Analisis Bivariat Status Pemberian Kolostrum Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas

64

d. Dukungan Emosional

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Yang Diberikan Keluarga Kepada Ibu Kategori Jumlah Persentase Baik 37 73,6 Kurang Baik 11 26,4 Total 48 100 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan emosional yang baik sebanyak 37 orang 73,6. Hal ini dilihat dari keluarga yang selalu membuat hati ibu senang, nyaman, memotivasi dan semangat, serta menciptakan suasana yang nyaman di rumah ketika ibu memberikan kolostrum. Adapun ibu yang mendapatkan dukungan emosional yang kurang baik sebanyak 11 orang 26,4, yaitu dilihat dari tidak adanya atau kurangnya motivasi keluarga dalam mendukung ibu untuk mendapatkan emosi yang stabil pada saat memberikan kolostrum.

B. Analisis Bivariat

Berdasarkan konsep, analisa bivariat menunjukkan ada hubungan atau tidak antara variable dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel terikatnya adalah pemberian kolostrum. Uji analisis bivariat ini menggunakan Chi-Square dengan menggunakan α = 5 untuk melihat adanya hubungan antara kedua variabel dengan mengetahui nilai P Value P Value = 0,05 . 65 Berdasarkan hasil penelitian, distribusi hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi di wilayah kerja puskesmas pisangan disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 5.7 Distribusi Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap persepsi ibu tentang Status Pemberian Kolostrum pada bayi Di wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kategori Diberikan Tidak diberikan Total Baik 22 85,7 3 14,3 28 100 Kurang Baik 19 80,0 4 20,0 25 100 P Value 0,719 P value 0,719, yang berarti 0,05, yaitu Ho gagal ditolak Ho diterima. Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan status pemberian kolostrum pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Dari 44 responden, ibu yang masuk dalam kategori dukungan keluarga yang baik dan memberikan kolostrum kepada bayi sebanyak 22 orang 85,7, ibu yang masuk kategori dukungan keluarga yang kurang baik dan memberikan kostrum kepada bayi sebanyak 19 orang 80,0 . Ibu yang masuk kategori baik dan tidak memberikan kolostrumnya kepada bayi sebanyak 3 orang 14,3. Sedangkan ibu yang masuk kategori kurang baik dan tidak memberikan kolostrumnya sebanyak 4 orang 20,0. 66 BAB VI PEMBAHASAN

A. Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Status Pemberian

Kolostrum Pada Bayi Caplan 1976 dalam Friedman 1998 menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Ketika melahirkan, ibu sebaiknya ditemani oleh keluarga agar merasa nyaman. Selain membuat rasa nyaman, kehadiran keluarga juga membuat ibu yakin bisa menyusui bayinya segera setelah lahir. Ibu yang ditemani keluarga saat proses pesalinan mengatakan bahwa kehadiran keluarga sangat berpengaruh terhadap ketenangan hati itu dan akan melancarkan ASI. Dilihat dari hasil penelitian, sebagian mendapatkan dukungan keluarga yang baik 26 orang dan sebagian mendapatkan dukungan yang kurang baik 22 orang. Kebanyakan ibu yang ditemani keluarga sudah memberikan kolostrumnya, walaupun informasi tentang kolostrum tidak hanya didapatkan dari keluarga atau suami. Dukungan lainnya juga diperoleh dari petugas kesehatan, internet, majalah, koran, buku tentang menyusui dan lain-lain. Faktor tersebut juga mempengaruhi hasil penelitian ini. Selain dukungan informasi, Dukungan yang diberikan keluarga juga terdiri dari 3 aspek lainnya, yaitu penghargaan, instrumental 67 dan emosional. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh House 2000, dalam smet, 2004, yang membedakan 5 dimensi dari dukungan sosial, meliputi dukungan informasional, penghargaan, instrumental, emosional, dan Nerwork Support. Walaupun keluarga sudah mendapatkan salah satu dukungan dari aspek tersebut, kemungkinan aspek lain belum tentu terpenuhi. Ibu yang dukungan informasional dari keluarganya baik bisa saja kurang mendapatkan dukungan emosional yang baik, begitupun sebaliknya. Hal ini dapat mempengaruhi jawaban dari responden yang sangat bervariasi. Menurut Watson dalam Friedman 1998, salah satu bentuk dukungan keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti pinjaman uang, bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu menyelesaikan masalah. Dari hasil penelitian, dukungan kelurga yang diberikan rata-rata berupa bantuan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, serta pemberian rasa nyaman ketika menyusui. Hal ini selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Friedman 1998. Dalam mengatasi ketegangan, kehadiran keluarga sangat penting untuk mendorong ibu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan menstabilkan emosinya, serta memberikan motivasi yang besar terhadap ibu yang menyusui. Ibu yang memiliki kepercayaan diri tinggi rata-rata mendapatkan dukungan emosional yang kuat dari keluarga, berupa menyemangati ibu, meyakinkan, dan mendampingi ibu, sehingga ibu tersebut tidak merasa tegang dan takut saat menyusui bayinya. 68

1. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan masalah menyusui dari tenaga kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari media cetak maupun sumber lain yang mendukung. Hasil penelitian menjelaskan bahwa rata- rata ibu sudah mendapatkan dukungan informasional dengan baik. Ibu yang mendapatkan dukungan keluarga baik selalu diberikan informasi tentang kolostrum, bahkan didampingi saat memberikan kolostrum, walaupun informasi itu masih sangat umum dan dangkal. Namun, hal ini memberikan efek yang baik bagi ibu, karena dengan adanya informasi tersebut, ibu menjadi tau bahwa kolostrum tersebut harus diberikan kepada bayinya. Adapun ibu yang dukungan keluarganya kurang baik, kebanyakan tidak diberikan informasi dari keluarga mengenai kolostrum. Justru ibu lebih banyak mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan bacaan di internet. Dari 48 responden, ibu yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 33 orang , sedangkan ibu yang masuk dalam kategori kurang baik sebanyak 12 orang . Hal ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazara 2008, bahwa responden paling banyak mendapatkan informasi tentang kolostrum dari sumber informasi 69 keluarga sebanyak 16 orang 40 dari jumlah sampel 40 0rang. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga mempunyai peranan yang penting terhadap ibu. Dalam penelitian ini, kriteria ibu yang dikatakan mendapatkan dukungan informasional meliputi nasehat-nasehat, memberikan saran, mencarikan informasi dari buku atau majalah, serta menemani ibu dalam mencari informasi tentang kolostrum dari tenaga kesehatan. Apabila dari beberapa aspek tersebut sudah dilakukan oleh keluarga, maka ibu dikatakan mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Hal ini selaras dengan teori yang dungkapkan oleh House 2000, bahwa dukungan informasional mencakup pemberian nasehat, petunjuk saran dan umpan balik. Sehingga apabila dukungan informasional sudah terpenuhi, ibu cenderung akan memberikan kolostrumnya kepada bayi. Nasehat yang diberikan bukan hanya tentang kolostrum saja, tetapi nasehat tentang pentingnya ASI bagi bayi, cara pemberiannya, dan nasehat untuk tidak takut menyusui bayi karena perubahan fisik, misalkan takut kegemukan atau peubahan fisik tubuh lainnya.

2. Dukungan Penghargaan

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana keluarga bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga. Apabila ibu merasa ada sesuatu yang membuat tidak nyaman, maka keluarga sebaiknya menenangan, 70 memberi solusi terbaik, serta mengajarkan ibu bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Sebagian besar, ibu sudah mendapatkan dukungan penilaian dengan baik. Kebanyakan ibu mengatakan, keluarga selalu menerima dan menanggapi keluh kesah ibu dengan baik. Setiap ada masalah menyusui, keluarga selalu memberikan solusi dan mengarahkannya dalam hal yang positif, misalkan payudara membengkak dan keluarga menyarankan untuk mengompres dengan air. Hal ini tentu membuat ibu semakin nyaman dan percaya diri bahwa ibu dapat menyusui bayinya dengan baik. Selain itu, keluarga juga banyak mengajarkan tentang memerah asi, cara menyusui yang benar, serta membantu ibu ketika menyusui, sehingga membuat ibu tidak kebingungan saat memberikan kolostrum. Hal ini selaras dengan teori Freidman. Menurut Friedman 2003 dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyusuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Kebanyakan ibu yang mendapatkan dukungan penilaian baik langsung memberikan kolostrumnya segera setelah lahir. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu sudah mendapatkan dukungan penghargaan yang baik dari keluarga. Dukungan tersebut terjadi melalui ungkapan penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju, persetujuan dengan gagasan atau dengan individu, dan dengan individu lain. 71 Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Stuart and Sundeen 1991, bentuk dukungan penghargaan yang diberikan antara lain : 1 Penegasan keluarga memvalidasi tindakan dan perasaan 2 Mendengarkan aktif, mendukung individu, dan memberi pendapat 3 Berbicara, yaitu memberikan anggota keluarga untuk mengeluarkan pendapat. Adapun kriteria dukungan penghargaan yang diberikan keluarga dalam penelitian ini selaras dengan teori Stuart adn Sundeen 1991, meliputi kepekaaan keluarga dalam mengingatkan, menemani serta mengajarkan ibu untuk memberikan kolostrum kepada bayinya. Selain itu, keluarga juga menanyakan keluhan yang dirasakan ibu serta membeikan solusi.

3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah sumber petolongan praktis dan kongkrit untuk menyelesaikan masalah, dan dukungan emosional adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah tempat pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan mengendalikan diri. Salah satu bentuknya adalah melalui pemberian motivasi dan sebagai fasilitator serta mendengarkan seluruh keluhan-keluhan 72 anggota keluarga atau ibu terhadap masalah yang sedang dihadapinya Caplan dalam Friedman 1998. Berdasarkan penelitian, dukungan instrumental yang paling banyak diberikan oleh keluarga adalah menyediakan makan bergizi selama memberikan kolostrum. Hampir dari semua ibu mengatakan bahwa selama menyusui, makanan yang dikonsumsi selalu bergizi dan lengkap. Hal ini membuat ibu menjadi yakin bahwa ASI pertama kali akan banyak keluar dan bermanfaat bagi bayi, sehingga ibu memberikan kolostrumnya sampai hari ke tiga setelah melahirkan. Dukungan yang diberikan keluarga kebanyakan didapatkan dari ketersediaan makanan bergizi selama menyusui serta bantuan keluarga dalam mengurus pekerjaan rumah. Ibu yang mendapatkan bantuan khusus dalam mengurus rumah tangga selama pemberian kolostrum mengatakan lebih banyak kesempatan untuk memberikan kolostrum. Sesuai dengan teori yang diungkapkan House 2000, yang menyatakan bahwa dukungan instrumental mencakup bantuan secara langsung seperti ketika anggota keluarga lain memberikan, menolong, membantu menyelesaikan seseorang pada situasi tertentu. Bantuan yang diberikan bukan hanya bantuan fisik, tapi juga bantuan moral untuk saling menguatkan. Ibu yang dukungan instrumentalnya kurang rata-rata karena faktor ekonomi yang penghasilannya kurang. Ibu mengatakan tidak bisa membeli makanan yang bergizi karena keuangan keluarga yang belum 73 tercukupi. Namun, hal ini tidak membuat ibu khawatir ASI nya akan berkurang. Walaupun dukungan instrumentalnya kurang baik, sebagian ibu tetap memberikan kolostrum kepada bayi selama empat hari setelah melahirkan.

4. Dukungan Emosional

Friedman dalam Sudiharto 2007, menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Dukungan emosional keluarga menjadi sangat penting bagi ibu menyusui. Adanya rasa komitmen keluarga dalam menemani ibu saat memberikan kolostrum setelah melahirkan menjadikan ibu semangat dalam menyusui segera setelah melahirkan. Ibu yang didampingi keluarga setelah melahirkan memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan masalah- masalah yang dihadapi selama memberikan kolostrum, seperti ASI tidak keluar, puting lecet, dan lain-lain. Bentuk dukungan lain juga diberikan keluarga dengan cara menjaga suasana rumah menjadi nyaman, jauh dari keributan dan keributan, sehingga ibu lebih bisa fokus menyusui bayi. Sebagian besar, ibu sudah mendapatkan dukungan emosional baik . Ibu selalu ditanyakan keluh kesahnya selama masa pemberian kolostrum, selalu dibuat senang, agar ibu tidak stress sehingga memperlancar pemberian kolostrum. ibu yang dukungan emosional yang kurang baik rata-rata disebabkan karena 74 tinggalnya tidak bersama keluarga besar, atau ditinggal suami oergi kerja. Hal ini membuat ibu kerepotan dan merasa kurang nyaman saat menyusui, tidak ada tempat untuk berkeluh kesah, sehingga kadang ibu stress dan air susunya tidak lancar. Hal ini sejalan dengan teori Stuart and Sundeen 1991, bahwa dukungan emosional bisa diberikan melalui ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap yang bersangkutan. Bentuk-bentuk dukungan emosional yang diberikan adalah : a. Penerimaan, yaitu tidak ada stigma dari keluarga untuk anggota keluarga b. Adanya komitmen dari keluarga terhadap kesejahteraan atau berbagai beban c. Keterlibatan sosial, adanya kontak sosial dan suasana persahabatan d. Adanya dukungan timbal balik

B. Status Pemberian Kolostrum Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pisangan Berdasarkan hasil analisa, dapat dijelaskan bahwa ibu yang sebagian besar ibu telah memberikan kolostrum kepada bayinya. Beberapa faktor yang mungkin mendasari ibu memberikan kolostrum salah satu diantaranya adalah dari dukungan keluarga yang baik. Selain itu, faktor yang paling kuat adalah edukasi dari petugas kesehatan yang memberikan banyak informasi tentang kolostrum, manfaat yang didapatkan dari 75 kolostrum , serta kandungan dan efek bagi banyinya, sehingga ibu dengan senang mempunyai semangat untuk memberikan kolostrumnya. Hasil wawancara dengan sembilan responden yang tidak memberikan kolostrum, hal yang menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayinya dikarenakan ASI tidak keluar segera setelah melahirkan. Kemudian ibu memberikan susu formula kepada bayinya selama beberapa minggu setelah melahirkan. Ada beberapa ibu yang mengatakan bahwa asi yang pertama kali keluar berwarna kuning adalah susu basi. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Roesli 2008, bahwa hal-hal yang menyebabkan ibu post partum tidak memberikan kolostrum dengan segera disebabkan karena takut bayi kedinginan, lelah, kolostrum tidak segera keluar atau jumlah yang tidak memadai, serta persepsi bahwa kolostrum berbahaya bagi bayi. Penelitian yang dilakukan oleh Mustakimaningsih 2009, menyatakan bahwa sikap ibu yang negatif terhadap pemberian kolostrum dikarenakan kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat. Penelitian lain yang berhubungan dengan pemberian kolostrum dilakukan oleh Kurniawati,dkk 2011, bahwa 39,4 responden mempunyai respon yang negatif terhadap kolostrum dengan menyatakan bahwa sangat tidak setuju yaitu keluarga menyarankan untuk memberikan ASI yang berwarna kuning saat melahirkan nanti, 48,5 menyatakan tidak setuju bahwa mereka mendapat informasi dari tenaga kesehatan sehingga akan memberikan kolostrum dan 42,4 menyatakan tidak setuju bahwa tenaga kesehatan selalu mendorong dan memotivasi untuk memberikan 76 kolostrum. 15,2 responden menyatakan setuju bahwa meraka akan membuang kolostrum karena dapat menyebabkan payudara bengkak serta 54,5 responden menyatakan sikap setuju bahwa kolostrum tidak baik bagi kesehatan bayi.

C. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Persepsi Ibu tentang Status