Pondasi Tiang Pancang Data Perencanaan

 Las Sudut Las sudut filled wild bersifat ekonomis secara keseluruhan, mudah dibuat dan mampu beradaptasi serta merupakan jenis las yang banyak diapakai dibandingkan jenis las dasar lain.

II.6 Pondasi Tiang Pancang

Tiang Pancang adalah bagian konstruksi bangunan yang terbuat dari kayu, beton dan atau baja yang digunakan untuk mentransmisikan meneruskan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah didalam massan tanah. Untuk mendesain Pondasi Tiang Pancang mutlak diperlukan:  Data tentang tanah dasar  Daya dukung single pilegroup pile  Analisa negative friction,karena negative skin friction mengakibatkan beban tambahan Untuk itu diperlukan pengujian sondir dan boring untuk memperoleh data tanah, serta diperlukan perhitungan daya dukung berdasarkan metode kalenderingpemancangan dan test pembebanan. Secara umum pondasi tiang mempunyai ketentuan-ketentuan perencanaan sebagai berikut:  Mampu meneruskan gaya-gaya vertikal yang bekerja padanya untuk diteruskan kelapisan tanah pendukungbearing layers. Universitas Sumatera Utara  Dengan adanya hubungan antara kepala-kepala tiang satu dengan lainnya mampu menahan perubahan-perubahan bentuk tertentu kearah mendatartegak lurus terhadap as tiang.

II.7 Dasar Perencanaan

Pondasi direncanakan dengan baik sehinga gaya luar yang bekerja pada kepala tiang tidak melebihi gaya dukung tiang yang diijinkan, adanya gaya geser negatif dan gaya-gaya yang lain perbedaan tekanan tanah aktif dan pasif juga perlu diperhitungkan didalam merencanakan pondasi tiang pancang.

II.7.1 Pemilihan Tiang Pancang

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan didalam pemilihan tiang pancang adalah: a. Tipe tanah dasar yang meliputi jenis tanah dasar dan ciri-ciri topografinya. b. Jenis bangunan yang akan dibuat c. Alasan teknis pada waktu pelaksanaan pemancangan Tiang pancang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1. Displacement pile, dimana dalam pemancangannya tidak dilakukan penggalian tanah, melainkan terjadi pemindahan tanah disekitar tiang yang diakibatkan oleh desakan tiang sewaktu pemancangan. 2. Replacement pile, dimana didalam pemasangan dilakukan penggalian lebih dahulu yang dapat menggunakan berbagai cara dan peralatan, kemudian ditempat galian diganti dengan bahan tiang pancang. Universitas Sumatera Utara Didalam pemilihan tiang pancang juga perlu diperhatiakn kondisi topografi tanah dasar, berikut adalah ciri topografi tanah dasar yang perlu dipertimbangkan didalam pemilihan tiang pancang:  Kondisi permukaansurface condition  Kondisi drainasedrainage condition  Adanya gangguanobstructions  Kondisi bangunan disekelilingadjacent structures  Bangunan kelautanmarine structures

II.7.2 Penentuan panjang tiang

Dalam menentukan panjang tiang harus dicakup faktor-faktor jenis dan fungsi bangunan atas, mekanisme beban dan pelaksanaannya. Penentuan panjang tiang didasarkan atas tumpuan ujung dan tumpuan geser, hal ini disebabkan karena konstruksi bagian atas banyak ragamnya dan juga keadaan tanah banyak macamnya. Apabila tiang geser dipakai pada tanah yang jelek maka penurunan akan terjadi masalah. Dengan memperhatikan luas dan macam bangunan atas, penggunaan tiang geser masih dapat dipertimbangkan karena panjang tiang berpengaruh kepada biaya konstruksi.

II.7.3 Perhitungan Daya Dukung Tanah

Tanah merupakan kumpulan partikel-partikel yang ukurannya dapat mencakup rentang yang sangat luas. Sebagai pemikul utama beban struktur maka diharapkan tanah ketika mengalami pembebanan tidak mengalami kegagalan shear failure geser dan penurunan settlement.Jikalaupun hal itu terjadi harus Universitas Sumatera Utara berada pada batas yang dapat ditolerir. Karena kegagalan geser tanah dapat menimbulkan distorsi bangunan yang berlebihan dan bahkan keruntuhan. Penurunan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan struktural pada kerangka bangunan.

II.7.4 Perhitungan Daya Dukung Tiang Kelompok

Daya dukung tiang kelompok dipengaruhi oleh lapisan tanah dibawahnya.Pada tanah lempung dan tanah pasir, daya dukung tiang sangat berbeda jauh, hal ini diakibatkan oleh nilai N dari tanah tersebut. Daya dukung tiang tunggal akan sangat berbeda dibandingkan daya dukung tiang kelompok khususnya pada tanah lempung. Didalam daya dukung tiang geser kelompok pada lapisan lempung tidak sama dengan daya dukung tiang secara individu dikalikan jumlah tiang dalam kelompok, melainkan akan lebih kecil yang akan meneruskan gaya-gaya kelapisan pendukung. Terzaghi dan Peck 1967 mendasarkan pendekatannya atas kekuatan bahwa tiang-tiang dan tanah-tanah diantaranya merupakan satu kesatuan yang akan meneruskan gaya-gaya kelapisan pendukung. Gaya-gaya dukungnya dihitung dengan rumus: P kelompok = ab.P f + 2 η a + b T S P f = qo = cNc + qNq + ½ γ BNγ Ts = kekuatan geser rata-rata, untuk lapisan lempung jenuh –Ts = ½ qu Universitas Sumatera Utara Pemancangan tiang pada lapisan pasir akan menyebabkan perubahan kepadatan lapisan di sekitarnya dan diantara masing-masing tiang sehingga akan mempengaruhi penentuan gaya dukungnya. Untuk menghitung gaya dukung tiang pada lapisan pasir dapat digunakan rumus Mayerhof yang dimodifikasi oleh A.I.J Architectural Institute of Japan: Qa = 13 tm Qa = gaya dukung yang diijinkan ton Ap = untuk pipa, D = diameter luasm 2 = B 2 untuk persegi,B = lebar m 2 = HB tiang H, H = tinngi badan, L = lebar flens Yp = n D untuk pipa m = 2B untuk persegi m = 2 H + B Tiang H m N =

II.7.5 Letak tiang

Letak tiang harus diperhitungkan dengan baik supaya beban yang diterima oleh setiap tiang sama besarnya Jarak minimum tiang pada umumnya dadalah dari masing-masing sumbu tiang 2.5-3 x diameter tiang. Apabila jarak antara sumbu tiang 2.5x diameter tiang, maka pengaruh kelompok tiang akan cukup besar pada tiang geser, sehingga daya dukung setiap tiang didalam kelompok akan lebih kecil dari daya dukung tiang secara individu. Ini berarti bahwa efisiensi akan menurun, sehingga Universitas Sumatera Utara kemampuan tiang tidak dapat dimanfaatkan semaksimal mungki. Sebaliknya apabila jaraknya 2.5x diameter tiang maka pengaruh kelompok tiang akan cukup kecil. ≥2.5 a’3D ≥2.5 a’3D 1.25D untuk tiang pancang Gambar 8 Perletakan Tiang

II.7.6 Perhitungan Beban Vertikal Ekivalen Gaya vertikal hanya dipikul oleh tiangnya sendiri

Universitas Sumatera Utara

II.8 Data Perencanaan

Data-data perencanaan yang diasumsikan penulis adalah jembatan yang akan direncanakan adalah jembatan yang melewati sungai, dimana panjang sungai sungainya adalah 20 m dan lebar melintang jembatan adalah 12 m. Jembatan yang akan direncanakan adalah jembatan beton prategang yang tahan gempa. Fungsi jalan adalah jalan ibukota kabupatenjalan kelas I dengan medan datar, berada pada wilayah gempa 3 berdasarkan peta gempa 2002, diamana kualitas beton yang akan dipakai 35 Mpa, tegangan leleh baja fy = 250Mpa Bj 41. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

III.1 Umum Tentunya didalam sebuah perencanaan konstruksi, perlu analisa yang tepat terhadap segala kondisi yang mendukung didalam perencanaan tersebut, karena hal itu menentukan keakuratan data perencanaan, alur pengerjaan dan juga aturan-aturan yang tepat yang dipilih. Bangunan sipil diharapkan memenuhi syarat kuat, nyaman dan ekonomis. III.2 Metode Analisis Perilaku struktur jembatan berbeda dengan struktur lainnya, hal ini disebabkan karena beban yang diterima dan bentuk struktur nya berbeda. Dengan demikian sangat diperlukan analisa yang matang dari seorang perencana dalam menganalisa perilaku struktur yang akan dikerjakan. Perlunya pemodelan struktur dan mencek kembali hal-hal yang mempengruhi perilaku dari jembatan yang akan direncanakan sangat menentukan keberhasilan seorang insinyur sipil dalam merencanakan struktur jembatan. Analisis perencanaan sebuah jembatan tahan gempa tentunya harus didahului dengan perencanaan yang benar tentang bagaimana merencanakan jembatan biasa atau sering disebut dengan jembatan beton Universitas Sumatera Utara