Winda Manti Aisyah, 2014 Penerapan Metode Drill Latihan Dalam Menumbuhkan Kompetensi Bahasa Jepang Dan
Kedisiplinan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sedangkan menurut Marzuki 1992:12 dalam Kamil 2012: 11 ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai dengan pelatihan, yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan oraganisasi .
b. Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan dengan
standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan yang normal serta aman.
c. Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
Secara khusus dalam kaitan dengan pekerjaan, Simamora 1995 dalam Kamil 2012: 11 mengelompokan tujuan pelatihan ke dalam lima bidang, yaitu:
a. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan teknologi.
Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
b. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten dalam
pekerjaan. c.
Membantu memecahkan permasalahan operasional. d.
Mempersiapkan karyawan untuk promosi, dan e.
Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi. Adapun tujuan pelatihan yang dikemukakan oleh Sudjana 2007: 105, yaitu
diantaranya sebagai berikut: a.
Sebagai tolak ukur penilaian dalam arti bahwa pelatihan dinilai berhasil apabila tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai sebagaimana yang telah diharapkan.
Dengan cara lain ketercapaian pelatihan menjadi indikator keberhasilan pelatihan yang telah dirancang sebelumnya.
b. Sebagai pemberi arah bagi semua unsur komponen pelatihan, khususnya pelatih
dan peserta pelatihan. Dengan kata lain pelatih dapat merancang kegiatan yang akan dilakukan untuk membelajarkan peserta dalam mencapai tujuan pelatihan.
Winda Manti Aisyah, 2014 Penerapan Metode Drill Latihan Dalam Menumbuhkan Kompetensi Bahasa Jepang Dan
Kedisiplinan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Sebagai pemberi acuan tentang standarkriteria untuk merancang kurikulum
pelatihan seperti materi dan teknik serta media pelatihan dan alat evaluasi keluaran pelatihan.
3. Prinsip-prinsip Pelatihan
Menurut Dale yoder 1962 dalam skripsi Nugraha 2013: 13 dalam tulisannya dalam tulisannya menyebutkan sembilan asas yang berlaku umum dalam kegiatan
pelatihan, diantaranya 1 Individual differences; 2 Relation to job analysis; 3 motivation;
4 active participation; 5 selection of trainess; 6 selection of trainers;
7 trainer’s of training; 8 training method’s dan 9 principles of
learning. Maka sependapat dengan Dale, Kamil 2012: 12-13 mengemukakan bahwa
untuk mengenal lebih jauh tentang pelatihan, prinsip-prinsip pelatihan memiliki fungsi agar proses pelatihan berhasil. Karena pelatihan merupakan bagian dari proses
pembelajaran, maka prinsip-prinsip pelatihanpun dikembangkan dari prinsip-prinsip
pembelajaran. Prinsip-prinsip umum agar pelatihan berhasil adalah sebagai berikut :
a. Prinsip perbedaan individu
Perbedaan-perbedaan individu dalam latar belakang sosial, pendidikan, pengalaman, minat, bakat, dan kepribadian harus diperhatikan dalam
menyelenggarakan pelatihan. b.
Prinsip motivasi Agar peserta pelatihan belajar dengan giat perlu ada motivasi. Motivasi dapat
berupa pekerjaan atau kesempatan berusaha, penghasilan, kenalkan pangkat atau jabatan, dan peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup. Dengan begitu
pelatihan dirasakan bermakna oleh peserta pelatihan. c.
Prinsip pemilihan dan pelatihan para pelatih Efektivitas program pelatihan anatara lain bergantung pada para pelatih yang
mempunyai minat dan kemampuan melatih. Anggapan bahwa seseorang yang dapat mengerjakan seseuatu dengan baik akan dapat melatihkannya dengan baik
Winda Manti Aisyah, 2014 Penerapan Metode Drill Latihan Dalam Menumbuhkan Kompetensi Bahasa Jepang Dan
Kedisiplinan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pula tidak sepenuhnya benar. Karena itu perlu ada pelatihan bagi para pelatih. Selain itu pemilihan dan pelatihan para pelatih dapat menjadi motivasi tambahan
bagi peserta pelatihan. d.
Prinsip belajar Belajar harus dimulai dari yang mudah menuju kepada yang sulit, atau dari yang
sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui. e.
Prinsip partisipasi aktif Partisipasi aktif dalam proses pembelajaran pelatihan dapat meningkatkan minat
dan motivasi peserta pelatihan.
f. Prinsip fokus pada batasan materi
Pelatihan dilakukan hanya untuk menguasai materi tertentu, yaitu melatih keterampilan dan tidak dilakukan terhadap pengertian, pemahaman, sikap dan
penghargaan. g.
Prinsip diagnosis dan koreksi Pelatihan berfungsi sebagai diagnosis melalui usaha yang berulang-ulang dan
mengadakan koreksi atas kesalahan-kesalahan yang timbul. h.
Prinsip pembagian waktu Pelatihan dibagi menjadi sejumlah kurun waktu yang singkat.
i. Prinsip keseriusan
Pelatihan jangan dianggap sebagai usaha sambilan yang bisa dilakukan dengan seenaknya.
j. Prinsip kerjasama
Pelatihan dapat berhasil dengan baik melalui kerjasama yang baik antar semua komponen yang terlibat dalam pelatihan.
k. Prinsip metode pelatihan