9 Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia disusun W.J.S
Poerwadarminta adalah 1 Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya
selalu mengikuti tata tertib, 2 Ketaatan pada aturan dan tata tertib.
7
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa disiplin adalah kepatuhan, ketaatan, dan kesungguhan dalam melaksanakan
tugas. Dalam disiplin dituntut kesanggupan untuk menghayati aturan- aturan, norma-norma hukum, dan tata tertib yang berlaku sehingga
secara sadar akan melaksanakan dan menaatinya. Memiliki kesadaran terhadap disiplin berarti sudah tertanam unsur pengendalian diri dalam
diri seseorang sehingga menunjukkan adanya sikap mental dan moral yang tinggi pada dirinya.
Disiplin kerja merupakan sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap guru karena guru merupakan figur teladan yang setiap
perilakunya senantiasa dilihat oleh para murid. Contohnya, misalkan jika ada guru yang tidak disiplin dalam hal waktu dengan datang terlambat ke
sekolah, maka secara tidak langsung guru itu memberikan contoh yang kurang baik terhadap muridnya.
Betapa penting disiplin kerja guru, sehingga guru yang memiliki disiplin kerja akan mampu meningkatkan produktifitas kerjanya.
b. Macam-macam Disiplin Kerja Guru
Aspek disiplin guru bermacam-macam, ada disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, sikap dan tingkah laku. Menurut
Ali Imron disiplin terklarifikasi menjadi 3 bagian, yaitu: 1 Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut
kacamata konsep ini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala patuh terhadap perintah dan anjuran dari kepala
7
Drs. Pandji Anoraga, Psiokoliogi Kerja Jakarta: P.T Rineka Cipta, 1992, Cet.1 halaman. 46
10 sekolah tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru
dituntut untuk melaksanakan apa yang dikehendaki kepala sekolah dan tidak boleh membantah. Dengan demikian kepala sekolah bebas
memberikan tekanan terhadap guru. 2 Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut
konsep ini guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya didalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan
dan tidak perlu mengikat kepada guru. 3 Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang
terkendali atau yang bertanggung jawab. Disiplin demikian memberikan kebebasan kepda guru tetapi konsekuensi dari perbuatan
itu haruslah ia tanggung sendiri.
8
Pembagian disiplin kerja tersebut dilihat dari bagaimana cara kepala sekolah dalam memberikan perintah-perintah kepada guru agar
guru dapat melaksanakan perintahnya tersebut, namun cara tersebut berbeda-beda. Pada konsep otoritarian kepala sekolah menuntut ketaatan
yang penuh kepada guru-guru agar menjalankan perintahnya dengan baik. Pada konsep permissive, kepala sekolah memberikan kebebasan
kepada guru untuk melakukan apa saja yang ingin dilakukan oleh guru di kelas maupun di sekolah selama perbuatan tersebut dianggap dapat
meningkatkan kemajuan sekolah, tentunya dalam konsep ini akan menyebabkan guru tidak disiplin karena bekerja sesuai dengan
kemauannya sendiri yang menyebabkan banyak tugas yang tidak terselesaikan. Pada konsep kebebasan yang terkendali, guru diberi
kebebasan dalam menjalankan tugasnya tetapi ia harus bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dilakukannya tersebut.
Sebagai guru yang disiplin, guru harus mampu mengelola waktu serta memanfaatkan waktu dengan baik. Segala pekerjaan di sekolah
harus dilaksanakan tepat waktu. Misalnya guru harus datang dan pulang
8
Drs. Ali Imron, M.Pd., Pembinaan Guru di Indonesia Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995, cet-1 halaman. 183-184.
11 tepat waktu. Sehingga pembelajaran di sekolah dapat berjalan efektif.
Begitu pula dalam disiplin pekerjaan, seorang guru harus dapat menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik. Misalnya guru harus
membuat laporan akhir semester sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, melakukan evaluasi pembelajaran serta mengadakan
program bimbingan. Menurut Moh. Uzer Usman disiplin terbagi menjadi:
1 Disiplin terhadap tugas kedinasan
a Mentaati peraturan kerja. Peraturan kerja yang dimaksud disini adalah peraturan yang
dibuat oleh sekolah agar ditaati oleh semua guru yang ada. b Menyiapkan kelengkapan mengajar.
Dalam hal ini, sebelum mengajar guru harus mempersiapkan kelengkapan mengajar atau apa saja yang diperlukan dalam
mengajar, seperti salah satu contohnya adalah dengan menyiapkan alat peraga yang dipergunakan guru ketika mengajar
untuk membantu
memperjelas materi
pelajaran yang
disampaikannya kepada siswa dan mencegah verbalisme pada diri siswa. Selain alat peraga, masih banyak lagi kelengkapan
yang harus disiapkan guru sebelum mengajar, contohnya dalam mengajar, agar tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa, guru
menggunakan media seperti OHP, gambar-gambar yang berkaitan dengan materi serta mencari artikel permasalahan yang
ada di media cetak dan elektronik seperti majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan degan materi agar siswa dapat
meneliti permasalahan yang ada sekarang yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya. Tentunya hal ini akan menambah
wawasan siswa juga, agar mereka tidak hanya mendapat pelajaran terbatas pada apa yang ada di buku yang mereka
jadikan referensi di sekolah saja.
12 Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu saja
akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka
merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.
9
c Melaksanakan tugas-tugas pokok. Tugas-tugas pokok seorang guru, berdasarkan keputusan menteri
negeri pendayagunaan aparatur negara No. 84 tahun 1993 adalah: 1. Menyusun program pengajaran, menyajikan program-
program pengajaran, evaluasi belajar, analisis evaluasi belajar, dan menyusun program perbaikan dan pengayaan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Menyusun program bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam
program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
10
Tugas dan kewajiban guru juga meliputi: 1. Membuat RPP sebelum mengajar.
2. Mencatat dan menandatangani buku agenda kelas setiap selesai mengajar.
3. Mengganti guru sementara yang tidak hadir mengajar dalam hal ini mengisi jam kosong.
4. Memeriksa absen murid, pekerjaan rumah, kertas ulangan dan mengembalikan pada murid.
5. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum bidang masing-masing.
9
Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya Offset, 2005, cet-17, halaman. 31
10
Sutomo, Penelitian Angka-angka Kredit Jabatan Guru: DEPAG R.I 2003, hal. 11
13
2 Disiplin terhadap waktu
a Memanfaatkan waktu dengan baik Menghasilkan sesuatu yang mungkin. Jika kita gunakan waktu
dengan efisien. Waktu yang lewat sudah hilang dan takkan kembali lagi. Coba hitung berapa waktu yang terbuang sia-sia
tanpa dimanfaatkan untuk pekerjaan. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja
sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh
bukan berarti diburu oleh waktu melainkan bekerja tenang, teliti dengan penuh konsentrasi. Jangan lakukan lebih dari satu tugas
serempak, tetapi selesaikanlah tugas itu sekarang juga, dan jangan ditunda sampai besok, tugas yang diundurkan sering tak
kunjung dikerjakan
11
. Seorang guru yang disiplin, harus memanfaatkan waktu yang baik. Jangan bermalas-malasan dalam
mengerjakan suatu tugas yang harus dikerjakannya, sebab jika ditunda dan bermalas-malasan akan menyebabkan tugas banyak
yang terbengkalai, menumpuk dan tidak dilaksanakan tepat pada waktunya. Hal ini tentu tidak mencerminkan guru yang disiplin
dalam melaksanakan kerja. b Menyelesaikan tugas tepat waktu.
Dari tugas-tugas pokok guru yang dijabarkan di atas, maka seorang guru yang disiplin ia harus menepati tugas sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Misalnya dalam membuat laporan setiap akhir semester, harus diserahkan tepat pada akhir semester.
11
Nasution Didaktik Asas-asas Mengajar. Yakarta: Bumi Aksara Press. Cetakan-1, halaman. 53-54.
14
3 Disiplin Terhadap suasana kerja yang meliputi:
a Memanfaatkan lingkungan sekolah. Memanfaatkan lingkungan sekolah seperti menggunakan dengan
baik dan benar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam proses pembelajaran. Misalnya, dalam contoh pembelajaran
biologi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar sekolah yang dijadikan sebagai media pengajaran, tumbuhan
tersebut hendaknya digunakan sebagaimana fungsinya sebagai media saja, jangan dirusak.
b Menjalin hubungan baik Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antara sesama
guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun secara keseluruhan antara lain:
1. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati, dan bantu membantu satu sama lainnya, baik
dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya.
2. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat
guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.
12
Menjalin hubungan baik diantara guru memang sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah,
maupun di luar sekolah. Dengan terjadinya hubungan yang harmonis antara sesama guru, maka terciptalah iklim organisasi
yang baik, dan tentu saja hal itu juga merupakan salah satu hal yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.
12
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005, cet-15, halaman. 158
15 c Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Guru yang disiplin dalam melaksanakan tugasnya, harus bisa menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai
guru. Dalam pasal 14 undang-undang guru dan dosen dijelaskan mengenai hak-hak guru yang berbunyi
13
: 1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
dan jaminan kesejahteraan sosial. 2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas
dan prestasi kerja. 3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan
hak atas kekayaan intelektual. 4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang
kelancaran tugas
keprofesionalan. 6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik
guru dan peraturan perundang-undangan. 7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas. 8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi
profesi 9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan. 10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan atau 11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya.
13
Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Fokusmedia, 2008, halaman. 8-9
16 Sementara untuk kewajiban seorang guru, terdapat dalam
pasal 20
yang berbunyi
dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan, guru berkewajiban
14
: 1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni. 3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum,
dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika. 5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai guru yang baik, setiap guru harus dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya. Pada dasarnya,
seseorang jika ingin mendapatkan hak, terlebih dahulu harus menjalankan kewajibannya. Begitu pula halnya dengan seorang
guru, jika guru tersebut dikatakan disiplin, maka ia juga harus bisa menjalankan atau melakukan semua yang telah menjadi
kewajiban-kewajibannya di sekolah tanpa adanya pelanggaran baru setelah itu baru ia berhak menuntut haknya.
4 Disiplin dalam melayani masyarakat
Menurut Zahara Idris disiplin dalam melayani masyarakat meliputi: a Melayani peserta didik.
Guru memang berkewajiban untuk melayani peserta didik. Artinya melayani apa saja yang dibutuhkan oleh peserta didik.
14
Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan,…,halaman 12
17 Misalnya guru harus membantu siswa apabila dalam
pembelajaran siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar, memberi motivasi kepada siswa untuk belajar, membimbing anak
didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila, menyediakan fasilitas belajar sehingga akan
tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik, menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik,
dan lain-lain. b Melayani orang tua siswa.
Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru pendidik di sekolah akan lebih efektif apabila ia mengetahui latar belakang dan
pengalaman anak didik di rumahnya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran berkat kerjasama orang tua anak didik
dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi. Lambat laun orang tua juga menyadari bahwa pendidikan
atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu atau menghalangi kesukaran anak di sekolah.
15
c Melayani masyarakat sekitar. Dalam hubungan antara guru dan masyarakat hendaknya guru:
1. Selalu berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga serta oraganisasi-organisasi didalam masyarakat yang
berhubungan dengan usaha pendidikan. 2. Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan
masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.
3. Guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.
4. Guru menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan negara dengan sikap korektif dan membangun.
15
Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-dasar Kependidikan. Bandung : Angkasa , 1984, halaman. 120-121
18 Selain peran-peran guru terhadap masyarakat di atas, guru
juga harus melayani masyarakat dengan mengadakan penyuluhan tentang hal praktis dalam berbagai bidang kehidupan serta ikut
dalam usaha pemberantasan buta huruf dalam masyarakat.
5 Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku yang meliputi:
a Memperhatikan sikap. Setiap sikap atau perbuatan yang guru lakukan harus bernilai
pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, moral, sosial, dan
agama. Dalam bersikap, guru harus lebih arif, bijaksana dan mempunyai wibawa. Guru yang hanya mengajar di kelas belum
dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya guru yang mengambil
jarak dengan anak didik, sikap guru yang tidak mau tau masalah yang dirasakan anak didik akan menciptakan anak yang introvert
tertutup. Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik berjalan
kurang harmonis. Oleh karena itu, guru harus bersikap terbuka dalam menghadapi apa yang menjadi permasalahan anak didik.
b Memperhatikan tingkah laku. Berbicara mengenai tingkah laku seorang guru, tentunya kita
berfikir guru merupakan teladan bagi semua orang. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati dalam bertingkah laku. Kebaikan
seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam berbuat atau bertingkah laku, tidak saja ketika di sekolah, tetapi juga di luar
sekolah. Guru memang harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak
didiknya di sekolah. Di sini tugas dan tanggung jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang
kurang baik, yang dibawanya dari lingkungan keluarga dan
19 masyarakat. Guru harus berperan sebagai penegak disiplin, guru
sebagai contoh dalam segala hal, tata tertib berjalan bila guru dapat menjalani terlebih dahulu. Dengan melihat tingkah laku
seseorang, tentunya akan tercermin pula kepribadian dari orang tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah setiap guru
mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki, ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru
dengan guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan,
ucapan dan cara berpakaian, serta dalam menghadapi persoalan.
16
Dari berbagai uraian teori tentang disiplin maka yang dimaksud dengan disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan guru dalam
melaksanakan tugas-tugas profesinya yang meliputi disiplin terhadap tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat kerja, dan disiplin
terhadap sikap dan tingkah laku.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah