Responden pada kedua sekolah dasar ini paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 39 orang 70,9 sementara responden laki-laki hanyak sebanyak 16 orang
29,1. Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah Sarjana yaitu sebanyak 29 orang 52,7, sedangkan yang paling sedikit adalah
Diploma sebanyak 9 orang 16,4. Dalam hal masa kerja, sebanyak 25 orang 45,5 responden memiliki masa kerja 20 tahun dan paling sedikit memiliki masa
kerja 11-20 tahun yaitu 10 orang 18,2.
4.3. Sumber Informasi tentang Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan
Pertanyaan tentang sumber informasi mengenai makanan yang mengandung bahan tambahan pangan meliputi dari mana saja responden mendapat sumber
informasi tentang bahan tambahan pangan dan bagaimana tanggapan responden terhadap informasi yang diterima. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan.
No. Sumber Informasi
Jumlah Persentase
1. 2.
3. 4.
Media Cetak Media Elektronik
Petugas Kesehatan Keluarga kerabat
36 51
12 23
65,5 92,7
21,8 41,8
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa sumber informasi yang diperoleh guru SD terhadap makanan yang mengandung bahan tambahan pangan paling banyak
berasal dari media elektronik yaitu sebanyak 51 orang 92,7 dan hanya 12 orang 41,4 mendapatkan informasi dari petugas kesehatan. Berdasarkan sumber
Universitas Sumatera Utara
informasi yang diperoleh, responden menyatakan yakin dan percaya terhadap sumber informasi tentang makanan yang mengandung bahan tambahan pangan.
4.4. Pengetahuan Responden tentang Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan.
Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka pengetahuan dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni pengetahuan baik, sedang dan kurang. Hasil
pengukurannya dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Makanan yang
Mengandung Bahan Tambahan Pangan.
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap makanan yang mengandung bahan
tambahan pangan yaitu sebanyak 48 orang 87,3, sedangkan sebagian responden lagi, yaitu sebanyak 7 orang 12,7 memiliki tingkat pengetahuan yang sedang.
Pengetahuan responden yang diukur meliputi pengertian BTP, tujuan penggunaan BTP, Jenis-jenis BTP yang digunakan, persyaratan penggunaan BTP,
efek dampak pengunaan BTP terhadap kesehatan dan ciri-ciri makanan yang menggunakan BTP. Gambaran pengetahuan responden dapat dilihat dari tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Makanan yang
Mengandung Bahan Tambahan Pangan. No.
Pengetahuan N
1 Pengertian bahan tambahan pangan :
a. Bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan
40 72,2
No. Pengetahuan
Jumlah Persentase
1. 2.
3. Baik
Sedang Kurang
48 7
87,3 12,7
Total 55
100
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah dan ukuran tertentu yang berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta
memperpanjang masa simpan. 2
b. Bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan agar
makanan lebih tahan lama. 1 c.
Tidak tahu. 0 13
2 23,6
3,6 Jumlah
55 100,0
2 Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan :
a. Membuat makanan menjadi lebih menarik. 1
b. Meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas
daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan.
2
c. Tidak tahu. 0
22 30
3 40,0
54,5
5,5 Jumlah
55 100,0
3 Jenis-jenis bahan tambahan pangan :
a. Bahan pengawet makanan. 1
b. Pewarna bahan pangan, bahan pemanis makanan,
penyedap rasa dan aroma makanan, antikempal pada makanan, antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman,
pemutih makanan. 2
c. Tidak tahu. 0
4 49
2 7,3
89,1
3,6 Jumlah
55 100,0
4 Syarat penggunaan bahan tambahan pangan :
a. Tidak mahal harganya. 1
b. Tidak membahayakan kesehatan konsumen. 2
c. Tidak tahu. 0
15 38
2 27,3
69,1 3,6
Jumlah 55
100,0 5
Alasan Rhodamin B tidak boleh ditambahkan ke dalam makanan :
a. Karena Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis
yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. 2 b.
Karena Rhodamine B tidak baik ditambahkan kedalam makanan. 1
c. Tidak tahu. 0
41 13
1 74,5
23,6 1,8
Jumlah 55
100,0 6
Bahan tambahan pangan dilarang : a.
Karena dapat menyebabkan ketergantungan bagi yang mengonsumsi. 1
b. Karena membahayakan kesehatan bahkan dapat
menyebabkan penyakit kanker. 2 c.
Tidak tahu. 0 5
50 9,1
89,1
Jumlah 55
100,0 7
Penggunaan bahan tambahan itu baik atau tidak :
Universitas Sumatera Utara
a. Baik, apabila penggunaannya sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. 2 b.
Tidak baik, karena dapat membahayakan bagi kesehatan. 1
c. Tidak tahu. 0
23 30
2 41,8
54,5 3,6
Jumlah 55
100,0 8
Alasan pedagang tidak boleh menambahkan formalin, boraks, dan rhodamin b ke dalam makanan yang mereka jual :
a. Karena formalin, boraks, dan rhodamin b sangat berbahaya
bagi kesehatan karena dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kanker. 2
b. Karena dapat menyebabkan sakit perut. 1
c. Tidak tahu. 0
45
10 81,8
18,2
Jumlah 55
100,0 9
Ciri-ciri makanan yang mengandung pengawet : a.
Makanan tidak tahan lama. 1 b.
Makanan dapat bertahan lama. 2 c.
Tidak tahu. 0 3
49 3
5,5 89,1
5,5 Jumlah
55 100,0
10 Ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pewarna :
a. Warna makanan sangat mencolok dan terlihat sangat
menarik. 2 b.
Warna makanan terlihat menarik. 1 c.
Tidak tahu. 0 46
9 83,6
16,4
Jumlah 55
100,0 11
Dampak BTP terhadap kesehatan : a.
Seketika setelah mengonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan pangan tersebut. 1
b. 10 sampai 20 tahun kemudian. 2
c. Tidak tahu. 0
9 40
6 16,4
72,7
10,9 Jumlah
55 100,0
12 Bahaya dari penambahan formalin ke dalam makanan bagi
kesehatan : a.
Bila dikonsumsi dalam waktu menahun dapat mengakibatkan kanker. 2
b. Bila dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan mual, muntah dan diare. 1 c.
Tidak tahu. 0 51
4 92,7
7,3 Jumlah
55 100,0
Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui pengertian bahan tambahan pangan adalah bahan yang sengaja
Universitas Sumatera Utara
ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu yang berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa
simpan yaitu sebanyak 40 orang 72,2, dan ada sebanyak 13 orang 26,3 yang menjawab bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke
dalam makanan agar makanan lebih tahan lama, sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak tahu pengertian bahan tambahan pangan yaitu sebanyak 2 orang
3,6. Mengenai tujuan penggunaan bahan tambahan pangan, sebagian responden
menjawab bahwa tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat
bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan yaitu sebanyak 30 orang 54,5, sedangkan sebagian responden menjawab tujuan
penggunaan bahan tambahan pangan adalah untuk membuat makanan menjadi lebih menarik yaitu sebanyak 22 orang 40, dan sebagian kecil responden tidak tahu
tujuan penggunaan bahan tambahan pangan yaitu sebanyak 3 orang 5,5. Berdasarkan tabel 4.4. juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
mengetahui bahwa jenis-jenis bahan tambahan pangan adalah pewarna bahan pangan, bahan pemanis makanan, penyedap rasa dan aroma makanan, antikempal pada
makanan, antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pemutih makanan yaitu sebanyak 49 orang 89,1, sedangkan sebagian responden menjawab bahwa jenis
bahan tambahan pangan adalah Bahan pengawet makanan yaitu sebanyak 4 orang 7,3, dan sebagian kecil tidak tahu jenis-jenis bahan tambahan pangan yaitu
sebanyak 2 orang 3,6.
Universitas Sumatera Utara
Mengenai syarat-syarat penggunaan bahan tambahan pangan, sebagian besar responden mengetahui persyaratan penggunaan bahan tambahan pangan adalah tidak
membahayakan kesehatan konsumen yaitu sebanyak 38 orang 69,1, sebagian menjawab bahwa persyaratan penggunaan bahan tambahan pangan adalah tidak
mahal harganya yaitu sebanyak 15 orang 27,3, dan sebagian kecil responden tidak mengetahui tentang persyaratan penggunaan bahan tambahan pangan yaitu sebanyak
2 orang 3,6. Sebagian besar responden mengetahui bahwa Rhodamin B adalah salah satu
zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas yaitu sebanyak 41 orang 74,5, sebagian responden menjawab bahwa Rhodamine B
tidak baik ditambahkan kedalam makanan yaitu sebanyak 13 orang 23,6, dan 1 orang responden 1,8 tidak mengetahui kenapa Rhodamin B tidak boleh
ditambahkan ke dalam makanan. Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mengetahui bahan tambahan dilarang karena karena membahayakan kesehatan bahkan dapat menyebabkan penyakit kanker yaitu sebanyak 50 orang 89,1,
sebagian responden lagi menjawab bahwa bahan tambahan pangan dilarang karena karena dapat menyebabkan ketergantungan bagi yang mengonsumsi yaitu sebanyak 5
orang 9,1. Mengenai baik atau tidaknya penggunaan bahan tambahan pangan, sebagian
responden menjawab bahwa penggunaan bahan tambahan pangan tidak baik, karena dapat membahayakan bagi kesehatan yaitu sebanyak 30 orang 54,5, sedangkan
sebagian responden mengetahui bahwa bahan tambahan pangan baik digunakan
Universitas Sumatera Utara
apabila penggunaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 23 orang 41,8, dan sebagian kecil responden tidak mengetahui apakah semua jenis
bahan tambahan pangan baik atau tidak penggunaannya didalam makanan yaitu sebanyak 2 orang 3,6.
Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengetahui alasan pedagang tidak boleh menambahkan formalin, boraks, dan
rhodamin b ke dalam makanan yang mereka jual karena karena formalin, boraks, dan rhodamin b sangat berbahaya bagi kesehatan karena dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan kanker yaitu sebanyak 45 orang 81,8, sedangkan sebagian kecil menjawab bahwa alasan pedagang tidak boleh menambahkan formalin, boraks, dan
rhodamin b ke dalam makanan yang mereka jual karena dapat menyebabkan sakit perut yaitu sebanyak 10 orang 18,2.
Sebagian responden mengetahui bahwa ciri-ciri bahan makanan yang mengandung bahan pengawet adalah makanan dapat bertahan lama yaitu sebanyak 49
orang 89,1, sebagian responden menjawab ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pengawet adalah makanan tidak tahan lama yaitu sebanyak 3 orang 5,5,
sedangkan sebanyak 3 orang responden 5,5 tidak mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung pengawet.
Mengenai ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pewarna, sebagian besar responden mengetahui bahwa ciri makanan yang mengandung bahan pewarna adalah
warna makanan sangat mencolok dan terlihat sangat menarik yaitu sebanyak 46 orang 83,6, sedangkan sebagian responden lagi menjawab bahwa ciri makanan yang
Universitas Sumatera Utara
mengandung bahan pewarna adalah warna makanan terlihat menarik yaitu sebanyak 9 orang 16,4.
Sebagian besar responden mengetahui dampak mengonsumsi bahan tambahan pangan terhadap kesehatan akan terlihat 10 sampai 20 tahun kemudian yaitu sebanyak
40 orang 72,7, sedangkan sebagian responden menjawab bahwa dampak mengonsumsi bahan tambahan pangan akan terlihat seketika setelah mengonsumsi
makanan yang mengandung bahan tambahan pangan tersebut yaitu sebanyak 9 orang 16,4, dan sebagian kecil responden tidak mengetahui kapan dampak
mengonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan pangan akan terlihat, yaitu sebanyak 6 orang 10,9.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui bahaya formalin bila dikonsumsi dalam waktu menahun dapat
mengakibatkan kanker yaitu sebanyak 51 orang 92,7, sedangkan sebagian responden 7,3 menjawab bila dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan mual..
4.5. Sikap Responden tentang Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan.