ProdukHukum BankIndonesia

(1)

(2)

KAJIAN EKO N O M I REGIO N AL

PRO VIN SI SU LAW ESI TEN GAH

TRIW U LAN III 2010


(3)

Visi Bank Indonesia

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta

M isi Bank Indonesia

moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang ber

Tugas Bank Indonesia

1. M enetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. M engatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. M engatur dan mengaw asi bank

Kritik, saran, masukan dan komentar dapat disampaikan kepada :

Redaksi :

Kelompok Kajian, Statistik dan Survei Kantor Bank Indonesia Palu

Jl. Dr. Sam Ratulangi No.23 Palu

Telp : 0451 - 421181

Fax : 0451 - 421180

Email : hasudungan_ps@bi.go.id; dedy_prasetyo@bi.go.id


(4)

(5)

ii Boks 1 : Evaluasi Pembangunan Tanaman Pangan Propinsi Sulteng Tahun 2010

D AFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... v

Daftar Grafik ... vii

Ringkasan Eksekutif ... 1

BAB 1. PERKEM BANGAN M AKROEKONOM I REGIONAL ... 7

1.1. Analisis PDRB dari Sisi Permintaan ... 8

1.1.1 Konsumsi ... 9

1.1.2 Investasi ... 12

1.1.3 Ekspor ... 13

1.1.4 Impor ... 15

1.2. Analisis PDRB dari Sisi Penaw aran ... 16

1.2.1 Sektor Pertanian ... 17

1.2.2 Sektor Jasa-jasa ... 21

1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel , dan Restoran ... 22

1.2.4 Sektor Angkutan dan Komunikasi ... 23

1.2.5 Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 24

1.2.6 Sektor Industri Pengolahan ... 25

1.2.7 Sektor Bangunan ... 26

1.2.8 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ... 27


(6)

iii

BAB 2. PERKEM BANGAN INFLASI ... 29

2.1. Inflasi Tahunan Kota Palu ... 29

2.2. Inflasi Triw ulanan Kota Palu ... 30

2.3. Inflasi Bulanan Kota Palu ... 34

2.4. Event Analysis ... 35

BAB 3. PERKEM BANGAN PERBANKAN ... 36

3.1. Perkembangan M oneter ... 36

3.2. Jumlah Jaringan Kantor Bank ... 37

3.3. Kinerja Perbankan Sulaw esi Tengah ... 38

3.3.1 Aset Perbankan ... 38

3.3.2 Penghimpunan Dana ... 38

3.3.3 Penyaluran Kredit ... 40

3.3.3.1 Kredit M enurut Jenis Kelompok Bank ... 40

3.3.3.2 Kredit M enurut Jenis Penggunaan ... 40

3.3.4 Kualitas Kredit ... 41

3.3.5 Tingkat Efisiensi Perbankan... 42

3.3.6 Fungsi Intermediasi Bank ... 43

3.3.7 Kredit Untuk UM KM ... 43

3.3.8 Perbankan Syariah ... 44

BAB 4. PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN ... 47

4.1. Perkembangan Uang Kartal (inflow /Outflow ) ... 47

4.2. Perkembangan Uang Palsu Yang Ditemukan ... 49

4.3. Perkembangan Kliring Lokal ... 50

4.4. Perkembangan BI-RTGS ... 51

BAB 5. PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN M ASYARAKAT ... 52

5.1. Ketenagakerjaan ... 52

5.2. Indeks Pembangunan M anusia (IPM ) ... 58


(7)

iv Boks 2 : Kondisi Kependudukan Sulaw esi Tengah Berdasarkan Hasil

Sensus Penduduk 2010

BAB 6. PERKEM BANGAN KEUANGAN DAERAH ... 62

6.1. Realisasi APBD Sulaw esi Tengah ... 62

6.2. Realisasi Belanja APBD ... 63

6.3. Realisasi Pendapatan APBD ... 64

6.4. Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPASP) TA 2010 ... 65

BAB 7. PROSPEK PEREKONOM IAN DAERAH ... 67

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi ... 67

7.2. Prospek Inflasi ... 68

7.3. Prospek Perbankan ... 70


(8)

v D AFTAR TABEL

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB M enurut Penggunaan Atas Dasar Harga

Konstan 2000 (% ;y-o-y ...

Tabel 1.2. Realisasi Belanja Pemerintah Propinsi Sulteng...

Tabel 1.3. PDRB M enurut Lapangan Usaha ADH 2000 (miliar rupiah)...

Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan PDRB M enurut Lapangan Usaha ADH 2000 (% )...

Tabel 1.5. Perkembangan Jumlah Penumpang Kapal Laut M elalui Pel. Pantoloan...

Tabel 2.1. Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) berbagai Propinsi di Sulampua...

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok Bahan M akanan...

Tabel 2.3. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok

M akanan Jadi, M inuman, Rokok dan Tembakau...

Tabel 2.4. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar...

Tabel 2.5. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok Sandang...

Tabel 2.6. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok Kesehatan...

Tabel 2.7. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok Pendidikan,

Rekreasi dan Olahraga ...

Tabel 2.8. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q) Kelompok Transpor,

Komunikasi & Jasa Keuangan ...

Tabel 2.9. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi di Triw ulan II 2010 ...

Tabel 2.10. Komoditas Utama Penyumbang Deflasi di Triw ulan II 2010 ...

Tabel 3.1. Jumlah Kantor Bank M enurut Kelompok Bank di Sulteng. ...

Tabel 4.1. Jumlah Uang Palsu Yang

Tabel 4.2. Perputaran Kliring dan

Tabel 5.1. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas M enurut Kegiatan...

Tabel 5.2. Persentase Penduduk Bekerja M enurut Lapangan Kerja Utama...

Tabel 5.3. Persentase Penduduk Bekerja M enurut Status Pekerjaan Utama...

Tabel 5.4. Perkembangan Jumlah Pencari Kerja di Sulaw esi Tengah...

Tabel 5.5. Realisasi Penyaluran KUR oleh Perbankan Sulteng... Tabel 6.1. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulaw esi Tengah...

8 11 16 16 24 29 31

31

32 32 32

33

33 34 35 37 49 50 52 56 56 57 61 62


(9)

vi

Tabel 6.2. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulaw esi Tengah...

Tabel 6.3. Perkembangan DAU Provinsi Sulaw esi Tengah... Tabel 7.1. Perkiraan Curah Hujan di Wilayah Sulaw esi Tengah ...

64 67 68


(10)

vii

D AFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB (y-o-y) Sulaw esi Tengah atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2000 ...

Grafik 1.2. Perkembangan Kredit Konsumsi menurut Lokasi Proyek

Di Sulaw esi Tengah...

Grafik 1.3. Jumlah Pendaftaran Kendaraan Baru pada Kantor Samsat

Kota Palu... Grafik 1.4. Konsumsi BBM Retail di Sulaw esi Tengah... Grafik 1.5. Volume pemakaian air M asyarakat... Grafik 1.6. Perkembangan NTP... Grafik 1.7. Indeks Keyakinan Konsumen...

Grafik 1.8. Perkembangan Jumlah Kredit Investasi menurut Lokasi Proyek...

Grafik 1.9. Realisasi Pengadaan Semen di Propinsi Sulteng... Grafik 1.10. Volume Ekspor menurut Negara Asal Pembeli... Grafik 1.11. Perkembangan Volume Ekspor Kakao, dan Harga Internasional... Grafik 1.12. Perkembangan Volume Ekspor Hasil Tambang Sulteng ... Grafik 1.13. Perkembangan Volume Ekspor M inyak Nabati Sulteng... Grafik 1.14. Perkembangan Volume M uat Barang melalui Pelabuhan Pantoloan... Grafik 1.15. Jumlah Barang Keluar melalui Bandara M utiara Palu... Grafik 1.16. Perkembangan Volume Bongkar Barang melalui Pelabuhan Pantoloan.. Grafik 1.17. Jumlah Barang M asuk melalui Bandara M utiara Palu... Grafik 1.18. Perkembangan Produksi Padi dan Jagung di Sulteng... Grafik 1.19. Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi dan Jagung di Sulteng... Grafik 1.20. Perkembangan Ekspor Komoditas Hasil Perikanan Sulteng ... Grafik 1.21. Perkembangan Ekspor Komoditas Kopi dan Kakao Sulteng ... Grafik 1.22. Perkembangan Ekspor Komoditas M inyak dan Lemak Nabati... Grafik 1.23. Perkembangan Ekspor Komoditas Bahan Nabati dan Hew ani... Grafik 1.24. Perkembangan Realisasi Pengadaan Beras dan HPP Beras ... Grafik 1.25. Perkembangan Stok Beras Pada BULOG Divre Sulteng...

8

9

9 9 9 11 11

12

12 13 13 14 14 15 15 15 15 18 18 19 19 20 20 20 20 24


(11)

viii Grafik 1.26. Perkembangan Kredit Sektor Jasa menurut Lokasi Proyek di Sulaw esi Tengah... Grafik 1.27. Perkembangan Dana Pemerintah pada Perbankan di Sulteng... Grafik 1.28. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang di Sulteng... Grafik 1.29. Perkembangan Jumlah Tamu Hotel Berbintang di Sulteng... Grafik 1.30. Perkembangan Jumlah Arus Penumpang melalui Bandara

M utiara Palu... Grafik 1.31. Produksi Bahan Galian C Kab. Donggala...

Grafik 1.32. Ekspor M ineral Tambang ...

Grafik 1.33. Volume Ekspor Produk M anufaktur Sulaw esi Tengah... Grafik 1.34. Perkembangan Kredit Sektor Industri Sulteng... Grafik 1.35. Realisasi Penyaluran BBM Industri di Sulaw esi Tengah... Grafik 1.36. Realisasi Pengadaan Semen di Provinsi Sulaw esi Tengah ... Grafik 1.37. Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah di Provinsi Sulaw esi Tengah... Grafik 1.38. Perkembangan Konsumsi Listrik di Kota Palu... Grafik 1.39. Perkembangan Volume Penjualan Air PDAM Kab Donggala... Grafik 1.40. Perkembangan Kredit, DPK dan NTB Bank Umum di Sulteng...

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) ....

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Triw ulanan (q-t-q)

Grafik 2.3. Perkembangan Inflasi Bulanan Palu

(m-t-Grafik 2.4. Event Analisys...

Grafik 3.1. Perkembangan Kurs dan

Grafik 3.2. Perkembangan Jaringan Kantor Bank M enurut Kabupaten/Kota...

Grafik 3.3. Perkembangan Jumlah Aset Perbankan M enurut Kelompok Bank ...

Grafik 3.4. Pangsa Aset Bank M enurut Kelompok Bank... Grafik 3.5. Jumlah DPK M enurut Kelompok Bank... Grafik 3.6. Pangsa DPK M enurut Kelompok Bank... Grafik 3.7. Jumlah DPK M enurut Jenis Simpanan... Grafik 3.8. Pangsa DPK M enurut Jenis Simpanan... Grafik 3.9. Jumlah Kredit M enurut Kelompok Bank... Grafik 3.10. Pangsa Kredit M enurut Kelompok Bank... Grafik 3.11. Perkembangan Kredit M enurut Jenis Penggunaan...

21 21 22 22 23 25 25 25 25 26 27 27 27 27 28 29 30 34 35 36 37 38 38 39 39 39 39 40 40 41


(12)

ix Grafik 3.12. Pangsa Kredit M enurut Jenis Penggunaan... Grafik 3.13. Perkembangan NPL Kredit Perbankan... Grafik 3.14. Perkembangan BOPO Bank Umum di Sulaw esi Tengah... Grafik 3.15. Perkembangan BOPO BPR di Sulaw esi Tengah... Grafik 3.16. Perkembangan Rasio LDR M enurut Kelompok Bank... Grafik 3.17. Perkembangan Kredit M KM M enurut Kelompok Kredit... Grafik 3.18. Perkembangan Jumlah Aset Perbankan Syariah... Grafik 3.19. Perkembangan Jumlah DPK Perbankan Syariah... Grafik 3.20. Perkembangan Kredit Perbankan Syariah ...

Grafik 3.20. Perkembangan Kredit Perbankan Syariah (Jenis Penggunaan) ....

Grafik 4.1. Perkembangan Inflow-Outflow ...

Grafik 4.2. ...

Grafik 4.3. Perkembangan Transaksi BI-RTGS di Sulaw esi Tengah... Grafik 5.1. Perkembangan TPT dan TPAK di Sulteng ...

Grafik 5.2. TPAK dan TPT Pada Kabupaten/Kota Di SulTeng Tahun 2009 ...

Grafik 5.3. TPAK dan TPT Pada Beberapa Wilayah Di Sulaw esi dan Nasional...

Grafik 5.4. Perkembangan UM P di Sulaw esi Tengah & Inflasi Palu... Grafik 5.5. Perkembangan IPM Sulteng dan Nasional... Grafik 5.6. Prosentase Penduduk M iskin Di Sulaw esi Tengah...

Grafik 5.7. Indeks Kedalaman Kemiskinan Sulaw esi Tengah... ..

Grafik 5.8. Indeks Keparahan Kemiskinan...

Grafik 5.9. Prosentase Penduduk M iskin M enurut Lokasi Tempat Tinggal...

Grafik 6.1. Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah (sd Tw III 2010)... Grafik 6.2. Realisasi Belanja Langsung APBD (sd Tw III 2010)... Grafik 6.3. Realisasi Pendapatan Asli Daerah... Grafik 6.4. Proporsi Realisasi Pendapatan Asli Daerah... Grafik 6.5. Tingkat Realisasi Dana Perimbangan... Grafik 6.6. Proporsi Realisasi Dana Perimbangan... Grafik 7.1. Indeks Ekspektasi Perubahan Harga ... Grafik 7.2. Proyeksi Inflasi Kota Palu (Tw III 2010)...

41 42 42 42 43 44 45 45 45 45 48 49 51 53 54 54 57 58 60 60 60 60 62 63 64 64 65 65 63 63


(13)

1

RIN GKASAN EKSEKU TIF

KAJIAN EKO N O M I REGIO N AL

PRO VIN SI SU LAW ESI TEN GAH TRIW U LAN III 2010

PERKEM BANGAN M AKROEKONOM I REGIONAL

Kondisi makroekonomi regional Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 masih menunjukan kinerja positif yang ditunjukan dari laju pertumbuhan ekonomi pada triw ulan III yang tercatat tumbuh sebesar 10,36% (y-o-y), atau 4,49% (q-t-q). Dari sisi penggunaan pertumbuhan pada triw ulan laporan masih bersumber dari konsumsi yang didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik, investasi, dan kinerja ekspor yang positif. Realisasi belanja pemerintah yang relatif lebih baik dibandingkan triw ulan sebelumnya turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi baik terhadap konsumsi pemerintah maupun sektor bangunan.

Dari sisi penaw aran, pertumbuhan ekonomi pada triw ulan III 2010 bersumber dari sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor industri. Kinerja sektor pertanian mengalami pelambatan seiring dengan penurunan produksi komoditas unggulan dibeberapa daerah pada triw ulan laporan. Adapun peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triw ulan laporan berkaitan erat dengan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri dan bulan puasa, disamping penyelenggaraan beberapa event berskala nasional seperti peringatan Harganas, Festival Budaya Kemilau Sulaw esi dan beberapa kegiatan pameran. Kinerja sektor angkutan juga turut terkena imbas positif dari penyelenggaraan berbagai even tersebut disamping adanya Hari Raya Idul Fitri.

PERKEM BANGAN INFLASI

Tren peningkatan inflasi yang terjadi pada triw ulan I dan II 2010 ternyata berlanjut hingga triw ulan III 2010. Inflasi Kota Palu pada triw ulan III 2010 tercatat sebesar 6,92% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triw ulan II 2010 sebesar 5,31% (yoy). Disamping itu, pada triw ulan laporan, inflasi Kota Palu


(14)

2 juga berada di atas inflasi nasional (5,80% ) dan sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi w ilayah Sulampua (6,91% ). Seiring dengan peningkatan inflasi tahunan, inflasi triw ulanan (q-t-q) pada triw ulan III 2010 juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada triw ulan laporan, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 4,93% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yang juga mengalami inflasi sebesar 1,66% (q-t-q). Pada bulan September 2010 kota Palu tercatat inflasi sebesar 0,94% (m-t-m) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang juga tercatat inflasi sebesar 0,83% .

Tingginya inflasi pada triw ulan III 2010 disebabkan karena adanya tekanan baik pada sisi permintaan maupun penaw aran. Di sisi penaw aran, tingginya curah hujan pada periode triw ulan III 2010 mengakibatkan terganggunya ketersediaan pasokan komoditas seperti sayur-sayuran, bumbu-bumbuan dan ikan. Adanya kenaikan listrik yang mulai efektif per 1 Juli 2010 juga berkontribusi pada tingginya inflasi pada triw ulan laporan. Sementara it u disisi permintaan, adanya momen Lebaran memicu peningkatan permintaan masyarakat akan berbagai macam barang dan jasa khususnya pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau dan kelompok sandang.

PERKEM BANGAN PERBANKAN

Sepanjang triw ulan III 2010 nilai tukar rupiah terus menguat seiring dengan kinerja transaksi berjalan yang masih mencatat surplus cukup besar dan derasnya arus modal asing yang masuk serta faktor risiko yang masih terjaga. Seiring dengan mulai meningkatnya tekanan inflasi di tingkat nasional, dalam kurun w aktu 3 bulan terakhir Bank Indonesia mempertahankan BI rate pada level 6,50% . Suku bunga penjaminan LPS untuk deposito rupiah pada bank umum masih dipertahankan pada level 7,00% . Pada akhir triw ulan III 2010, suku bunga tabungan dan deposito pada perbankan di Sulaw esi Tengah berada pada level 2,35% , dan 6,08% , sementara suku bunga kredit sebesar 14,51% .

Secara industri (gabungan Bank Umum dan BPR), jumlah aset perbankan di Sulaw esi Tengah pada bulan September 2010 mengalami peningkatan sebesar 24,93% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. jumlah DPK pada bank


(15)

3 pemerintah mengalami percepatan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 15,94% (y-o-y). Sementara DPK pada bank umum sw asta dan BPR justru mengalami perlambatan dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 26,71% (y-o-y) dan 7,02% (y-o-y).

Dalam hal penyaluran kredit, secara keseluruhan kinerja perbankan mengalami percepatan dengan pertumbuhan sebesar 22,91% (y-o-y). Berdasarkan kelompok bank, bank sw asta mengalami percepatan dibandingkan triw ulan III 2009 dengan pertumbuhan sebesar 64,89% (y-o-y), sementara kredit bank pemerintah dan kredit BPR justru mengalami perlambatan dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 17,10% (y-o-y) dan 3,76% (y-o-y).

Secara umum kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan di Sulaw esi Tengah pada triw ulan laporan masih baik yang ditunjukkan dengan nilai NPL Gross sebesar 3,29% dan NPL netto sebesar 1,29% . Di sisi lain, tingkat LDR perbankan di Sulaw esi Tengah mencapai angka 123,15 % . Hal ini menunjukkan intermediasi yang dilakukan perbankan cukup baik.

PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN

Aliran uang kartal di Bank Indonesia Palu pada triw ulan III 2010 berada pada

kondisi net ouflow yang berarti jumlah uang keluar lebih besar dibandingkan dengan

jumlah uang yang masuk. Jumlah aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia Palu dari perbankan dan masyarakat (inflow ) sepanjang triw ulan III 2010 meningkat cukup drastis sebesar 76,77% dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yaitu dari Rp226,90 miliar menjadi Rp 401,09 miliar, sedangkan aliran uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia Palu ke perbankan dan masyarakat (outflow ) justru turun sebesar 23,26% dibandingkan triw ulan sebelumnya yaitu dari Rp 1.092,46 milyar menjadi Rp 838,37 milyar. Bila dibandingkan dengan angka inflow dan outflow maka akan diperoleh net-outflow selama triw ulan III 2010 sebesar Rp 437,28 miliar. Adanya peningkatan outflow yang cukup tinggi tersebut disebabkan oleh adanya musim Hari Raya (Lebaran) serta realisasi proyek Pemda dan sw asta yang mulai meningkat pada triw ulan III 2010.

Pada triw ulan III 2010, jumlah uang palsu yang ditemukan di w ilayah kerja Bank Indonesia Palu sebanyak 18 lembar, atau meningkat dibandingkan dengan triw ulan


(16)

4 sebelumnya (14 lembar). Pada triw ulan III 2010, jumlah w arkat kliring naik 2,74% yaitu dari 33.649 lembar pada triw ulan sebelumnya menjadi 34.570 lembar. Akan tetapi nominal perputaran kliring justru menurun sebesar 8,87% dibandingkan triw ulan II 2010 sehingga menjadi Rp 944,62 miliar.

Aliran dana keluar (Outflow ) melalui RTGS pada triw ulan III 2010 tercatat sebesar Rp 4.794,05 miliar atau naik 8,16% dibandingkan triw ulan II 2010 sebesar Rp 4.432,19 miliar dengan volume transaksi sebanyak 10.639 transaksi. Disisi lain aliran dana masuk (inflow ) melalui RTGS pada triw ulan III 2010 tercatat sebesar Rp 4.213,94 miliar atau turun 6,92% dibandingkan triw ulan II 2010 sebesar Rp 4.527,33 miliar dengan volume transaksi sebanyak 8.431 transaksi.

PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Kondisi ketenagakerjaan di Sulaw esi Tengah dalam satu tahun terakhir

semakin membaik. Hasil survei Sakernas yang dilaksanakan oleh Badan Pusat

Statistik menunjukkan bahw a jumlah penyerapan tenaga kerja di Sulaw esi Tengah pada bulan Februari 2010 tercatat lebih tinggi. Dalam periode satu tahun terakhir (Februari 2009- Februari 2010), jumlah angkatan kerja meningkat 4,03% sementara pada saat yang bersamaan jumlah angkatan kerja yang bekerja meningkat sebesar 4,27% . Kondisi ini mengakibatkan tingkat pengangguran turun sebesar 0,21% dari tahun sebelumnya.

Disamping mengandalkan daya serap perekonomian regional dan dalam negeri, Sulaw esi Tengah juga telah mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri. Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat hingga bulan September 2010 jumlah pengiriman TKI pada tahun ini mencapai 955 orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar (87,9 persen) TKI dikirim ke negara-negara Timur Tengah. Sementara jika dilihat dari daerah asalnya, Kabupaten Sigi menjadi penyumbang terbesar pengiriman TKI dari Sulaw esi Tengah dengan jumlah mencapai 587 orang, diikuti oleh Parigi M outong dan Donggala masing-masing sebanyak 203 orang dan 106 orang.

PERKEM BANGAN KEUANGAN DAERAH

Hingga triw ulan III 2010, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulaw esi Tengah memiliki kinerja yang baik. Realisasi pendapatan daerah


(17)

5 Provinsi Sulaw esi Tengah hingga triw ulan III 2010 mencapai Rp 863,53 miliar atau 82,56% dari total anggaran pendapatan daerah tahun 2010 (Rp1.046 miliar). Nilai realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pendapatan APBD pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 70,04% dari total target pendapatan sebesar Rp 1.062,74 miliar. Sementara di sisi Belanja Daerah, kinerja realisasi pos ini hingga triw ulan III 2010 mencapai 61,42% dari target Belanja Daerah sebesar Rp 1.105,60 miliar atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Belanja Daerah triw ulan III 2009 sebesar 51,55% . Adanya perbedaan tingkat realisasi belanja daerah dengan realisasi pendapatan daerah mengakibatkan terjadinya surplus pada periode triw ulan III 2010 sebesar Rp 184,52 miliar.

PROSPEK PEREKONOM IAN DAERAH

M emasuki kuartal IV 2010, perekonomian Sulaw esi Tengah diperkirakan tumbuh sebesar 9,92% (y-o-y). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi pada triw ulan mendatang masih akan bersumber dari konsumsi rumah tangga. Belanja masyarakat menjelang akhir tahun menjadi faktor penggerak utama pertumbuhan pada triw ulan IV, selain penyelenggaraan beberapa even pada triw ulan tersebut. M asih kuatnya konsumsi rumah tangga tercermin dari hasil survei konsumen pada bulan April-Juni 2010, dimana Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) untuk 6 bulan mendatang (Oktober-Desember 2010) masih berada pada level optimis dengan nilai indek berada pada kisaran 128,3 - 132,4. Kegiatan ekspor diperkirakan masih akan mengalami penguatan, dan akan didorong oleh ekspor bahan tambang, CPO, CNO (m inyak kelapa kasar), dan kakao sebagai komoditas unggulan Sulaw esi Tengah.

Berdasarkan hasil SKDU pada triw ulan IV 2010, para pelaku bisnis yang menjadi responden survei memperkirakan akan terjadinya pertumbuhan pada triw ulan mendatang. Nilai SBT ekspektasi tercatat sebesar 2,33 dengan nilai SBT tertinggi pada responden sektor pertanian dan keuangan.

Laju inflasi tahunan (y-o-y) Kota Palu pada triw ulan IV 2010 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan laju inflasi triw ulan IV 2009 namun masih lebih rendah bila dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh relatif berkurangnya shock yang terjadi pada triw ulan laporan bila dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Efek kenaikan TDL yang terjadi di triw ulan III 2010


(18)

berangsur-6 angsur semakin kecil dalam mekanisme pembentukan harga barang dan jasa di triw ulan IV 2010. Disamping itu berdasarkan data historis, efek kenaikan harga yang disebabkan oleh momen Natal dan Tahun Baru pada akhir tahun tidak sebesar kenaikan harga pada saat Lebaran di triw ulan III 2010. Di sisi ekspektasi, sebagaimana yang tercermin dalam Survei Konsumen bulan Oktober 2010, dalam 3 bulan yang akan datang masyarakat memperkirakan harga barang dan jasa akan meningkat dengan tingkat inflasi bulanan sedikit berfluktuatif dan cenderung menurun di akhir tahun 2010. Inflasi tahunan pada triw ulan IV 2010 diproyeksikan pada kisaran 5,25% + 1% .

Pada periode akhir tahun 2010, kondisi perbankan di Sulteng diperkirakan tumbuh positif dan mengalami percepatan dibandingkan dengan periode triw ulan sebelumnya. Hal ini didukung oleh perbaikan ekonomi global dan nasional yang terus berlanjut serta membaiknya tingkat konsumsi masyarakat. Panen kakao yang berlangsung di triw ulan III 2010 serta penambahan 5 Kantor Cabang Pembantu ditengarai memberikan efek positif bagi peningkatan aset, DPK dan kredit perbankan propinsi Sulteng di akhir tahun 2010. Pada triw ulan mendatang, jumlah aset perbankan diperkirakan tumbuh sebesar 25,16% (y-o-y). Sementara itu jumlah DPK dan jumlah penyaluran kredit diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 14,20% (y-o-y) dan 19,36% (y-o-y).


(19)

7

BAB 1

PERKEM BAN GAN M AKRO EKO N O M I REGIO N AL

Kondisi makroekonomi regional Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 masih menunjukan kinerja positif yang ditunjukan dari laju pertumbuhan ekonomi pada triw ulan III yang tercatat tumbuh sebesar 10,36% (y-o-y), atau 4,49% (q-t-q)1. Dari sisi penggunaan pertumbuhan pada triw ulan laporan masih bersumber dari konsumsi yang didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik, investasi, dan kinerja ekspor yang positif.

M asih tingginya daya beli masyarakat pada triw ulan laporan dapat diindikasikan dari meningkatnya tingkat penjualan kendaraan bermotor dan indeks keyakinan konsumen. Realisasi APBD yang cenderung lebih baik dari tahun sebelumnya juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan pada triw ulan laporan. Indikasi pendukung lainnya adalah membaiknya kinerja ekspor antar provinsi dan antar negara. M eningkatnya hasil panen komoditas unggulan ekspor Sulaw esi Tengah (Kakao, dan Cengkeh) menjadi salah satu faktor pendorong membaiknya ekspor pada triw ulan laporan. Realisasi belanja pemerintah juga lebih baik dibandingkan triw ulan sebelumnya.

Dari sisi penaw aran, pertumbuhan ekonomi pada triw ulan III 2010 bersumber dari sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor industri. Kinerja sektor pertanian mengalami pelambatan seiring dengan penurunan produksi komoditas unggulan dibeberapa daerah pada triw ulan laporan. Adapun peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triw ulan laporan berkaitan erat dengan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri dan bulan puasa, disamping penyelenggaraan beberapa event berskala nasional seperti peringatan Harganas, dan Festival Budaya bertajuk Kemilau Sulaw esi. Kinerja sektor angkutan juga turut terkena imbas positif dari penyelenggaraan berbagai even tersebut disamping adanya Hari Raya Idul Fitri.


(20)

8

Pertumbuhan y-o-y (%)

Sumber : BPS Sulawesi Tengah

Grafik1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Sulaw esi Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

1.1. ANALISIS PDRB DARI SISI PERM INTAAN

Pada sisi permintaan, meski secara agregat perekonomian tumbuh 10,36% , hanya komponen konsumsi dan ekspor yang tumbuh lebih tinggi dari triw ulan sebelumnya, sementara komponen lainnya mengalami pelambatan. Arus ekspor pada triw ulan laporan mengalami penguatan dibandingkan tahun sebelumnya. M embaiknya harga komoditas ekspor unggulan (kakao) di pasar internasional yang didukung oleh adanya panen raya komoditas perkebunan yang lebih baik menjadi salah satu pendorong ekspor pada triw ulan laporan. Produksi bahan galian C yang banyak ditujukan untuk memenuhi permintaan dari Kalimantan Timur pada triw ulan laporan dilaporkan juga mengalami peningkatan dari triw ulan sebelumnya maupun tahun lalu.

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB M enurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (% ; y-o-y)

Rincian

2009 2010 Kontribusi Thd Pertumbuhan Tw III 10 Tw II Tw III Tw II Tw III

1.Konsumsi RT 10,37 5.23 3.77 6.52 5.79 2.Kons. Lembaga Nirlaba 13,73 0.96 9.01 7.67 0.13 3.Konsumsi Pemerintah 9,78 0.55 15.75 4.85 1.44 4.Investasi 3,25 1.12 3.77 2.78 1.95 5.Ekspor 0,83 -0.14 6.83 15.37 1.58 6.Impor 18,29 10.25 -38.14 -34.45 (0.53)

PDRB 6,7 2.4 9.66 10.36 Sumber : BPS Sulteng, diolah


(21)

9 1.1.1.Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triw ulan laporan tumbuh sebesar 6,52% (y-o-y) atau sebesar 3,20%

(q-t-q).

Pertumbuhan konsumsi pada triw ulan laporan dapat dikonfirmasi dari posisi kredit konsumsi pada bulan September 2010 yang

tercatat tumbuh melambat sebesar 21,9% (y-o-y) dengan nilai Rp 4,72 trilyun.

Beberapa indikator lain juga menunjukan adanya penguatan daya beli masyarakat sebagai faktor pendorong konsumsi rumah tangga.

Jumlah pendaftaran kendaraan baru pada triw ulan laporan meningkat dari triw ulan sebelumnya demikian halnya dengan konsumsi BBM retail pada triw ulan III 2010 yang mengalami peningkatan. Adanya faktor musiman (Hari Raya Idul Fitri) pada triw ulan laporan menjadi salah satu penggerak utama peningkatan konsumsi. M eski tekanan inflasi lebih kuat dari triw ulan sebelumnya, daya beli konsumen masih terjaganya cukup terjaga.

miliar Persen Unit Persen

Sumber : SEKDA Sulawesi Tengah Sumber : Kantor Samsat Kota Palu Grafik 1.2. Perkembangan Kredit Konsumsi M enurut

Lokasi Proyek Di Sulaw esi Tengah Grafik 1.3. Jumlah Pendaftaran Kendaraan Baru Di Kota Palu

Kiloliter Meterkubik

Sumber : Pertamina Region VIII, Sulteng Sumber : PDAM Kab. Donggala


(22)

10 Jumlah pendaftaran kendaraan baru pada Kantor Samsat Kota Palu tercatat meningkat sebesar 31,3% (q-t-q) atau tumbuh 74,2% (y-o-y). Jumlah pendaftaran kendaraan baru pada triw ulan laporan mencapai 13.572 unit yang didominasi oleh jenis kendaraan roda dua yakni sebanyak 12.552 unit, dan kendaraan roda empat 1.020 unit. Adanya peningkatan penjualan kendaraan menjadi salah satu indikasi menguatnya konsumsi masyarakat.

Konsumsi BBM retail selama triw ulan III 2010 tumbuh melambat 11,61% (y-o-y)

atau sebesar 1,33% (q-t-q). Konsumsi tertinggi terjadi pada BBM jenis premium yang

mencapai 57,8%, diikuti solar dan minyak tanah. Secara umum peningkatan

konsumsi BBM jenis premium dan solar berkaitan dengan meningkatnya jumlah pendaftaran kendaraan baru pada triw ulan laporan. Sementara itu konsumsi air masyarakat selama triw ulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,2% (y-o-y), atau sebesar 4,50% (q-t-q). Pada periode tersebut jumlah pelanggan tumbuh

sebesar 4,2% (y-o-y) atau 703 sambungan baru.

Nilai Tukar Petani (NTP) selama triw ulan laporan cenderung melemah dari triw ulan sebelumnya. Rata-rata NTP selama triw ulan III 2010 tercatat 96,47 persen lebih rendah dari rata-rata triw ulan sebelumnya sebesar 97,27 persen. Secara umum penurunan NTP selama triw ulan laporan disebabkan oleh peningkatan Indek Dibayar Petani yang lebih tinggi dibandingkan Indek Diterima Petani. Kenaikan harga jual komoditas pertanian cukup berpengaruh pada kenaikan indek diterima petani (pendapatan petani), namun tekanan inflasi yang cukup kuat selama triw ulan laporan telah mendorong indek dibayar petani (pengeluaran petani) mengalami kenaikan yang lebih besar lagi. Kenaikan pengeluaran petani terjadi pada seluruh komponen pengeluaran rumah tangga.

Adanya penurunan NTP pada sub sektor tanaman pangan perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak mengingat kegiatan sub sektor tanaman pangan mencakup penyediaan bahan pangan pokok. Apabila sub sektor ini tidak menarik lagi petani akan terjadi peralihan fungsi lahan yang dapat mengancam produksi dan sw asembada pangan.


(23)

11

Persen perubahan % Persen

Sumber : BPS Sulawesi Tengah Sumber : Survei Konsumen KBI Palu

Grafik 1.6. Perkembangan Nilai Tukar Petani Grafik 1.7. Indeks Keyakinan Konsumen

Berdasarkan hasil Survei Konsumen pada periode Juli-September 2010, indeks keyakinan konsumen masih berada di atas 100, meski cenderung mengalami penurunan dari akhir triw ulan sebelumnya. Hal ini menjadi indikator bahw a daya beli masyarakat masih terjaga yang diperkuat optimisme masyarakat bahw a tingkat penghasilan masyarakat yang dianggap masih lebih baik dibandingkan periode 6 bulan sebelumnya. meningkatnya persepsi masyarakat terhadap tingkat penghasilan saat ini didukung oleh meningkatnya pendapatan/gaji serta adanya peningkatan omzet penjualan.

Konsumsi pemerintah pada triw ulan III 2010 tumbuh melambat 4,85%

(y-o-y), atau sebesar 5,94% (q-t-q).

Angka tersebut dapat dikonfirmasi dari angka realisasi belanja pemerintah propinsi Sulaw esi Tengah.

Tabel 1.2. Realisasi Belanja Pemerintah Propinsi Sulaw esi Tengah

Komponen Belanja Jun-09 Sep-09 Dec-09 M ar-10 Jun-10 Sep-10

Belanja Daerah 32.10% 44.80% 80.68% 2.83% 36.70% 61.42%

Belanja Operasi 36.30% 52.60% 91.42% 2.51% 40.13% 65.18%

Belanja M odal 15.80% 34.20% 69.02% 0.27% 24.28% 46.27%

Belanja Tak Terduga 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Transfer Ke Kab/Kota 52.70% 13.80% 38.35% 12.06% 41.83% 74.65%

Sumber : Biro Keuangan Propinsi Sulaw esi Tengah, data diolah.

Tingkat realisasi belanja pemerintah pada triw ulan laporan sudah cukup lebih baik dengan tingkat realisasi belanja mencapai 61,42% meski masih didominasi komponen belanja operasional (mencakup pos belanja pegaw ai, belanja barang, belanja bantuan sosial, dll). Tingkat realisasi belanja daerah yang lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu menjadi indikasi adanya perbaikan dalam hal pengelolaan belanja daerah.


(24)

12 1.1.2.Investasi

Laju investasi pada triw ulan III 2010 tumbuh melambat 2,78%

(y-o-y),

atau 6,93%

(q-t-q).

Pertumbuhan investasi pada triw ulan laporan terutama didorong oleh investasi sw asta baik yang sifatnya baru maupun penggantian barang modal. Adanya peningkatan pertumbuhan tersebut dapat dikonfirmasi dari beberapa indikator antara lain pertumbuhan kredit investasi berdasarkan lokasi proyek, dan realisasi pengadaan semen.

Kredit investasi berdasarkan lokasi proyek September 2010 tercatat sebesar Rp1,36 trilyun atau melambat 10,5% (y-o-y), dan masih didominasi oleh kredit investasi untuk w ilayah Kabupaten Poso dan Kota Palu. Sementara itu, meski masih mengalami kontraksi sebesar 1,39% (y-o-y) volume realisasi pengadaan semen di Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 mengalami penguatan ditandai dengan adanya pertumbuhan pengadaan semen sebesar dari triw ulan sebelumnya sebesar 8,3% (q-t-q).

Rp miliar (y.o.y) persen Ton persen

Sumber : Buku SEKDA Sulawesi Tengah Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

Grafik 1.8. Kredit Investasi M enurut Lokasi Proyek Grafik 1.9. Realisasi Pengadaan Semen Di Sulteng

Impor luar negeri Sulaw esi Tengah selama bulan Juli-September 2010 tercatat sebesar US$.1,35 juta. Angka tersebut turun sebesar 88,5% (y-o-y). Barang-barang impor pada triw ulan laporan sebagian besar merupakan barang-barang jadi hasil olahan industri.


(25)

13 1.1.3.Ekspor

Aktivitas ekspor2 Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 tumbuh 15,37% (y-o-y) atau sebesar 5,10%

(q-t-q).

Pada periode bulan Juli-September 2010 volume ekspor minyak nabati dari Sulaw esi Tengah tercatat sebesar 12,54 ribu ton atau tumbuh sebesar 9,3% dari periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan ekspor pada triw ulan laporan juga didukung oleh membaiknya kinerja ekspor antar provinsi, sedangkan kinerja ekspor antar negara diperkirakan melambat. Komoditas ekspor antar provinsi yang mengalami peningkatan kinerja yaitu ekspor bahan galian C, dan hasil pertanian (kakao). Hasil panen kakao yang cukup bagus berkontribusi positif terhadap kenaikan ekspor selama triw ulan laporan. Ditinjau dari negara pembeli, pangsa ekspor Sulaw esi Tegah masih didominasi oleh pembeli dari negara di Asia khususnya M alaysia, dan China. Secara agregat volume ekspor non migas selama periode Juli September 2010 meningkat 4 kali lipat lebih dari ekspor pada triw ulan III 2009. Ekspor ke China didominasi oleh bahan tambang, sementara ekspor ke M alaysia didominasi oleh komoditas kakao. Secara kuartalan volume ekspor luar negeri turun sebesar -1,5% (q-t-q). Secara akumulatif hingga triw ulan III 2010 volume ekspor luar negeri dari Sulaw esi Tengah tercatat sebesar 1,50 juta metrik ton yang didominasi oleh bahan mineral tambang, dengan nilai ekspor keseluruhan mencapai USD 285,24 juta.

Ton Ton USD per ton

Sumber : Web DSM Sumber : ASKINDO, ICCO

Grafik 1.10. Volume Ekspor Sulteng M enurut Negara Pembeli

Grafik 1.11. Perkembangan Volume Ekspor Kakao dan Harga Kakao di Pasar Internasional

2


(26)

14

Ton persen Ton persen

Sumber : Web DSM BI Sumber : Web DSM BI

Grafik 1.12. Perkembangan Volume Ekspor Hasil Tambang Sulteng

Grafik 1.13. Perkembangan Volume Ekspor M inyak Nabati Sulteng

Berdasarkan data ASKINDO Sulaw esi Tengah, ekspor kakao selama triw ulan III 2010 tercatat tumbuh sebesar 7,0% (y-o-y) menjadi 31.724 ton, lebih tinggi dari triw ulan III 2009 yang mencapai 29.652 ton maupun triw ulan sebelumnya yang mencapai 25.805 ton. Pergeseran musim yang terjadi sepanjang tahun 2010 cukup berpengaruh terhadap pola produksi kakao dari biasanya. Sementara itu harga rata-rata kakao di pasar internasional selama triw ulan III 2010 cenderung mengalami penurunan dari triw ulan sebelumnya. Harga rata-rata harian kakao pada periode Juli-September 2010 tercatat sebesar US$3.059,7 per ton lebih rendah dari rata-rata triw ulan sebelumnya sebesar US$3.210,2 per ton. Penurunan harga kakao tersebut didorong oleh meningkatnya ekspektasi para pedagang di pasar internasional akan adanya kenaikan produksi kakao dari negara-negara Afrika.

Sementara itu kinerja ekspor hasil tambang pada triw ulan laporan cukup menggembirakan. Volume ekspor hasil tambang pada bulan Juli-September 2010 mencapai 517,55 ribu ton, lebih rendah dari triw ulan II 2010 yang berjumlah 542,33 ribu ton. Secara akumulatif volume ekspor tambang dari Januari-September 2010 berjumlah 1,48 juta ton, jauh lebih tinggi dari volume ekspor sepanjang 2009. Kondisi ini menunjukkan bahw a Sulaw esi Tengah memiliki potensi tambang yang cukup besar namun selama ini belum banyak dieksplorasi oleh investor. Hingga triw ulan laporan devisa yang diperoleh dari eskpor bahan tambang Sulaw esi Tengah mencapai USD 30,83 juta, meningkat hampir lima kali lipat dari nilai ekspor tambang tahun lalu.

Kegiatan pengiriman barang keluar w ilayah menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Pantoloan selama triw ulan III 2010 mengalami penurunan signifikan


(27)

15 dibandingkan triw ulan sebelumnya. M eski jumlah kapal bertambah dari triw ulan sebelumnya namun volume pengiriman barang mengalami penurunan. Sementara itu jumlah pengiriman barang keluar melalui Bandara M utiara Palu pada triw ulan laporan tercatat naik sebesar 54,53% (y-o-y) atau sebesar 16,36% (q-t-q).

Ton/M3 persen Ton/ USD per ton

Sumber : PT. Pelindo IV, Pantoloan Sumber : Pengelola Bandara Mutiara Palu

Grafik 1.14. Perkembangan Volume M uat Barang M elalui Pelabuhan Pantoloan (Perdagangan Dalam Negeri)

Grafik 1.15. Jumlah Barang Yang Keluar M elalui Bandara M utiara Palu

1.1.4.Impor

Impor Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 masih mengalami kontraksi sebesar -34,45% (y-o-y), meski secara kuartalan tumbuh 4,71%

(q-t-q).

Kontraksi pada triw ulan laporan didorong oleh penurunan impor antar daerah. Volume bongkar barang di Pelabuhan Pantoloan untuk perdagangan domestik pada

triw ulan laporan tumbuh melambat sebesar 1,9% (y-o-y). Sementara itu jumlah

pengiriman barang menggunakan jasa angkutan udara naik sebesar 54,8% (y-o-y)

atau 16,32% (q-t-q).

Ton/M3 persen Ton

Sumber : PT. Pelindo IV, Pantoloan Sumber : Pengelola Bandara Mutiara Palu

Grafik 1.16. Perkembangan Volume Bongkar Barang M elalui Pelabuhan Pantoloan (Perdagangan Dalam Negeri)

Grafik 1.17. Jumlah Barang M asuk M elalui Bandara M utiara Palu


(28)

16

1.2. ANALISIS PDRB DARI SISI PENAWARAN

Dari sisi penaw aran pertumbuhan pada triw ulan laporan bersumber dari sektor pertanian, sektor jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), serta sektor angkutan & komunikasi.

Pertumbuhan sektor pertanian terjadi seiring dengan musim panen yang berlangsung pada akhir triw ulan laporan dan harga komoditas pertanian yang masih cukup menggembirakan. Sementara itu volume produksi bahan galian C selama triw ulan laporan tercatat tumbuh 22,09% (y-o-y) atau sebesar 8,7% (q-t-q).

Tabel 1.3. PDRB M enurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (M iliar Rupiah)

Rincian 2007 2008 2009 2010 Tw II Tw III Tw II Tw III 1.Pertanian 5.858,81 6.128,72 1,590.2 1,645.0 1716.0 1773.5 2.Pertambangan&Penggalian 451,82 537,92 144.0 154.9 150.6 157.6 3.Industri Pengolahan 886,68 943,30 251.6 260.9 274.7 284.5 4.Listrik&Air Bersih 103,29 105,38 29.1 29.4 30.6 31.8 5.Bangunan 902,41 980,08 252.6 262.2 269.8 283.6 6.Perdag, Hotel&Restoran 1.771,58 1.885,15 489.5 510.7 552.5 585.9 7.Angkutan&Komunikasi 975,50 1.091,01 294.2 305.8 327.2 345.4 8.Keu, Sew a&Js.Perusahaan 624,21 691,25 182.3 191.0 210.2 217.8 9.Jasa-Jasa 2.109,58 2.383,20 625.1 646.5 700.0 741.3 PDRB 13.683,88 14.746,02 3,858.7 4,006.3 4231.6 4421.4

Sumber : BPS Sulteng, diolah

Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan PDRB M enurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (% )

Rincian 2009 2010 Kontribusi Thd Pertumbuhan Tw II Tw III Tw II Tw III

1.Pertanian 3.63 -0.90 7.91 7,81 4.16 2.Pertambangan&Penggalian 9.14 12.76 4.60 1,79 0.37 3.Industri Pengolahan 8.42 8.97 9.16 9,04 0.67 4.Listrik&Air Bersih 15.87 8.71 5.30 8,28 0.07 5.Bangunan 11.65 1.43 6.79 8,16 0.66 6.Perdag, Hotel&Restoran 7.49 3.24 12.86 14,72 1.37 7.Angkutan&Komunikasi 11.00 9.64 11.22 12,95 0.81 8.Keu, Sew a&Js.Perusahaan 10.54 3.49 15.32 14,04 0.51 9.Jasa-Jasa 7.50 2.49 11.98 14,67 1.74 PDRB 6.69 2.43 9.66 10.36 10.36 Sumber : BPS Sulteng, diolah


(29)

17 1.2.1.Sektor Pertanian

Pada triw ulan III 2010, sektor pertanian melambat dan tumbuh sebesar 7,81%

(y-o-y) atau 3,35%

(q-t-q).

Pelambatan terjadi seiring berakhirnya panen raya kakao di beberapa sentra pada tengah triw ulan laporan. Berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) BPS, produksi padi Propinsi Sulaw esi Tengah tahun 2010 diperkirakan mencapai 986.126 ton GKG, naik sebesar 32.730 ton (3,43 % ) dibandingkan dengan produksi tahun 2009 yang mencapai 953.396 ton GKG. Peningkatan produksi tahun 2010 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan produktivitas sebesar 1,56 ku/ha, sementara untuk luas panen diperkirakan mengalami penurunan sebesar 59 ha (-0,03 % ). Sementara itu berdasarkan produksi jagung Sulaw esi Tengah diperkirakan naik sebesar 4,2% menjadi 171.179 ton. Peningkatan tersebut disebabkan adanya peningkatan luas panen sebesar 1.653 ha (3,57 % ) dan produktivitas sebesar 0,22 ku/ha (0,62 % ).

Sementara itu berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Sulaw esi Tengah hingga bulan Agustus, luas panen padi saw ah mencapai 116.695 hektar dengan w ilayah terluas berada di w ilayah Kabupaten Donggala disusul Kabupaten Parigi M outong dan Kabupaten Banggai. Dalam lima tahun terakhir luas panen padi di Sulaw esi Tengah bertambah rata-rata sebesar 4,37% pertahun, sementara produksinya naik rata-rata sebesar 7,75% pertahun. Komoditas lain yang juga tercatat mengalami penambahan luas panen adalah jagung, kedelai, dan ubi kayu. Peningkatan luas panen tersebut berimbas pada kenaikan produksi komoditas pertanian tersebut.

Potensi untuk meningkatkan produksi pertanian di Sulaw esi Tengah masih cukup terbuka. Berdasarkan data luas lahan menurut penggunaan dari BPS, di provinsi Sulaw esi Tengah terdapat lahan beririgasi yang belum dimanfaatkan hingga 13.596 hektar. Wilayah kabupaten yang tercatat paling banyak memiliki lahan tidur adalah M orow ali dan Banggai. Sementara luas lahan kering yang belum dimanfaatkan mencapai 674.728 hektar dengan jumlah paling banyak berada di Kabupaten Banggai. Kondisi ini tentu saja menjadi salah satu faktor potensial untuk mendorong peningkatan produksi padi maupun palaw ija di Sulaw esi Tengah, meskipun pada tahun lalu Sulteng mencatatkan surplus sebesar 193.839 ton dan menjadi salah satu penyumbang produksi padi nasional.


(30)

18

Produksi(Ton) y.o.y persen Hektar y.o.y luas

Sumber : ARAM III 2010, BPS Sulteng Sumber : ARAM III 2010, BPS Sulteng

Grafik 1.18. Perkembangan Produksi Padi dan Jagung Di Sulteng

Grafik 1.19. Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi dan Jagung Di Sulteng

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Sulaw esi Tengah, pada tahun ini telah dicetak lahan saw ah baru dengan luas lebih dari 3.500 hektar yang tersebar di beberapa w ilayah Kabupaten dengan biaya dari APBN maupun APBD. Pencetakan lahan baru dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan pangan di masa datang dan mengimbangi alih fungsi lahan. Kabupaten M orow ali dan Buol merupakan daerah yang tercatat paling banyak mencetak saw ah baru masing-masing seluas 1.000 hektar. Di masa yang akan datang untuk menekan laju alih fungsi lahan, pemerintah akan memetakan daerah yang akan menjadi pusat produksi pangan nasional dan dimasukan dalam rancangan tata ruang w ilayah nasional.

Produktivitas padi di Sulaw esi Tengah saat ini mencapai 4,5 ton per hektar, masih dibaw ah rata-rata nasional (6 ton/hektar). Faktor penyebabnya adalah terbatasnya tenaga penyuluh lapangan dan rendahnya kesadaran petani untuk menggunakan bibit unggul, melakukan pemupukan dan pengolahan. Pada tahun 2012, provinsi Sulaw esi Tengah menargetkan menjadi 10 besar penghasil padi nasional.

Harga komoditas utama pertanian seperti padi, cengkih, kakao dan hasil perikanan selama triw ulan laporan cukup menggembirakan. Khusus untuk komoditas padi, tingginya harga beras di pasaran telah menyebabkan seretnya pengadaan beras oleh BULOG. Disisi lain volume ekspor komoditas perikanan pada

selama Juli-September 2010 mengalami kontraksi sebesar -98,8% (y-o-y), sementara

ekspor bahan nabati dan hew ani lainnya tumbuh sebesar 58,5% (y-o-y). Ekspor komoditas kakao dan kopi yang merupakan komoditas unggulan Sulaw esi Tengah


(31)

19

tumbuh sebesar 2,3% (y-o-y), dan ekspor komoditas minyak nabati tumbuh sebesar

9,3% (y-o-y).

Dalam upaya untuk meningkatkan produksi kakao, sejak tahun lalu Askindo Sulaw esi Tengah telah membangun pusat pengembangan bibit kakao di Palu melalui kerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember dan Universitas Tadulako. Hasil kerjasama yang telah dicapai yakni penyediaan lahan seluas 14 hektar dan penelitian 8 (delapan) klon bibit kakao yang disiapkan sesuai lahan dan cuaca di w ilayah Indonesia Timur yang ditargetkan selesai pada tahun 2011. Data Askindo menyebutkan luas lahan kakao di Sulaw esi Tengah sekitar 220 ribu hektar.

Upaya lain yang sedang ditempuh oleh Askindo adalah mendorong para petani dan eksportir untuk memfasilitasi sertifikasi lahan kebun kakao. Langkah ini perlu dilakukan untuk merespons permintaan pasar, khususnya dari negara-negara Eropa akan produk yang ramah terhadap lingkungan. M elalui sertifikasi diharapkan volume produksi dan mutu produk yang dihasilkan oleh petani akan meningkat. Adapun syarat sertifikasi meliputi pembukaan lahan yang tidak merusak hutan, pemeliharaan tanaman, penggunaan pupuk dan pestisida, hingga ketahanan produksi.

Vol. Ton y.o.y persen Vol. Ton y.o.y persen

Sumber : Web DSM BI Sumber : Web DSM BI

Grafik 1.20. Perkembangan Ekspor Hasil Perikanan Sulteng

Grafik 1.21. Perkembangan Ekspor Kakao dan Kopi Sulteng


(32)

20

Volume (Ton) growth y.o.y Volume (Ton) growth y.o.y

Sumber : Web DSM BI Sumber : web DSM BI

Grafik 1.22. Perkembangan Ekspor Komoditas M inyak dan

Lemak Nabati Grafik 1.23. Perkembangan Ekspor Komoditas Bahan Nabati dan Hew ani Sulteng

Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Sulaw esi Tengah, panen padi selama triw ulan laporan sebagian besar berada di w ilayah Kabupaten Donggala, Parigi M outong, dan Banggai. Kondisi ini cukup berpengaruh terhadap volume pengadaan beras, dan perkembangan stok beras pada BULOG Divre Sulaw esi Tengah. Stok beras BULOG Divre Sulaw esi Tengah pada akhir September 2010 tercatat sebesar 8.309 ton, turun sebesar -4,54% dibandingkan stok pada akhir triw ulan sebelumnya.

Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga3,37 bulan mendatang.

Sementara itu selama triw ulan III 2010 realisasi pengadaan beras BULOG Divre Sulteng mencapai 1.657 ton. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan pengadaan pada triw ulan sebelumnya maupun tahun lalu. Pada tahun 2010 Bulog Divre Sulteng ditargetkan dapat melakukan pengadaan beras sebanyak 10.000 ton. Selain disebabkan oleh musim panen yang tidak terjadi secara bersamaan, penurunan realisasi pengadaan oleh BULOG Divre Sulteng pada tahun ini berkaitan dengan harga penjualan di pasar yang lebih tinggi dari HPP pemerintah.

Ton Rp./Kg Stok (Ton) Perub. Stok

Sumber : BULOG Divre Sulteng Sumber : BULOG Divre Sulteng


(33)

21 Idealnya adanya kenaikan harga beras di tingkat penggilingan padi bagi petani akan berdampak positif (memberikan insentif) bagi tingkat kesejahteraan petani dimana sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Sulaw esi Tengah. Namun kondisi di lapangan menunjukan hal yang berbeda karena pada saat bersamaan tingkat pengeluaran petani mengalami peningkatan. Akibatnya nilai tukar petani (NTP) di Sulaw esi Tengah justru mengalami penurunan.

1.2.2.Sektor Jasa-Jasa

Pada triw ulan III 2010 sektor jasa tumbuh 14,67% (y-o-y), atau sebesar 5,90% (q-t-q). Berdasarkan data SEKDA, pada akhir September 2010 kredit sektor jasa tumbuh 30,89% (y-o-y) dan masih didominasi oleh kredit untuk jasa dunia usaha. Sementara itu jumlah dana pemerintah (pusat dan daerah) yang tersimpan di lembaga perbankan hingga bulan September 2010 berjumlah Rp1,31 trilyun. Jika dibandingkan posisi 1 tahun yang lalu terdapat kenaikan sebesar 3,6% (y-o-y)

namun turun sebesar 3,82% dari akhir triw ulan sebelumnya. Sektor jasa yang masih

didominasi oleh jasa pemerintahan mengakibatkan realisasi belanja pemerintah akan berpengaruh terhadap kinerja sektor ini. Adanya penurunan dana pemerintah pada perbankan dari triw ulan sebelumnya menunjukan adanya peningkatan realisasi belanja pemerintah selama triw ulan laporan.

Rp Miliar growth (%) Rp Miliar growth (%)

Sumber : Buku SEKDA Sulteng Sumber : LBU Palu

Grafik 1.26. Perkembangan Kredit Sektor Jasa M enurut Lokasi Proyek Di Sulteng

Grafik 1.27. Perkembangan Dana Pemerintah Daerah Pada Perbankan


(34)

22 1.2.3.Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pada triw ulan III 2010 sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 14,72% (y-o-y), atau sebesar 6,04% (q-t-q). Relatif baiknya kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)3

triw ulan III 2010 sebesar 1,98% . Kinerja positif sektor ini menjadikannya sebagai sektor penyumbang terbesar ketiga terhadap pertumbuhan ekonomi pada triw ulan laporan setelah sektor pertanian dan jasa. Beberapa indikator menunjukkan adanya peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triw ulan laporan.

Kinerja positif sub sektor perhotelan terjadi di tengah terjadinya penurunan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang maupun melati. Namun demikian penurunan tersebut lebih disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah kamar yang ditaw arkan pihak hotel. Hal ini diperkuat oleh fakta bahw a jumlah tamu justru mengalami peningkatan. Rata-rata TPK hotel berbintang selama triw ulan III 2010 mencapai 65,83 % , lebih rendah jika dibandingkan rata-rata triw ulan II tahun 2010 yang mencapai 67,04% maupun rata-rata triw ulan III 2009 sebesar 52,3% . Pada saat yang bersamaan jumlah tamu hotel sepanjang triw ulan III 2010 mencapai 14.043 orang yang didominasi oleh tamu domestik. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 82,9% (y-o-y) atau 12,88% (q-t-q). Faktor pendorong peningkatan jumlah tamu selama triw ulan laporan adalah banyaknya penyelenggaraan acara pertemuan, festival, dan pameran serta penyelenggaraan Pilkada di beberapa kabupaten.

Persen T. Domestik T. Asing

Sumber : BPS Sulteng Sumber : BPS Sulteng

Grafik 1.28. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang

Grafik 1.29. Perkembangan Jumlah Tamu Hotel Berbintang

3 Survei Kegiatan Dunia Usaha dilaksanakan oleh Bank Indonesia setiap triw ulan dengan target responden


(35)

23 Indikator lain yang menunjukkan adanya peningkatan kegiatan pada sektor perdagangan adalah peningkatan volume bongkar barang baik melalui pelabuhan laut maupun bandar udara. Adanya peningkatan volume bongkar menjadi salah satu penanda peningkatan kegiatan perdagangan. Volume bongkar barang di Pelabuhan Pantoloan pada triw ulan laporan tercatat tumbuh sebesar 1,9% (y-o-y), sementara

jumlah pengiriman barang masuk melalui angkutan udara tumbuh 54,8% (y-o-y).

1.2.4.Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor angkutan dan komunikasi pada triw ulan III 2010 tumbuh 12,95% (y-o-y), atau sebesar 5,57% (q-t-q). M embaiknya kinerja sektor angkutan didorong oleh adanya Hari Raya Idul Fitri dan penyelenggaraan beberapa event berskala nasional di Sulaw esi Tengah. Dari data yang diperoleh dari pengelola bandara M utiara Palu, jumlah arus penumpang pesaw at udara yang datang dan pergi melalui Bandara M utiara selama triw ulan III 2010 tercatat berjumlah 179.978

penumpang. Jumlah tersebut meningkat sebesar 16,47% (q-t-q) atau sebesar

44,06% (y-o-y). Jumlah penumpang angkutan udara tertinggi tercatat pada bulan Juli 2010 dengan jumlah penumpang mencapai 43.290 yang didorong oleh pergantian tahun ajaran baru dan penyelenggaraan beberapa even skala nasional pada bulan Juli diantaranya peringatan Harganas dan Festival Kemilau Sulaw esi.

Orang growth q-t-q

Sumber : Pengelola Bandara Mutiara Palu


(36)

24 Seperti halnya penumpang yang menggunakan angkutan udara, jumlah penumpang kapal laut pada triw ulan III 2010 mengalami peningkatan dibandingkan triw ulan sebelumnya. Jumlah penumpang kapal laut pada triw ulan laporan mencapai 31.837 penumpang, naik sebesar 94,98% (q-t-q) meski secara tahunan mengalami

penurunan sebesar -28,08% (y-o-y), dan didominasi oleh kelompok penumpang

yang turun. M eningkatnya pendapatan masyarakat dan semakin kompetitifnya harga tiket yang ditaw arkan oleh maskapai penerbangan menjadikan minat masyarakat untuk menggunakan jasa angkutan kapal laut menjadi berkurang.

Tabel 1.5. Perkembangan Jumlah Penumpang Kapal Laut M elalui Pelabuhan Pantoloan

Penumpang Tw 1 2008 Tw 2 2008 Tw 3 2008 Tw 4 2008 Tw 1 2009 Tw 2 2009 Tw 3 2009 Tw 4 2009 Tw 1 2010 Tw 2 2010 Tw 3 2010

Turun 12,831 12,947 19,137 19,170 13,186 11,370 23,036 11,835 9,402 9,393 17,190

Berangkat 15,173 13,691 27,034 22,732 16,291 8,992 21,232 8,944 8,693 6,935 14,647

Jumlah 28,004 26,638 46,171 41,902 29,477 20,362 44,268 20,779 18,095 16,328 31,837 Sumber : PT Pelindo IV, Cabang Pantoloan

1.2.5.Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triw ulan III 2010 melambat 1,79% (y-o-y), atau sebesar 4,65%

(q-t-q).

Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian terjadi seiring meningkatnya realisasi produksi bahan galian C, dan ekspor bijih mineral tambang. Angka realisasi produksi bahan galian C di Kabupaten

Donggala selama triw ulan III 2010 tumbuh sebesar 8,7% (q-t-q) dan secara tahunan

tumbuh 22,09% (y-o-y). Produksi bahan galian C tertinggi dicapai pada bulan Agustus 2010, dengan volume mencapai 153.108 kubik. Sementara itu kegiatan penambangan emas rakyat di w ilayah Poboya masih terus berlangsung.

Sebagai daerah yang kaya sumber mineral, di w ilayah Sulaw esi Tengah terdapat potensi bahan tambang seperti nikel, bijih besi, tembaga, emas, perak, dll yang tersebar di hampir tiap w ilayah kabupaten memiliki potensi tambang. Namun potensi tambang tersebut belum digarap dengan baik. Ekspor tambang Sulaw esi Tengah pada triw ulan laporan mengalami tumbuh 10 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu meski secara kuartalan turun sebesar -4,6 % (q-t-q). Ekspor hasil tambang Sulaw esi Tengah lebih banyak dikirim ke negara China seiring meningkatnya aktivitas perekonomian di negara tersebut.


(37)

25

Meter Kubik growth (%) Ton growth (%)

Sumber : Distamben Kab. Donggala Sumber : web dsm

Grafik 1.31. Produksi Bahan Galian Golongan C

Grafik 1.32. Ekspor M ineral Tambang 1.2.6.Sektor Industri Pengolahan

Pada triw ulan III 2010, sektor industri pengolahan mengalami pelambatan sebesar 9,04% (y-o-y) atau 3,57%

(q-t-q).

Pelambatan tersebut dapat dikonfirmasi dari angka pertumbuhan kredit sektor industri, dan konsumsi BBM

untuk industri pada triw ulan laporan. Berdasarkan dataakhir September 2010 kredit

sektor industri tumbuh melambat sebesar 13,6% (y-o-y) dengan nilai sebesar

Rp206,9 miliar.

Ton growth (%) RpMiliar growth y-o-y (%)

Sumber : Web DSM BI Sumber Buku SEKDA Sulteng

Grafik 1.33. Volume Ekspor Produk M anufaktur Sulteng

Grafik 1.34. Perkembangan Kredit Sektor Industri Sulteng

Sementara itu volume ekspor produk manufaktur pada periode Juli September 2010 tercatat sebesar 29,47 metrik ton atau mengalami penurunan hingga 31% dari triw uan III 2009. M eski mengalami penurunan volume ekspor barang industri, konsumsi bahan bakar industri mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya.


(38)

26

Solar Premium, M.Tanah

Sumber : Pertamina Region VII, Wilayah Sulteng

Grafik 1.35. Realisasi Penyaluran BBM Industri Di Wilayah Sulteng

Konsumsi BBM untuk sektor industri selama triw ulan III 2010 tumbuh sebesar 7,52% (y-o-y) atau sebesar 7,52% (q-t-q). Secara keseluruhan konsumsi BBM Industri mencapai 41.151 kiloliter. BBM jenis solar yang tercatat paling banyak digunakan oleh kalangan industri dengan pangsa sebesar 97,8% . Peningkatan konsumsi BBM Industri menunjukan sektor industri pada triw ulan laporan mengalami peningkatan termasuk peningkatan konsumsi HSD untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik .

1.2.7.Sektor Bangunan

Pada triw ulan III 2010 sektor bangunan tumbuh 8,16% (y-o-y), atau sebesar 5,14% (q-t-q). Realisasi pengadaan semen di Sulaw esi Tengah pada triw ulan III 2010 mencapai 101.858 ton atau turun sebesar -1,39% (y-o-y). Namun demikian jumlah tersebut meningkat sebesar 8,30 % dari triw ulan sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan bahw a beberapa pekerjaan pembangunan fisik mengalami peningkatan pada triw ulan laporan. Realisasi belanja pemerintah yang meningkat juga turut mendorong aktivitas sektor ini pada triw ulan laporan.

Berdasarkan data pada akhir September 2010, jumlah penyaluran KPR oleh

perbankan di Sulaw esi Tengah mencapai Rp879,62 milyar, meningkat 152,2% (y-o-y)

atau 66,7% dalam satu triw ulan terakhir. Persaingan tingkat suku bunga KPR antar bank yang kompetitif merupakan salah satu faktor pendorong penyaluran KPR.


(39)

27

Ton RpMiliar growth (%)

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : LBU KBI Palu

Grafik 1.36. Realisasi Pengadaan Semen Di Sulteng Grafik 1.37. Perkembangan KPR Di Sulteng 1.2.8.Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada triw ulan III 2010 tumbuh sebesar 8,28% (y-o-y) atau 4,13%

(q-t-q).

Kondisi ini didukung oleh sistem kelistrikan Palu pada triw ulan laporan sudah terbebas dari pemadaman bergilir seiring dengan adanya tambahan pasokan dari pembangkit diesel yang disew a oleh PLN. Konsumsi listrik masyarakat di Kota Palu pada triw ulan laporan tumbuh sebesar 6,4% (y-o-y), atau sebesar 13,9% (q-t-q). Secara umum kondisi kelistrikan di Sulaw esi Tengah membaik setelah adanya tambahan Pembangkit Litrik Tenaga Diesel di Kabupaten Buol, Poso dan Kota Palu. Bahkan untuk sistem Palu, saat ini mengalami surplus daya karena produksi yang dihasilkan dari pembangkit yang ada di sistem Palu mencapai 76 M W. Dengan adanya surplus daya tersebut, PLN Cabang Palu siap melayani penyambungan baru.

KwH growth (%) Meter Kubik growth (%)

Sumber : PT PLN Cabang Palu Sumber PDAM Donggala

Grafik 1.38. Perkembangan Konsumsi Listrik Di Kota Palu

Grafik 1.39. Perkembangan Vol. Penjualan Air PDAM Donggala


(40)

28 Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten Donggala, jumlah pemakaian air pada triw ulan III 2010 tumbuh sebesar 11,2% dari periode yang sama tahun lalu. Peningkatan tersebut lebih tinggi dari triw ulan sebelumnya yang tercatat 8,8% . Dengan memperhatikan hasil sementara Sensus Penduduk 2010 yang menyebutkan bahw a jumlah rumah tangga di Kota Palu dan Kabupaten Donggala yang menggunakan sumber air minum utama dari saluran ledeng baru sebesar 13,6% dan 10,5% , peluang untuk melakukan ekspansi pasar bagi PDAM masih cukup terbuka.

1.2.9.Sektor keuangan, persew aan dan jasa

Sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan pada triw ulan III 2010 tumbuh melambat sebesar 14,04%

(y-o-y)

atau sebesar 3,61%

(q-t-q).

Nilai

tambah bruto (NTB) bank umum pada akhir triw ulan III 2010 tumbuh 38,25% (y-o-y).

Peningkatan NTB tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan

kredit yang mencapai 18,02% (y-o-y). Kondisi tersebut didukung masih cukup

lebarnya spread suku bunga dan kualitas kredit yang baik dengan NPL nett < 5 % . Rp Miliar growth (%)

Sumber : Buku SEKDA Prov. Sulteng


(41)

BOKS 1. EVALUASI PEM BANGUNAN TANAM AN PANGAN PROPINSI SULTENG

TAHUN 2010

Kebijaksanaan pembangunan tanaman pangan diarahkan untuk meningkatkan produksi dalam rangka ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis. Saat ini produktivitas padi di Sulteng rata-rata 4,5 ton per Ha, masih dibaw ah nasional yang mencapai 6 ton per Ha. Bila dibandingkan antara data ARAM III dengan ATAP tahun 2010, produktivitas pertanian seluruh tanaman pangan di Sulaw esi Tengah menunjukkan adanya pertumbuhan positif kecuali tanaman kedelai. Namun bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2010, produktivitas seluruh tanaman pangan (kecuali ubi kayu) masih berada di baw ah target. Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi produktivitas yang masih bisa ditingkatkan. Tenaga penyuluh lapangan yang terbatas dan rendahnya kesadaran petani menggunakan bibit unggul, pemupukan, dan pengolahan menjadi faktor utama tidak tercapainya sasaran produktivitas tahun 2010 dan berada di baw ah standar nasional. M eski masih di baw ah standar nasional, produksi padi Sulteng berada di peringkat 10 secara nasional.

Tabel. Produktivitas Tanaman Pangan di Propinsi Sulteng (Ku/ Ha)

Khusus untuk luas lahan tanaman pangan, data ARAM III 2010 menunjukkan belum ada perbaikan yang signifikan. Bahkan bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2010, luas lahan seluruh tanaman pangan berada di baw ah target. Hal ini menunjukkan belum seluruh potensi lahan pertanian dimanfaatkan secara optimal. Terkait dengan hal ini Pemda Sulteng terus berupaya untuk mencetak saw ah-saw ah baru. Kepala Dinas Pertanian mengungkapkan bahw a program cetak saw ah baru akan menggunakan kombinasi dana APBN dan APBD. Sekitar 1.500

ARAM III ATAP Sasaran

Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 (3) thd (4) (3) thd (5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Padi 46.70 45.14 49.24 103.46 94.84 * Padi Sawah 47.48 46.06 50.41 103.08 94.19 * Padi Ladang 28.06 25.23 28.51 111.22 98.42 2 Jagung 35.74 35.52 39.26 100.62 91.03 3 Kedelai 12.95 13.05 15.79 99.23 82.01 4 Kc. Tanah 17.06 16.47 17.52 103.58 97.37 5 Kc. Hijau 8.21 8.11 8.38 101.23 97.97 6 Ubi Kayu 199.23 186.10 178.10 107.06 111.86 7 Ubi Jalar 107.18 105.94 108.96 101.17 98.37

No. Komoditas Perbandingan (%)


(42)

dan Donggala. Pemkab Buol dan M orow ali merupakan daerah yang paling banyak mencetak saw ah baru seluas masing-masing 1.000 Ha. Total target pencetakan saw ah baru pada tahun 2010 mencapai 3.500 Ha. Saat ini pihak Dinas Pertanian tengah memetakan daerah yang akan dijadikan konsentrasi pangan nasional dan selanjutnya dimasukkan dalam rancangan tata ruang w ilayah nasional dan ditetapkan menjadi undang-undang.

Tabel. Luas Lahan Tanaman Pangan di Propinsi Sulteng (Ha)

Kombinasi data produktivitas dan luas lahan akan menghasilkan data produksi pertanian.Perbandingan ARAM III tahun 2010 dengan ATAP 2009 menunjukkan produksi beberapa tanaman pangan seperti padi, jagung dan kacang hijau mengalami pertumbuhan tahunan (yoy) yang positif. Akan tetapi bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2010, tingkat produksi (ARAM III 2010) seluruh tanaman pangan ternyata masih berada di baw ah target. Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi perbaikan yang dapat dilakukan untuk mencapai target produksi ke depan.

Tabel. Produksi Tanaman Pangan di Propinsi Sulteng (ton)

ARAM III ATAP Sasaran

Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 (3) thd (4) (3) thd (5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Padi 986,125 953,397 1,084,000 103.43 90.97 * Padi Sawah 962,191 929,791 1,050,770 103.48 91.57 * Padi Ladang 23,934 23,606 33,230 101.39 72.03 2 Jagung 171,180 164,282 195,879 104.20 87.39 3 Kedelai 4,555 4,721 9,571 96.48 47.59 4 Kc. Tanah 8,883 10,224 16,050 86.88 55.35 5 Kc. Hijau 1,131 1,014 1,352 111.54 83.65 6 Ubi Kayu 76,737 82,294 98,852 93.25 77.63 7 Ubi Jalar 28,349 29,821 35,839 95.06 79.10

No. Komoditas Perbandingan (%)

ARAM III ATAP Sasaran

Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2010 (3) thd (4) (3) thd (5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Padi 211,173 211,232 220,104 99.97 95.94

* Padi Sawah 202,643 201,877 208,449 100.38 97.21 * Padi Ladang 8,530 9,355 11,655 91.18 73.19 2 Jagung 47,898 46,245 49,893 103.57 96.00 3 Kedelai 3,518 3,618 6,062 97.24 58.03 4 Kc. Tanah 5,208 6,207 9,163 83.91 56.84 5 Kc. Hijau 1,377 1,250 1,613 110.16 85.37 6 Ubi Kayu 4,034 4,422 5,550 91.23 72.68 7 Ubi Jalar 2,645 2,815 3,289 93.96 80.42

No. Komoditas Perbandingan (%)

Sumber: Dinas Pert anian Prop. Sult eng


(1)

Indikator Ekonomi

TABEL IN D IKATO R EKO N O M I

PROVIN SI SU LAW ESI TEN GAH

a. Inflasi dan PDRB

Tw I Tw II Tw III Tw I Tw II Tw III

M AKRO

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Palu 165.29 114,41 * ) 116,45 * ) 116,03 * ) 119,92 * ) 120,19* ) 122,19* ) 128.22* ) Laju Inflasi Tahunan (% ) Kota Palu 8.13 10,40 * ) 11,07 * ) 5,83 * ) 4,16 * ) 3,21* ) 5,31* ) 6.92* ) Rp) 13,683.88 14,745.32 3,703.48 3,858.67 4,006.30 4,087.6 4,231.6 4,421.4 - Pertanian 5,855.73 6,128.72 1,542.66 1,590.20 1,644.96 1,677.4 1,716.0 1,773.5 - Pertambangan dan Penggalian 451.82 537.92 136.02 143.98 154.86 147.4 150.6 157.6 - Industri Pengolahan 886.76 943.30 243.79 251.64 260.94 263.1 274.7 284.5 - Listrik dan Air Bersih 103.29 105.28 28.60 29.06 29.38 29.5 30.6 31.8 - Bangunan 902.41 980.08 227.13 252.63 262.20 246.9 269.8 283.6 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.772,58 1,885.15 473.31 489.55 510.68 528.5 552.5 585.9 - Pengangkutan dan Komunikasi 977.5 1,090.41 283.08 294.19 305.78 315.0 327.2 345.4 - Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 624,21 691.25 175.97 182.28 191.01 204.1 210.2 217.8 - Jasa-Jasa 2,109.58 2,383.20 592.93 625.13 646.48 675.6 700.0 741.3 (miliar Rp) 13,683.88 14,745.32 3,703.48 3,858.67 4,006.30 4,087.6 4,231.6 4,421.4 -Konsumsi Rumah Tangga 8,009.50 8,451.57 2,264.65 2,308.64 2,321.05 2,328.0 2,395.7 2,472.4 -Konsumsi Lembaga Nirlaba 172.20 187.46 46.79 49.91 52.81 50.1 54.4 56.9 -Konsumsi Pemerintah 1,934.25 2,079.25 454.28 499.86 584.60 551.0 578.6 612.9 -PMTB 2,689.36 2,928.92 647.67 748.89 808.43 725.0 777.1 830.9 -Ekspor 2,159.10 2,377.02 533.88 600.88 584.75 671.0 641.9 674.6 -Impor(-) 1,280.53 1,278.89 243.78 349.52 345.34 223.0 216.2 226.4 Pertumbuhan PDRB tahunan (% ) 4.3 7.76 17.86 6.69 2.43 10,37 9.66 10.36 Nilai Ekspor Non-M igas (USD Juta)* * 251.58 280.02 54.83 65.72 80.69 98.0 78.1 109.2 Volume Ekspor Non-M igas (Ton)* * 181,356.52 171,949.87 108,324.04 252,217.50 115,718.69 458,758.6 572,574.2 563,756.9 Nilai Impor Non-M igas (USD Juta)* * 0.54 0.03 0.42 0 11.71 3.9 0.0 1.3 Volume Impor Non-M igas (Ton)* * 720.87 56.11 13,720.00 0 4,027.09 3,563.2 0.6 916.0

Ket :

* ) Menggunakan tahun dasar 2007 (sebelumnya tahun dasar 2002) * * ) Data sementara sampai dengan September 2010 (open files)


(2)

Indikator Ekonomi

b. Perbankan

2008

Desember Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3

PERBANKAN Bank Umum:

Total Aset (Rp juta) 7.885.152 7.854.029 8.506.129 8.705.451 9.353.677 9.766.095 10.430.810 10.909.168 DPK (Rp juta) 5.720.979 5.704.867 6.091.442 5.960.231 6.300.529 6.416.931 6.890.690 7.018.213 - Giro 1.306.357 1.606.006 1.619.184 1.452.200 1.129.083 1.485.662 1.667.709 1.596.661 - Deposito 1.165.207 1.403.876 1.451.951 1.406.562 1.233.967 1.529.638 1.526.323 1.530.001 - Tabungan 3.249.415 2.694.985 3.020.307 3.101.469 3.937.479 3.401.631 3.696.658 3.891.551 Kredit (Rp juta) 5.936.332 6.002.051 6.569.529 6.945.534 7.254.918 7.473.265 8.153.112 8.575.428 1 M odal Kerja 2.738.064 2.672.219 2.932.304 2.965.564 3.053.265 2.890.511 3.464.591 3.777.284 2 Investasi 331.274 359.568 417.229 451.458 518.685 593.732 655.235 602.376 3 Konsumsi 2.866.994 2.970.264 3.219.996 3.528.512 3.682.968 3.989.022 4.033.286 4.195.768

% NPL GROSS 4,41% 5,92% 5,87% 6,73% 4,90% 3,54% 2,87% 3,30%

% NPL NETT 1,68% 1,36% 1,45% 1,84% 0,83% 0,81% 0,78% 1,29%

LDR 103,76% 105,21% 107,85% 118,41% 115,15% 116,46% 118,32% 122,19% Kredit UM KM (Rp juta) 5.218.093 5.355.307 5.869.775 6.276.018 6.534.069 6.838.604 7.414.169 7.851.458 1 M odal Kerja 2.097.996 2.107.232 2.329.307 2.390.505 2.428.233 2.394.968 2.869.478 3.194.535 2 Investasi 253.103 277.811 320.220 357.001 422.868 477.827 541.971 496.666 3 Konsumsi 2.866.994 2.970.264 3.220.248 3.528.512 3.682.968 3.965.809 4.002.720 4.160.257 Kredit M ikro (<=Rp50 juta) 2.202.805 2.378.836 2.403.036 2.506.968 2.439.625 2.304.334 2.338.085 2.447.516 1 M odal Kerja 388.809 431.892 453.934 478.955 483.379 454.646 611.237 703.537 2 Investasi 49.349 57.329 66.045 75.321 87.263 110.840 121.352 102.545 3 Konsumsi 1.764.647 1.889.615 1.883.057 1.952.692 1.868.983 1.738.848 1.605.496 1.641.434 Kredit Kecil (Rp50 juta<x<=Rp500 juta) 1.909.425 1.916.068 2.273.551 2.536.155 2.825.396 3.178.296 3.594.192 3.863.193 1 M odal Kerja 787.098 800.066 864.217 876.791 888.304 832.153 1.032.708 1.181.367 2 Investasi 104.995 115.581 139.015 154.917 194.452 212.856 259.046 256.518 3 Konsumsi 1.017.332 1.000.421 1.270.319 1.504.447 1.742.640 2.133.287 2.302.438 2.425.308 Kredit M enengah (Rp500 juta<x<=Rp5 miliar) 1.105.863 1.060.403 1.193.188 1.232.895 1.269.048 1.355.974 1.481.892 1.540.749 1 M odal Kerja 922.089 875.274 1.011.156 1.034.759 1.056.550 1.108.169 1.225.533 1.309.631 2 Investasi 98.759 104.901 115.160 126.763 141.153 154.131 161.573 137.603 3 Konsumsi 85.015 80.228 66.872 71.373 71.345 93.674 94.786 93.515

NPL UM KM gross 3,2% 3,8% 4,0% 4,1% 3,0% 3,0% 2,5% 2,6%

BPR:

Total Aset (Rp juta) 205.830 205.565 213.227 257.758 253.927 236.766 261.905 288.540 DPK (Rp juta) 92.755 80.535 90.042 108.270 98.800 91.402 104.868 115.873 Tabungan 16.892 15.619 20.319 13.390 25.213 22.891 40.106 47.974 Deposito 75.863 64.916 69.723 94.880 73.587 68.511 64.763 67.899 Kredit (Rp juta) 180.078 178.028 187.552 202.227 188.278 185.555 190.329 209.878 1 M odal Kerja 21.472 21.849 78.248 26.847 31.354 26.968 37.477 46.348 2 Investasi 2.173 2.621 19.301 15.975 22.139 34.040 30.937 27.625 3 Konsumsi 156.433 153.558 90.003 159.405 134.785 124.547 121.914 135.904

Rasio NPL gross (% ) 2,2% 2,7% 2,5% 2,0% 1,8% 2,2% 2,8% 2,5%

Rasio NPL net (% ) 0,8% 1,5% 1,2% 1,1% 0,8% 1,1% 1,6% 1,21%

LDR 194,1% 221,1% 208,3% 186,8% 190,6% 203,0% 181,5% 181,1%


(3)

Indikator Ekonomi

c. Sistem Pembayaran

RRH = Rata-Rata Harian

Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I Tr II Tr III

Posisi Kas Gabungan (M iliar Rp) 310,11 788,07 353,50 733,93 829,79 829,79 896,11 1.011,42 943,98

Inflow (M iliar Rp) 1.215,90 477,99 159,39 132,33 171,42 941,13 301,62 226,90 401,09

Outflow (M iliar Rp) 2.665,20 216,74 831,63 649,75 928,40 2.626,52 157,14 1.092,46 838,37

Pemusnahan Uang (M iliar Rp) 268,25 26,68 30,67 39,86 43,99 141,20 58,23 74,74 84,99

Transaksi RTGS

- Inflow (M iliar Rp) 16.339,76 2.993,51 4.173,37 4.929,57 5.693,40 17.789,85 4.126,78 4.527,33 4.213,94

- Outflow (M iliar Rp) 19.603,93 3.309,76 4.296,78 4.746,70 6.225,83 18.579,07 4.459,48 4.432,19 4.794,05

Nominal Kliring (M iliar Rp) 4.059,09 797,84 1.064,66 1.273,85 1.742,99 4.879,34 1.836,59 1.036,58 944,62

Volume Kliring (Lembar) 130.279,00 30.511,00 33.388,00 33.711,00 34.045,00 131.655,00 32.722,00 33.649,00 34.570,00

Kliring Kredit

Nominal Kliring Kredit (M iliar Rp) 405,09 75,12 77,13 83,09 95,81 331,15 81,11 84,18 88,52

Volume Kliring Kredit (Lembar) 30.614,00 6.058,00 6.111,00 5.670,00 5.981,00 23.820,00 4.966,00 5.273,00 5.281,00

RRH Nominal Kliring Kredit (M iliar

Rp) 1,66 1,27 1,22 1,38 1,55 1,36 1,33 1,36 1,43

RRH Volume Kliring Kredit (Lembar)

125,47 102,68 97,00 94,50 96,47 97,62 81,41 85,05 85,18

Kliring Debet

Nominal Kliring Debet (M iliar Rp) 3.653,98 722,73 987,53 1.190,76 1.647,18 4.548,20 1.755,46 952,40 856,10

Volume Kliring Debet (Lembar) 99.664,00 24.453,00 27.247,00 28.041,00 28.064,00 107.805,00 27.756,00 28.376,00 29.289,00

RRH Nominal Kliring Debet (M iliar

Rp) 14,98 12,00 16,00 20,00 27,00 18,64 28,78 15,36 13,81

RRH Volume Kliring Debet (Lembar)

408,46 414,00 432,00 467,00 453,00 441,83 455,02 457,68 457,64

Kliring Pengembalian

Nominal Kliring Pengembalian

(M iliar Rp) 39,19 21,87 8,09 12,33 35,72 78,01 11,57 11,49 11,71

Volume Kliring Pengembalian

(Lembar) 1.215,00 353,00 415,00 509,00 533,00 1.810,00 433,00 392,00 420,00

RRH Nominal Kliring Pengembalian

(M iliar Rp) 0,16 0,37 0,13 0,21 0,58 0,32 0,19 0,19 0,18

RRH Volume Kliring Pengembalian

(Lembar) 4,98 6,00 7,00 8,00 9,00 7,42 7,10 6,32 6,56

Cek/ BG Kosong

Nominal Kliring Cek/BG Kosong

(M iliar Rp) 30,09 16,57 5,04 9,71 20,77 52,09 7,57 6,93 8,88

Volume Kliring Cek/BG Kosong

(Lembar) 1.057,00 245,00 261,00 392,00 418,00 1.316,00 308,00 290,00 332,00

RRH Nominal Kliring Cek/BG

Kosong (M iliar Rp) 0,12 0,28 0,08 0,16 0,34 0,21 0,12 0,11 0,14

RRH Volume Kliring Cek/BG

Kosong (Lembar) 4,33 4,00 4,00 7,00 7,00 5,39 5,05 4,68 5,19

RRH Nominal Cek/BG Kosong (% ) 0,61 2,32 0,52 0,76 1,19 1,19 0,41 0,67 0,94

RRH Volume Cek/BG Kosong (% ) 0,67 0,80 0,81 1,16 1,23 1,23 0,94 0,86 0,96

Tahun 2009

2009 2010


(4)

Daftar Istilah dan Singkatan

D AFTAR ISTILAH D AN SIN GKATAN

Inf lasi

Inf lasi mont h t o mont h

Inf lasi year t o dat e

Inf lasi year on year

Inf lasi quart er t o quart er

Inf lasi int i (core inf lat ion)

Adalah peningkat an harga barang dan jasa secara umum dalam sat u periode. Umumnya inf lasi diukur dengan melihat perubahan harga sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat sepert i t ercermin pada perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK). Berdasarkan f akt or penyebabnya, inf lasi dapat dipengaruhi baik oleh sisi permint aan maupun sisi penaw aran.

Adalah perbandingan harga (nisbah) perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkut an dibandingkan IHK bulan sebelumnya (inf lasi bulanan), dan sering disingkat (m-t -m).

Adalah inf lasi yang mengukur perbandingan harga perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkut an dibandingkan IHK bulan Desember t ahun sebelumnya (inf lasi kumulat if ), dan sering disingkat (y-t -d).

Adalah inf lasi yang mengukur perbandingan harga perubahan Indeks Harga Konsumen bulan bersangkut an dibandingkan IHK bulan yang sama t ahun sebelumnya (inf lasi t ahunan), dan sering disingkat (y-o-y).

Adalah inf lasi yang mengukur perbandingan harga perubahan Indeks Harga Konsumen pada akhir t riw ulan yang bersangkut an dibandingkan IHK akhir t riw ulan sebelumnya (inf lasi t riw ulanan), dan sering disingkat (q-t -q).

Adalah inf lasi komodit as yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (f akt or-f akt or f undament al sepert i ekspekt asi inf lasi, nilai t ukar dan keseimbangan permint aan dan penaw aran agregat ) yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersif at permanen.


(5)

Daftar Istilah dan Singkatan

Inf lasi volat ile f oods

Inf lasi administ ered prices

Uang kart al

Uang kuasi

Uang giral

LDR

NPLs

PPAP

Adalah inf lasi kelompok komodit as bahan makanan yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena f akt or-f akt or t ert ent u.

Adalah inf lasi kelompok komodit as yang perkembangan harganya diat ur oleh pemerint ah.

Adalah uang kert as, uang logam, komemorat if koin dan uang kert as komemorat if yang dikeluarkan oleh bank sent ral yang menjadi alat pembayaran yang sah di suat u negara.

Adalah kew ajiban sist em monet er dalam bent uk deposit o berjangka, t abungan dalam rupiah dan saldo rekening valut a asing milik penduduk. Berdasarkan st andar penyusunan dan penyajian st at ist ik secara int ernasional yang t erbaru, BPR/BPRS dimasukkan sebagai anggot a sist em monet er sehingga t abungan dan deposit o yang ada di BPR/BPRS diperhit ungkan sebagai uang kuasi.

Terdiri dari rekening giro masyarakat di bank, kiriman uang, simpanan berjangka dan t abungan yang sudah jat uh t empo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sist em monet er.

Adalah rasio t ot al kredit t erhadap t ot al Dana Pihak Ket iga (DPK). DPK t erdiri dari deposit o berjangka, t abungan dan giro. LDR singkat an dari Loans t o Deposit Rat io.

Adalah kredit -kredit di perbankan yang t ergolong kolekt ibilit as t idak lancar, yait u kurang lancar, diragukan

dan macet berdasarkan ket ent uan Bank Indonesia. NPLs

singkat an dari Non Perf orming Loans.

Adalah sejumlah dana yang dialokasikan unt uk

mengant isipasi t idak t ert agihnya akt iva produkt if yang t ergolong kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ket ent uan Bank Indonesia. Akt iva produkt if dalam hal ini adalah kredit . PPAP singkat an dari Penyisihan Penghapusan Akt iva Produkt if .


(6)

Daftar Istilah dan Singkatan

Cash Inf low

Cash out f low

Net f low

PTTB

PDB-PDRB

DAU

DAK

Bagi Hasil

Adalah uang kart al yang masuk ke Bank Indonesia, misalnya melalui kegiat an set oran yang dilakukan oleh bank-bank umum.

Adalah uang kart al yang keluar dari Bank Indonesia melalui proses penarikan t unai bank umum dari giro di Bank Indonesia at au pembayaran t unai melalui Bank Indonesia. Adalah selisih ant ara out f low dan inf low .

Adalah kegiat an pemusnahan uang at au Pemberian Tanda Tidak Berharga, sebagai upaya Bank Indonesia unt uk

menyediakan uang kart al yang layak dan segar (f it f or

circulat ion) unt uk bert ransaksi.

Adalah sebuah analisis perhit ungan pert umbuhan ekonomi dengan menghit ung seluruh nilai t ambah yang t erjadi di sebuah w ilayah t ert ent u pada w akt u t ert ent u. Unt uk skala nasional disebut Produk Domest ik Brut o (PDB) dan unt uk skala regional/daerah disebut Produk Domest ik Regional Brut o (PDRB).

DAU singkat an dari Dana Alokasi Umum. DAU merupakan

t ransf er yang bersif at umum (blockgrant) unt uk mengat asi

masalah ket impangan horisont al (ant ar daerah) dengan t ujuan ut ama pemerat aan kemampuan keuangan ant ar daerah.

DAK singkat an dari Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan

t ransf er yang bersif at khusus (specif ic grant) unt uk

memenuhi pembiayaan kebut uhan khusus daerah dan at au kepent ingan nasional.

M erupakan dana perimbangan unt uk mengat asi masalah ket impangan vert ikal (ant ara pusat dan daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil ant ara pemerint ah pusat dan daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam.