Tabel 1.2 Presentase Pencapaian Kinerja PT. Carsurindo Superintendent
Tahun 2008 sd 2010 Tahun
Tenaga Kerja Target Rp
Realisasi Rp Persentase
2008 25
2.320.456.000 1.958.762.000
84.41 2009
28 2.978.873.000
2.690.974.000 90.33
2010 30
3.576.785.000 3.356.730.000
93.85
Sumber: PT. Carsurindo Superintendent
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas ditunjukkan kinerja dan pencapaian target atau realisasi target dari setiap karyawan dalam bentuk persentase. Pencapaian
target tersebut sangat erat kaitannya dengan program pengembangan yang diberikan oleh perusahaan kepada masing-masing karyawan.
Berdasarkan adanya pengaruh lingkungan kerja dan pengembangan karyawan terhadap kinerja karyawan maka penulis tertarik untuk memilih judul
“Pengaruh Lingkungan Kerja dan Pengembangan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Carsurindo Superintendent, Medan”
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah lingkungan kerja kondisi fisik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Carsurindo Superintendent, Medan
2. Apakah pengembangan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Carsurindo Superintendent, Medan
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan pengembangan pegawai terhadap
kinerja karyawan PT. Carsurindo Superintendent, Medan”.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi
kepada perusahaan dalam mengelola masalah lingkungan kerja, pengembangan pegawai dan kinerja karyawan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan serta
memperluas wahana berfikir secara ilmiah dalam bidang sumber daya manusia.
c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang
yang sama yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lingkungan Kerja
2.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja.
Cikmat dalam Nawawi, 2003:292 menyatakan bahwa “lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi
bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerjasama dalam suatu organisasi”. Sedangkan Lussier dalam Nawawi, 2003:293 mengartikan bahwa
“lingkungan kerja adalah kualitas internal organisasi yang relatif berlangsung terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya”. Menurut Sedarmayanti 2001:1
mendefinisikan “lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah suatu tempat dimana anggota organisasi melaksanakan
pekerjaannya dan merupakan suatu kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan sifat dan persepsi subjektif bersama dari anggotanya yang hidup dan bekerja
secara bersama yang berlangsung secara terus menerus serta menghasilkan tindakan berkesan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti 2001:21 menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : a lingkungan kerja fisik,
dan b lingkungan kerja non fisik. Menurut Sedarmayanti 2001:21, “Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung”.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : 1.
Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan,
maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai
dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi
lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman,
Universitas Sumatera Utara
dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik
dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang
mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja. Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti 2001:21 yang
dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :
1. PeneranganCahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan cahaya yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan
pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
2. Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal,
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk
menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar
Universitas Sumatera Utara
tubuh tidak lebih dari 20 untuk kondisi panas dan 35 untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap
karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.
3. Kelembaban di Tempat Kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh
temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan
kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya
denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan
kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan
sukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan
memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah
bekerja.
5. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :
a. Lamanya kebisingan
b. Intensitas kebisingan
c. Frekwensi kebisingan
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
Universitas Sumatera Utara
6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan
akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun
frekwensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara
umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal : a.
Kosentrasi bekerja b.
Datangnya kelelahan c.
Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain.
7. Bau-bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus
menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.
8. Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik- baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan
dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa
Universitas Sumatera Utara
senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
9. Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan
cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
10. Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh
karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan
mengganggu konsentrasi kerja.
11. Keamanan di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga
keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan SATPAM.
2.1.4. Indikator-indikator Lingkungan Kerja
Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti 2001:46 adalah sebagai berikut :
1. Penerangan
2. Suhu udara
3. Suara bising
Universitas Sumatera Utara
4. Penggunaan warna
5. Ruang gerak yang diperlukan
2.2. Pengembangan Karyawan
2.2.1. Pengertian Pengembangan Karyawan
Pengembangan development adalah fungsi operasional kedua dari manajemen personalia. Pengembangan karyawan barulama perlu dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan
karyawan.
Pengembangan karyawan adalah suatu usaha atau cara untuk meningkatkan kemampuan secara teoritis, teknis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
pekerjaanjabatan melalui pendidikan dan latihan, promosi dan pemindahan karyawan Hasibuan, 2000:69
Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan
yang dibutuhkan perusahaan saat ini maupun untuk masa depan. Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan
moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan
pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Tujuan Pengembangan Karyawan
Pengembangan menyangkut beberapa hal yang bermanfaat bagi perusahaan, karyawan dan konsumen atau masyarakat yang mengkonsumsi
barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, beberapa hal tersebut yaitu : a.
Produktifitas kerja Dengan pengembangan produktifitas kerja karyawan akan meningkat kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik.
b. Efisiensi
Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya
produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar. c.
Kerusakan Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,
produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
e. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik
Universitas Sumatera Utara
merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan.
f. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. g.
Karier Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan
semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
h . Konseptual Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil
keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill-nya lebih baik.
i. Kepemimpinan Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer iiknn lebih baik. human
relationsnya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerja sama vertikai dan horizontal semakin harmonis.
j. Balas Jasa Dengan pengembangan, balas jasa gaji, upah insentif, dan benefits karyawan
akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
k. Konsumen Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat
konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu.
2.2.3. Manfaat Pengembangan Karyawan
Manfaat pengembangan karyawan dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi karyawan atau individu dan dari segi organisasi. Dari segi karyawan atau
individu, pengembangan karyawan dapat memberi manfaat dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan, terutama penemuan-penemuan terakhir dalam bidang
ilmu pengetahuan. b.
Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama.
c. Merubah sikap.
d. Memperbaiki atau menambah imbalan atau balas jasa yang diperoleh dari
organisasi tempat bekerja. Sedangkan dari segi organisasi, pengembangan karyawan dapat
memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut : a.
Menaikkan produktifitas karyawan. b.
Menurunkan biaya. c.
Mengurangi turnover karyawan. d.
Memungkinkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya ketiga manfaat tersebut lebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
e. Memperbaiki image kepada organisasi, sebagai suatu organisasi yang progesif
sehingga bisa menarik calon-calon karyawan yang terbaik untuk mengisi lowongan-lowongan organisasi.
2.2.4. Jenis-jenis Pengembangan
Jenis pengembangan dikelompokkan atas: pengembangan secara informal dan pengembangan secara formal.
a. Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha
secara mandiri, melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku- buku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengem-
bangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini
bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar, di samping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.
b. Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk
mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan. Pengembangan
secara formal dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa datang, yang sifatnya nonkarier atau peningkatan karier seorang karyawan.
2.2.5. Pelaksanaan Usaha Pengembangan Karyawan
Kegiatan organisasi atau manajemen yang ditujukan untuk melaksanakan program pengembangan karyawan dapat dilaksanakan melalui tiga cara, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Melalui Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan bagi para karyawan adalah proses memberi bantuan kepada para karyawan agar dapat memiliki efektifitas dalam pekerjaannya
yang sekarang maupun di kemudian hari, dengan jalan mengembangkan pada dirinya kebiasaan berpikir dan bertindak, keterampilan, pengetahuan dan sikap
serta pengertian yang tepat untuk melaksanakan pekerjaannya. 1
Pengertian Pendidikan Pendidikan yaitu suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan
dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang pengetahuan umum, termasuk peningkatan penguasaan teori pengambilan
keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan organisasi. 2
Pengertian Latihan Menurut Robert L.Mathis dalam Moenir 2001:25, latihan adalah suatu
proses belajar yang menghendaki kemampuan konsep, sikap atau pengetahuan dari orang – orang untuk membantu mereka mencapai tujuan.
b. Melalui Promosi
Istilah promosi promotion berarti kemajuan, maju ke depan, pemberian status penghargaan yang lebih tinggi. Promosi adalah perubahan kedudukan
seorang karyawan dalam rangkaian susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi dari keadaan semula ditinjau dari segi tanggung jawab, syarat-
syarat kerja maupun penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
1 Manfaat Promosi
Promosi sangat penting dalam rangka pembinaan dan pengembangan karyawan, karena promosi dapat memberikan manfaat dalam hal-hal
sebagai berikut : a
Promosi merupakan motivasi bagi karyawan untuk lebih maju dan lebih mengembangkan bakat, prestasi dan kariernya.
b Promosi merupakan usaha meningkatkan semangat dan gairah kerja
karyawan. c
Promosi merupakan usaha mengisi formasi jabatan dengan mempergunakan sumber tenaga kerja dari dalam.
2 Tujuan Promosi
Tujuan pokok dari pelaksanaan program promosi,antara lain : a
Mempertinggi semangat kerja b
Menjamin stabilitas karyawan c
Realisasi untuk mamajukan karyawan c.
Melalui Pemindahan Karyawan Pemindahan atau mutasi adalah kegiatan dari pimpinan organisasi untuk
memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain yang dianggap setingkat atau sejajar.
Manfaat pemindahan karyawan adalah : 1
Memenuhi kebutuhan tenaga dibagianunit yang kekurangan tenaga tanpa merekrut dari luar.
Universitas Sumatera Utara
2 Memenuhi keinginan karyawan sesuai dengan minat dan bidang tugasnya
masing-masing. 3
Menjamin keyakinan karyawan, bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena kekurang mampuan atau kekurang cakapan mereka.
4 Memberikan motivasi kepada karyawan.
5 Mengatasi rasa bosan karyawan pada pekerjaan,jabatan dan tempat kerja
yang sama.
2.3.
Kinerja Karyawan
2.3.1
Definisi Kinerja
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja
organisasi Malthis John, 2000:78. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesunggunya yang dicapai seseorang. Menurut Mangkunegara 2000: 67 “kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan
oleh seorang karyawan untuk mencapai tujuan yang diharapkan ”. Sopiah 2008:58 menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi kinerja
seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptaka kenyamanan
tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang
Universitas Sumatera Utara
tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan memberi dampak negative
yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai setiap karyawan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap perusahaan. Penilaian kinerja merupakan proses
yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan perusahaan.
2.3.2. Penilaian Kinerja
Menurut Handoko 2001:122 penilaian kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat
dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan diwaktu
yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi
.
Sutrisno 2009:164 menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta
persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Hasibuan, 2000: 59 unsur-unsur penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 1.
Prestasi Penilaian hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat di hasilkan
karyawan.
Universitas Sumatera Utara
2. Kedisiplinan
Penilaian disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan intruksi yang diberikan kepadanya.
3. Kreatifitas
Penilaian kemampuan karywan dalam mengembangkan kreatifitas untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna dan
berhasil guna. 4.
Bekerja sama Penilaian kesediaan karyawan berpartipasi dan bekerja sama dengan karyawan
lain secara vertikal atau horizontal didalam maupun diluar sehingga hasil pekerjaannya lebih baik.
5. Kecakapan
Penilaian dalam menyatukan dan melaraskan bermacam-macam elemen yang terlibat dalam menyusun kebijaksanaan dan dalam situasi manajemen.
6. Tanggung jawab
Penilaian kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang
digunakan, serta perilaku pekerjaannya.
2.3.3. Indikator-indikator kinerja
Menurut Sutrisno 2009:152 ada enam indikator dari kinerja yakni: 1.
Hasil kerja meliputi tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh
mana pengawasan dilakukan
Universitas Sumatera Utara
2. Pengetahuan pekerjaan
Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja
3. Inisiatif
Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul
4. Kecekatan Mental
Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada
5. Sikap
Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan
6. Disiplin Waktu dan Absensi
Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran
2.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Menurut Mathis 2002:80 dalam pembahasan mengenai permasalahan
kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang menyertai diantaranya.
1. Faktor kemampuan ability
Secara psikologis kemampuan ability karyawan terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge dan skill
artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata 110-120 denga pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
Universitas Sumatera Utara
mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka akan lebih mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. 2.
Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap atitude seorang karyawan dalam
menghadapi situasi situation kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.
2.3.5 Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun prinsip dasar
manajemen kinerja menurut Wibowo 2007:11 adalah sebagai berikut: 1.
Kejujuran Kejujuran menunjukkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur
diantara manajer, pekerja dan rekan kerja. Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta dan memberikan
pertimbangan dan perasaan. 2.
Pelayanan Setiap aspek dalam proses kinerja harus memberikan pelayanannya kepada
setiap pekerja, manajer, pemilik dan pelanggan, dalam proses manajemen kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan
perencanaan kinerja.
Universitas Sumatera Utara
3. Tanggung Jawab
Merupakan prinsip dasar dari pengembangan kinerja dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan
untuk mencapai tujuan mereka. Pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbarui.
4. Perumusan Tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi,
sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki dan selanjutnya tujuan yang telah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan di tingkat yang
lebih rendah, seperti divisi, departemen, tim dan karyawan 5.
Komunikasi Dua Arah Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka, jujur
serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan. Komunikasi dua arah ini akan menunjukkan adanya sikap
keterbukaan dan saling pengertian antara dua pihak.
2.4. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan
Lingkungan kerja merupakan alat perkakas yang akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan jika lingkungan yang ada diperusahaan itu baik.
Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan maupun bawahan, serta didukung oleh
Universitas Sumatera Utara
sarana dan prasarana yang memadai yang ada ditempat bekerja akan membawa dampak positif bagi karyawan, sehingga kinerja meningkat.
Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dimana karyawan tidak akan mungkin dapat melakukan pekerjaan sebagaimana yang
diharapkan tanpa ditunjang oleh lingkungan yang mendukung dan kenyamanan karyawan didalam menjalankan pekerjaan sehari-hari sangat tergantung pada
lingkungan tempat mereka bekerja. Jika ada hal-hal yang menganggu pada lingkungan tempat karyawan bekerja maka secara langsung akan berdampak
buruk pada konsentrasi bekerja yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja.
2.5. Hubungan Pengembangan Karyawan dengan Kinerja Karyawan