pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan disciplinary action.
Sebagai contoh tindakan pendisiplinan berupa peringatan atau skorsing. 3.
Disiplin Progresif Progresive dicipline Disiplin Progresif adalah suatu kebijakan disiplin yang memberikan
hukuman- hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk
mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan. Disiplin progresif juga memungkinkan pimpinan untuk
membantu pegawai memperbaiki kesalahan. Berdasarkan bentuk-bentuk disiplin, tampaklah bahwa betapa pentingnya
disiplin dalam suatu organisasi. Disiplin mengarahkan pegawai untuk mematuhi peraturan-peraturan atau norma-norma organisasi sehingga dengan pelaksanaan
disiplin, pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pegawai tidak terjadi dan aktivitas yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.
2.4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin
Hasibuan 2005 menyatakan bahwa, disiplin yang tinggi dari para pegawai akan memungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Untuk dapat menegakkan disiplin yang tinggi maka pimpinan organisasi harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya disiplin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut memperhatikan tingkat disiplin pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta
cukup menantang bagi kemampuan pegawai. 2.
Teladan pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan disiplin pegawai
karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. 3.
Balas jasa Balas jasa gaji atau kesejahteraan ikut mempengaruhi disiplin pegawai
karena akan memberikan kepuasan pegawai terhadap organisasinya. Jika kepuasan pegawai semakin baik terhadap pekerjaannya, maka disiplin
mereka akan semakin baik pula. 4.
Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya disiplin pegawai, karena sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
5. Pengawasan melekat Waskat
Tindakan ini sangat nyata dan paling efektif dalam mewujudkan disiplin pegawai pada organisasi.
6. Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara disiplin pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut
Universitas Sumatera Utara
melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap dan perilaku indisipliner pegawai berkurang.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi disiplin pegawai. Pimpinan harus berani tegas dalam bertindak untuk
menghukum setiap pegawai yang melanggar peraturan. 8.
Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama pegawai ikut
menciptakan disiplin yang baik pada suatu organisasi.
Sikap dan perilaku dalam disiplin ditandai oleh berbagai sikap inisiatif, kemauan, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya, orang-orang yang
dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, tetapi juga mempunyai kehendak untuk
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi. Disiplin disuatu organisasi dapat ditegakkan apabila sebagian besar
peraturan-peraturannya ditaati oleh sebagian besar pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan disiplin diharapkan pekerjaan akan dilakukan
seefektif dan seefisien mungkin, karena disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Sanksi Disiplin