Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

69 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan eksternal dan internal.

6.1. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Dalam analisis lingkungan eksternal dapat dicari apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang mungkin menjadi pertimbangan perusahan dalam menentukan strategi usaha ke depan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat memberikan variabel-variabel kunci apa saja yang memberikan respon dan pengaruh terhadap kondisi di BUMP PT Padi Energi Proklamasi, serta mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel kunci tersebut dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Dengan demikian, BUMP PT Padi Energi Proklamasi diharapkan mampu mengidentifikasi serangkaian faktor strategis yang menjadi penentu dalam penyusunan strategi perusahaaan. Analisis lingkungan eksternal meliputi ekonomi, sosial budaya demografis dan lingkungan, politik pemerintahan dan hukum, teknologi, kompetitif yang meliputi : persaingan antar perusahaan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk pengganti, daya tawar pemasok, daya tawar konsumen. 6.1.1. Ekonomi  Adanya Investor Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. BUMP PT Padi Energi Proklamasi dalam menjalankan usahanya di dukung oleh sumber modal dari sejumlah investor yaitu PT PEN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, Swasta dan Petani. Investor yang menanamkan sahamnya pada tahun 2010-2011 di BUMP PT Padi Energi Proklamasi dapat di lihat pada Tabel 21. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 70 Tabel 21. Nama Investor dengan Jumlah Saham yang Dimiliki di BUMP PT Padi Energi Proklmasi Tahun 2010 NO Nama Investor Jumlah Saham Disetor Juta Rupiah 1 PT PEN 500 71 2 PT Mitra Balarea 150 21 3 Gapoktan 1 H. Mansyur 30 4 4 Gapoktan II H. Sulaiman 25 4 Sumber : PT PEN 2010 Jumlah investor yang ada dengan jumlah saham yang ditanamkan untuk digunakan BUMP dalam menjalankan usahanya, ternyata masih kurang untuk memenuhi permodalan di BUMP. Selanjutnya, BUMP berupaya mencari investor baru dan mempertahankan investor yang sudah ada tetap dilakukan oleh BUMP. Sejauh ini dengan adanya dukungan investor membuat BUMP dapat terus menjalankan usahanya dan upaya untuk melakukan pengembangan usaha terus menerus ingin dilakukan.  Sulitnya Memperoleh Pinjaman dari Sumber Pembiayaan Perbankan untuk Tambahan Modal Usaha Modal merupakan salah satu kendala usaha yang masih dihadapi oleh BUMP. Kesulitan BUMP dalam memperoleh pinjaman dari sumber pembiayaan, khususnya dari perbankan adalah karena BUMP masih baru berdiri sehingga dianggap usaha yang dijalankan oleh BUMP belum stabil. Sulitnya akses modal dari Perbankan menyebabkan BUMP menjalankan usahanya dengan sumber modal yang terbatas hanya dari investor saja. 6.1.2. Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan  Meningkatnya PopulasiJumlah Masyarakat Indonesia sehingga Mening- katkan Permintaan Beras. Tingkat populasi penduduk Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia menurut provinsi sejak tahun 1971-2010 dapat di lihat pada Tabel 22. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 71 Tabel 22. Jumlah Penduduk Indonesia menurut Provinsi pada Tahun 1971-2010 Provinsi Jumlah Penduduk orang 1971 1980 1990 1995 2000 2010 Aceh 2,008,595 2,611,271 3,416,156 3,847,583 3,930,905 4,494,410 Sumatera Utara 6,621,831 8,360,894 10,256,027 11,114,667 11,649,655 12,982,204 Sumatera Barat 2,793,196 3,406,816 4,000,207 4,323,170 4,248,931 4,846,909 R i a u 1,641,545 2,168,535 3,303,976 3,900,534 4,957,627 5,538,367 J a m b i 1,006,084 1,445,994 2,020,568 2,369,959 2,413,846 3,092,265 Sumatera Selatan 3,440,573 4,629,801 6,313,074 7,207,545 6,899,675 7,450,394 B e n g k u l u 519,316 768,064 1,179,122 1,409,117 1,567,432 1,715,518 L a m p u n g 2,777,008 4,624,785 6,017,573 6,657,759 6,741,439 7,608,405 Kep. Bangka Belitung - - - - 900,197 1,223,296 Kepulauan Riau - - - - - 1,679,163 DKI Jakarta 4,579,303 6,503,449 8,259,266 9,112,652 8,389,443 9,607,787 Jawa Barat 21,623,529 27,453,525 35,384,352 39,206,787 35,729,537 43,053,732 Jawa Tengah 21,877,136 25,372,889 28,520,643 29,653,266 31,228,940 32,382,657 DI Yogyakarta 2,489,360 2,750,813 2,913,054 2,916,779 3,122,268 3,457,491 Jawa Timur 25,516,999 29,188,852 32,503,991 33,844,002 34,783,640 37,476,757 Banten - - - - 8,098,780 10,632,166 B a l i 2,120,322 2,469,930 2,777,811 2,895,649 3,151,162 3,890,757 Nusa Tenggara Barat 2,203,465 2,724,664 3,369,649 3,645,713 4,009,261 4,500,212 Nusa Tenggara Timur 2,295,287 2,737,166 3,268,644 3,577,472 3,952,279 4,683,827 Kalimantan Barat 2,019,936 2,486,068 3,229,153 3,635,730 4,034,198 4,395,983 Kalimantan Tengah 701,936 954,353 1,396,486 1,627,453 1,857,000 2,212,089 Kalimantan Selatan 1,699,105 2,064,649 2,597,572 2,893,477 2,985,240 3,626,616 Kalimantan Timur 733,797 1,218,016 1,876,663 2,314,183 2,455,120 3,553,143 Sulawesi Utara 1,718,543 2,115,384 2,478,119 2,649,093 2,012,098 2,270,596 Sulawesi Tengah 913,662 1,289,635 1,711,327 1,938,071 2,218,435 2,635,009 Sulawesi Selatan 5,180,576 6,062,212 6,981,646 7,558,368 8,059,627 8,034,776 Sulawesi Tenggara 714,120 942,302 1,349,619 1,586,917 1,821,284 2,232,586 Gorontalo - - - - 835,044 1,040,164 Sulawesi Barat - - - - - 1,158,651 M a l u k u 1,089,565 1,411,006 1,857,790 2,086,516 1,205,539 1,533,506 Maluku Utara - - - - 785,059 1,038,087 Papua Barat - - - - - 760,422 Papua 923,440 1,173,875 1,648,708 1,942,627 2,220,934 2,833,381 INDONESIA 119,208,229 147,490,298 179,378,946 194,754,808 206,264,595 237,641,326 Keterangan : Data berdasarkan sensus penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Sensus Penduduk Antar Sensus supas 1995 Angka Sementara Sumber : BPS 2010 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 72 Berdasarkan Tabel 22 dapat di lihat bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun. Melalui peningkatan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan bertambahnya kebutuhan konsumsi beras, maka jumlah produksi padi juga harus meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk tersebut di respon sangat baik oleh BUMP, sehingga upaya untuk meningkatkan produksi padi terus menerus dilakukan, karena produksi padi yang dilakukan akan menolong bertambahnya pasokan beras bagi masyarakat Indonesia.  Lahan Pertanian Semakin Sempit Lahan pertanian semakin sempit dan terpecah terfragmentasi oleh pembangunan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada petani binaan BUMP PT Padi Energi Proklamasi, diperoleh informasi bahwa lahan produktif seperti sawah banyak yang beralih fungsi menjadi kompleks pertokoan, perkantoran, perumahan dan industri. Akhir-akhir ini kecenderuangan para petani menjual lahan pertaniannya kepada pengusaha yang memiliki usaha di sektor lain. Sebagaian lahan yang tersisa kurang produktif, luasnya sempit dan lokasinya terpencar. Kemudian petani banyak yang beralih profesi atau bekerja sampingan sebagai buruh bangunan, pedagang dan tukang ojeg. 6.1.3. Politik, Pemerintahan dan Hukum  Kebijakan Pemerintah dalam Pemberian Subsidi pada Benih Padi, Pupuk, dan Saprotan Lainnya Sumber utama pemasok benih padi, pupuk dan saprotan kepada BUMP adalah PT Shang Hyang Seri, PT Pertani, dan PT Pupuk Kujang melalui PT PEN. Menurut hasil wawancara dan observasi bahwa benih padi, pupuk dan saprotan yang diterima oleh BUMP untuk didistribusikan kepada petani sebagian besar memiliki subsidi dari pemerintah khususnya benih padi dan pupuk. Adanya subsidi dapat dirasakan oleh petani melalui BUMP, karena biasanya harga yang diberlakukan oleh BUMP dalam penjualan saprotan kepada petani berada di bawah harga pasar. Hal ini cukup membantu BUMP dan petani sehingga biaya produksinya bisa lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan benih padi dan pupuk yang tidak bersubsidi. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 73  Regulasi Kebijakan Kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL dan Bahan Bakar Minyak BBM Dalam Negeri Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak. Kebijakan-kebijakan baru ini memberikan indikasi bahwa pemerintah akan mengurangi bahkan menarik subsidi yang selama ini ada. Penarikan subsidi tersebut meningkatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mengkonsumsi BBM dan TDL. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengenai kenaikan BBM dan TDL adalah :  Kenaikan tarif dasar listrik sebesar 8,19 persen yang disahkan melalui Keputusan Presiden no 832001  Kenaikan tarif dasar listrik sebesar 6 persen setiap tiga bulan terhitung sejak 1 Januari 2002 Keppres no 1332001  Keppres no 742003 tentang kenaikan tarif dasar listrik triwulan IV tahun 2003  Kenaikan tarif dasar listrik secara nasional rata-rata sebesar 10 persen terhitung sejak 1 Juli 2010  Kenaikan harga BBM sebesar 20 persen mulai bulan april 2001  Kenaikan harga BBM sebesar 30 persen mulai 15 juni 2001  Kenaikan harga BBM sebesar 22 persen mulai 17 Januari 2002 melalui Keppres no 92002  Kenaikan harga BBM mulai 1 Maret 2005 dengan kompensasi bagi masyarakat miskin di bidang pendidikan dan kesehatan  Kenaikan harga BBM per 1 Juni 2007 untuk jenis premium naik 8,8 persen, minyak tanah naik 2,9 persen, minyak solar naik 5,0 persen, minyak diesel naik 3,3 persen, dan minyak bakar naik 3,1 persen. Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah memperlihatkan konsistensi pemerintah dalam penarikan subsidi terhadap listrik dan bahan bakar minyak secara berkelanjutan. Pengaruh langsung yang dirasakan oleh BUMP yaitu penggunaan listrik dan bahan bakar di kantor dan untuk transportasi baik perusahaan maupun petani, sehingga kenaikan tarif dasar listrik akan meningkatkan biaya produksi dan biaya operasional dalam jumlah yang signifikan dan sekaligus menyebabkan terjadinya inflasi. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 74  Kebijakan Pemerintah dalam Pemberian Ijin Impor Beras Kebijakan impor beras yang dikeluarkan pemerintah dan dijalankan melalui bulog ternyata membawa dampak yang kurang baik bagi BUMP, misalnya harga beras impor yang relatif murah jika dibandingkan beras yang dihasilkan oleh BUMP. Adanya persaingan harga beras yang tinggi di pasar menjadi ancaman yang cukup serius untuk dihadapi oleh BUMP. Sejak tahun 2009 hingga tahun 2011 BUMP hanya berhasil satu kali melakukan pengolahan padi menjadi beras dan memasarkannya, akan tetapi dengan persaingan yang tinggi tersebut mengakibatkan BUMP merasa perlu menerapkan strategi yang baik serta dapat berinovasi agar dapat menekan biaya produksi, sehingga mampu menjual beras dengan harga yang tidak terlalu jauh di bandingkan harga pasar. Harga pokok produksi HPP beras BUMP sebesar RP. 5.500 – Rp. 6.000kg sebelum ditambah persentase laba yang ingin diambil, sedangkan harga beras di pasar ada yang dibawah harga tersebut. Untuk menyikapi hal ini seharusnya pemerintah dapat memproteksi perberasan nasional dari perdagangan beras internasional yang tidak adil. Harga beras internasional sebenarnya adalah harga dumping yaitu harga yang di subsidi produksi dan ekspornya. Menurut para petani binaan berdasarkan pengisian kuisioner, apabila BUMP dapat melakukan pembelian hasil panen petani dengan kontinu dan mengolahnya menjadi beras maka akan dapat meningkatkan nilai tambah yang akan mempengaruhi peningkatan pendapatan para petani. Harapan ke depan yang diinginkan, BUMP mampu membeli hasil panen petani dengan harga di atas pembelian pihak lain sehingga dalam hal ini BUMP harus menerapkan strategi yang tepat.  Intervensi Pemerintah dalam Penetapan Harga GKPBeras Perbedaan harga antar musim mendorong insentif buat penggilingan padi dan pedagang serta menggerakkan ekonomi pedesaan dan perdagangan antar wilayah. Adanya intervensi pemerintah dalam penetapan harga GKPBeras melalui dikeluarkannya Inpres baru No.132005 yang berlaku mulai Januari 2006, membuat harga pembelian pemerintah HPP naik cukup tinggi hampir 30 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 75 persen. Diperkirakan HPP Gabah Kering Panen GKP sebesar Rp. 1.730kg, Gabah Kering Giling GKG Rp. 2.280 dan harga beras Rp. 3.400 – Rp. 3.500kg. Saat pemerintah menyatakan ingin membeli beras dalam negeri di musim paceklik, maka kecenderungan hal ini dilihat oleh pasar sebagai gambaran sudah menipisnya stok beras pemerintah. Kemudian pernyataan terjadinya defisit beras nasional tersebut akan mendorong harga naik. Intervensi pemerintah dalam penetapan harga GKPBeras ini mendorong BUMP untuk tetap dapat melakukan usahanya, baik dalam pembelian padi hasil panen petani hingga sampai mengolah hasil panen padi menjadi beras yang siap di pasarkan. Tentunya hal ini akan mendatangkan pendapatan yang lebih besar.  Tingkat Keamanan dalam Negeri yang Belum Stabil Stabilitas Keamanan Nasional Masalah stabilitas keamanan di dalam negeri, selain mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia juga mempunyai dampak positif terhadap para investor asing yang akan menanamkan investasinya di Indonesia. Perekonomian yang baik akan memberikan peluang kerja kepada masyarakat. Keamanan yang baik akan membantu berjalannya kegiatan usaha khususnya di BUMP PT Padi Energi Proklamasi. Keamanan yang baik tersebut membantu BUMP dalam menjalankan usahanya, seperti pengiriman bahan baku ke BUMP PT Padi Energi Proklamasi. Selain itu, distribusi kepada petani dapat berjalan dengan lancar dan pengiriman hasil panen petani baik dalam bentuk GKP maupun sudah diolah dalam bentuk beras untuk dipasarkan akan lancar. Tingkat keamanan dalam negeri yang masih belum stabil dapat dilihat dari adanya masalah yang terjadi, salah satunya adalah masalah dalam SARA Suku, Agama dan Ras yang berpengaruh terhadap berbagai usaha yang dilakukan dalam negeri. BUMP memang tidak terlibat langsung dalam masalah SARA, akan tetapi di daerah lain yang berdekatan dengan wilayah Karawang tempat kejadian adanya masalah SARA tersebut membawa pengaruh bagi keberlangsungan bisnis BUMP. Hal tersebut dapat mempengaruhi keinginan investor untuk mengalokasikan sejumlah sahamnya di BUMP. Dalam hal ini BUMP berupaya mengurangi pengaruh tersebut dengan tetap menjaga kepercayaan investor bahwa Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 76 BUMP bersih dari masalah tersebut sehingga tetap dapat mempromosikan BUMP kepada investor yang lain dan mengharapkan pemerintah dapat menyelesaikan setiap masalah yang ada dan menanganinya dengan baik sehingga tercipta stabilitas keamanan dalam negeri yang baik.  Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan tercatat dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMNKepala Badan Pembina BUMN No.:Kep-216M-PBUMN1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.:Kep-236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dan terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05MBU2007 tanggal 27 April 2007. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL yang diperoleh dari sejumlah BUMN. Dana PKBL diberikan oleh BUMN kepada suatu usaha dengan ketentuan : pemberian pinjaman untuk modal kerja atau pembelian aktiva tetap produktif, usaha yang dibiayai semua sub-sektor industri, perdagangan, peternakan, perkebunan, jasa, memiliki kriteria sebagai usaha kecil termasuk usaha mikro yaitu memiliki kekayaan bersih maksimal 200 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, usaha milik warga negara Indonesia. Berbentuk usaha orang, perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum maupun yang memiliki badan hukum, mempunyai potensi untuk dikembangkan. Badan Usaha Milik Petani PT Padi Energi Proklamasi telah menerima dana PKBL dari sejumlah BUMN khususnya di Jabar, mulai disalurkan dan dikelola untuk pengembangan usaha tanaman padi para petani. Penyaluran dan penggunaan dana PKBL bagi pengembangan agribisnis tanaman padi dinilai sebagai langkah yang tepat untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan petani. Perjanjian pinjaman dilakukan langsung oleh BUMN dengan para petani binaan BUMP, hal ini menyangkut ketentuan penyaluran dana PKBL harus langsung dengan para petani yang dibina dengan jaminan agunan berupa sertifikat dari petani dan yang berhak memperoleh dana tersebut hanya petani yang tercatat Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 77 sebagai petani binaan BUMP PT Padi Energi Proklamasi. Walaupun dalam perjanjian pemberi dana PKBL langsung dengan petani binaan, akan tetapi kolektibilitas akan menjadi tanggungjawab BUMP karena pada proses pengembalian dana PKBL tersebut menjadi tanggungjawab BUMP. Petani dapat mengembalikan kepada BUMP dengan cara kredit mencicil sesuai kemampuannya masing-masing dalam kurun waktu yang sudah disepakati terlebih dahulu. Pemberian pinjaman dana PKBL yang telah disetujui untuk setiap hektar sawah permusim tanam adalah Rp. 3.180.000,- kemudian dana PKBL tersebut akan dikembalikan dengan biaya administrasi enam persentahun atau 0,5 persenbulan. Perjanjian petani dengan BUMN sekaligus mengikat petani menjadi binaan BUMP, setelah memperoleh dana PKBL sebagai modal kerja, petani akan diberikan saprotan dan pengawalan pada saat budidaya on farm sedangkan untuk penjualan hasil panen petani bebas menjual kemana saja dan tidak diwajibkan menjual ke BUMP, akan tetapi dana PKBL yang di pinjam oleh petani harus dikembalikan dalam kurun waktu yang sudah disepakati. Berdasarkan pengisian kuisioner oleh petani binaan maka diperoleh hasik bahwa semua petani binaan mengharapkan adanya dana PKBL sebagai modal awal kerja yang dapat mereka gunakan. Sistem pengembalian dari dana tersebut yang mereka rasakan sejauh ini cukup membantu karena dapat dicicil atau dibayar pada saat panen. Petani binaan berharap agar BUMP dapat tetap menjalin kerjasama yang baik dengan sejumlah BUMN yang menjadi sumber PKBL serta dapat mengelola sistem penyaluran dana tersebut dengan baik sehingga tidak terjadi keterlambatan dana tersebut sampai kepada petani.

6.1.4. Teknologi

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini baik berupa alat maupun inovasi baru yang ada dimanfaatkan dengan baik oleh BUMP, dalam hal budidaya, panen maupun pengolahan hasil panen padi. Perkembangan teknologi tersebut yang saat ini berkembang yaitu traktor pada saat pengolahan lahan, sistem tanam benih langsung TABELA, Threaser untuk merontokkan padi setelah di panen dan berbagai alat pengolahan padi lainnya. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 78 Selain teknologi berupa alat, teknologi berupa informasi terbaru mengenai bisnis penjualan saprotan, pengawalan petani dalam budidaya padi serta pengolahan hasil panen padi dapat diakses oleh BUMP dengan menggunakan media informasi. Penggunaan teknologi yang tepat guna dapat mempermudah suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya mulai dari inovasi produk sampai dengan yang terkait dengan administrasi. Teknologi hasil adopsi yang diperoleh dari media informasi kemudian diterapkan di BUMP, melalui teknologi tersebut diharapkan dapat membuat kondisi BUMP lebih baik dan pelayanan kepada petani binaan juga dapat ditingkatkan melalui teknologi yang ada. Pengawalan teknologi yang dilakukan BUMP sebenarnya sangat dibutuhkan oleh petani binaan, sebesar 83.33 persen petani binaan menjawab agar kegiatan pengawalan teknologi dapat ditingkatkan oleh BUMP. Penerapan teknologi yang ada akan dapat meningkatkan produksi padi serta informasi yang tepat dan jelas mengenai teknologi yang tepat untuk digunakan oleh petani sebaiknya disampaikan oleh BUMP secara rutin.

6.1.5. Kompetitif a.

Persaingan Antar Perusahaan  Adanya Pesaing dalam Penjualan Saprotan dan Penyedia Sumber Pembiayaan Bagi Petani Tengkulak Persaingan antar perusahan yang bergerak dalam penyediaan saprotan banyak ditemukan, pelaku usaha ada yang berbentuk kelompok maupun individu. Banyaknya pelaku usahan penyediaan saprotan di Kabupaten Karawang disebabkan karena daerah tersebut adalah salah satu sentral produksi padi di Indonesia, sehingga memberikan peluang yang besar bagi para pelaku usaha untuk terus berupaya sebaik mungkin ditengah tingginya persaingan yang dihadapi. Sebagian besar responden petani binaan mengatakan bahwa mereka akan membeli saprotan dari pihak lain apabila terjadi keterlambatan datangnya saprotan dari BUMP. Penyediaan sumber permodalan dari BUMP maupun dana PKBL yang diperoleh petani ternyata dapat menjadikan BUMP semakin kuat dalam memasuki persaingan, khususnya dengan adanya ancaman dari pihak yang menjadi sumber Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 79 pembiayaan bagi petani yang sudah ada lebih awal dari BUMP seperti tengkulak. Agar dapat memenangkan persaaingan tersebut BUMP harus dapat memanfaatkan adanya dana PKBL sebagai dana awal bagi petani dalam menjalankan usahataninya sehingga BUMP tetap dapat menjalankan usahanya ditengah persaingan yang ada, mengingat bunga pinjaman yang dibebankan kepada petani oleh sumber permodalan di luar BUMP ternyata lebih tinggi daripada biaya administrasi PKBL sebesar enam persen per tahun. Kegiatan pengawalan yang dilakukan oleh BUMP untuk mengawasi para petani binaan pada saat budidaya on farm memberikan nilai tambah bagi BUMP karena tidak banyak pelaku usaha yang menjalankan hal yang sama, respon petani dalam hal ini juga sangat baik karena dengan adanya pengawalan yang baik maka petani dibantu agar dapat menjalankan sistem budidaya yang baik dan dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian seperti gagal panen akibat hama dan penyakit pada tanaman. Pembelian maupun pengolahan padi hasil panen petani yang sering dilakukan oleh berbagai pihak membuat BUMP harus memiliki strategi yang baik agar mampu menghadapi persaingan yang ada, persaingan dalam hal ini lebih direspon dengan baik oleh pihak yang menjalankan usaha yang sama. Pembelian maupun pengolahan padi hasil panen petani ternyata dapat mendatangkan pendapatan yang besar, karena dengan memberikan nilai tambah pada produk olahan dari padi maka akan memberikan keuntungan besar bagi pelaku usaha. Sebanyak 56.67 persen petani binaan menjawab bahwa sebelum menjadi anggota BUMP, mereka sering melakukan peminjaman modal awal kepada tengkulak dan dibayar pada saat panen. Biasanya bunga pinjaman tersebut sangat tinggi bahkan dapat mencapai di atas 50 persen dan padi hasil panen petani juga sering dijual kepada tengkulak karena sudah terjebak hutang terlebih dahulu. Harga pembelian hasil panen jika menjual kepada tengkulak ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh BUMP, contohnya seperti pada tahun 2010 petani yang menjual hasil panennya kepada tengkulak dibayar dengan harga Rp 2.800 – Rp 2.900kg sedangkan jika menjual kepada BUMP harga bisa mencapai Rp 3.100kg. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 80 Tengkulak dan pihak lain yang menjadi pesaing BUMP pada umumnya telah terlebih dahulu ada di daerah Karawang sehingga ancaman tersebut harus dapat ditangani dengan baik dengan melakukan strategi yang tepat dalam menjalankan bisnisnya. Peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada petani binaan adalah salah satu cara yang dapat membuat BUMP mampu memenangkan persaingan yang ada.

b. Potensi Masuknya Pesaing Baru