memang menjadi kegemarannya semenjak kecil. Keberhasilannya di dunia MTQ, membuat namanya mencuat kepermukaan terutama di wilayah Pondok Aren dan Tangerang. Lalu beliau, 57 Wawancara Pribadi dengan, KH. Drs. M. Sobron Zayyan, M.A Pimpinan Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah , Tangerang, 15 Februari 2008. 58 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Latif, S.Ag. Pengurus Pondok Pesantren Al- Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. melanjutkan studinya di PTIQ Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an, tentunya dengan kondisi yang serba pas-pasan. Tetapi dorongan dari orangtuannya serta kemauan dan kegigihan akhirnya beliau berhasil menyelesaikan studinya dengan hasil yang cukup memuaskan, pada tahun 1990. 59 Di saat kuliah, beliau dipercaya untuk mengajar di MTs Ishlauddiniyyah serta santripun mulai berdatangan untuk belajar mengaji ke tempatnya. Untuk mengajar mengaji di rumahnya sudah dilakukannya semenjak ia duduk di kelas 1 PGA, semua ia jalani dengan penuh keikhlasan dan ketabahan. Memperdalam Seni tarik suara ia tak pernah ketinggalan untuk terus belajar kepada KH. Husin Alm, H. Muhammad Ali dan H. Muhammad Nasir serta Ust. Abdullah Alm. Kegiatan memperdalam al-Qur’an, terus ia lakukan hingga saat ini. 60 Pada tahun 1987, jumlah santri yang belajar mengaji di rumahnya kian hari kian bertambah. Kemudian dengan dukungan Tokoh Masyarakat setempat dan aparat Pemerintah, maka didirikanlah sebuah Lembaga Pendidikan Islam dengan nama “Al-Qur’aniyyah”. Saat itu, Al-Qur’aniyyah barulah sebuah Majlis Taklim anak-anak dan remaja. Pada tahun, didirikanlah TPA Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai fondasi awal berdirinya lembaga pendidikan semi formal. 61 Lambat laun, nama Al-Qur’aniyyah semakin melambung, seiring dengan cemerlangnya prestasi para santri Al-Qur’aniyyah baik TPA maupun 59 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Latif, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al- Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. 60 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Latif, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al- Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. 61 Wawancara Pribadi dengan Ust. Muhammad Hilimi, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. remaja. Beriringan dengan itu, tuntutan masyarakat untuk memondokkan anaknya di Al-Qur’aniyyah semakin besar. Dengan kondisi aula yang seadanya mulailah diterima santri untuk mukim yang pada saat itu baru berjumlah 4 orang. Pada tanggal 15 Maret 1989, dimulailah pembangunan gedung tahap pertama di atas pimpinan LPI Al-Qur’aniyyah dengan luas bangunan 100 M2 dengan rancangan dua lantai, namun pada tanggal 17 Februari 1990 Al- Qur’aniyyah hanya dapat menyelesaikan lantai dasar saja. Pada tahun 1991 pembangunan tahap II dimulai dan selesai pada tahun 1992. 62 Sejalan dengan itu, di sekitar Pondok Aren khususnya, banyak sekali anak-anak yatim-piatu yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya, karena terbentur biaya pendidikan. Hal ini membuat hati pimpinan tergerak untuk menolong mereka, dengan cara menampung mereka untuk tinggal di lembaga pendidikan Islam Al-Qur’aniyyah sambil belajar di sekolah yang dibiayai oleh pimpinan. Sejak saat itu, pimpinan terus berupaya menolong anak-anak yatim- piatu dan dhuafa yang membutuhkan pertolongan. Pada tanggal 21 Oktober tahun 1992 diresmikan Panti Asuhan Yatim Piatu Pondok Pesantren Al- Qur’aniyyah yang di dalamnya menampung anak-anak yatim-piatu dan dhuafa. 63 Pada tahun 1994, pimpinan berfikir bagaimana menyiapkan generasi- generasi penerus sebagai insan yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia, yang dapat mengabdikan diri mereka kepada agama bangsa dan 62 Wawancara Pribadi dengan Ust.Muhammad Hilimi, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. 63 Wawancara Pribadi dengan Ust.Muhammad Hilimi, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. Negara, khususnya kepada masyarakat di mana mereka tinggal. Oleh karena itu, didirikanlah Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah dengan pengajaran selama 6 tahun dengan kurikulum yang dibuat dengan nuansa kealqur’anan yaitu dengan mengajarkan ilmu-ilmu al-Qur’an, tajwid, tartil, tahfidz dan ditambah dengan pengajian kitab kuning, serta dengan mengarahkan bakat masing- masing anak kearah pengkaderan generasi muda menjadi seorang da’i-da’iyah, hafidz-hafidzah, yang memiliki dasar keagamaan yang berkualitas. 64 Pondok pesantren Al-Qur’aniyyah semakin percaya diri dengan prestasi yang dicapainya. Maka pada tahun 1995, mulailah genderang Al- Qur’aniyyah ditabuh. Yakni dengan pengurusan Legalisasi Akta Notaris serta menerima santri mukimin. Dan pada tanggal 6 September 1995 Pimpinan mendapatkan pengesahan berbadan hukum untuk Yayasan Pendidikan Islam Al-Qur’aniyyah dengan akta notaris Ruwin Diara, SH. No. HT. 04 : 910 : 2001PNTNG. Kemudian dirayakanlah Hari Lahir Al-Qur’aniyyah ke-VIII secara akbar pada tahun 2001. 65 Pimpinan selalu berupaya mengembangkan Yayasan Pendidikan Islam Al-Qur’aniyyah dengan misinya di bidang sosial dan pendidikan bagi generasi Islam khususnya bagi para anak-anak yatim-piatu dan kaum dhuafa. Serta pembenahan sistem organisasi, administrasi dan manajemen terus ditingkatkan, seiring dengan orientasi Al-Qur’aniyyah untuk Go-Public pada 64 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Latif, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al- Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. 65 Wawancara Pribadi dengan Ust. Abdul Latif, S.Ag, Pengurus Pondok Pesantren Al- Qur’aniyyah , Tangerang, 20 Februari 2008. tahun 19971998, sampai sekarang Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah ini selalu mengalami perkembangan yang sangat pesat. 66

B. Struktur Organisasi dan Kepengurusan