2.2.3 Citra Merek Brand Image
2.2.3.1 Pengertian Citra Merek
Citra konsumen yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Merek yang baik juga menjadi dasar
untuk membangun citra perusahaan yang positif. Manfaat dari citra merek yang positif, perusahaan bisa mengembangkan
lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang sudah positif.
Pengertian Citra menurut Kotler 2002 : 629 :
“Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”
Pengertian Citra Merek menurut Kotler Amstrong 2001 : 225
“ Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu”
Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra
terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek
lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, Setiadi, 2003:180. Citra merek merupakan serangkaian asosiasi, biasanya terorganisasi menjadi suatu
makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Citra atau asosiasi merepresentasikan
persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan
loyalitas merek brand loyalty dari konsumen, Aaker 2008 : 99.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.2 Pengukuran Citra Merek Pengukuran Brand Image menurut Low and Lamb 2001:231, “Measuring
brand image, based on product category, has been used in the different ways in recent studies. However, these always have taken into account that not only
must the physical attributes og the products be considered, but also the functional, emotional and self-expressive benefits”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pengukuran terhadap Citra Merek dapat dilakukan berdasarkan beberapa atribut, yaitu :
1. Atribut fisik dari sebuah Product Pengukuran Citra Merek sangat dipengaruhi oleh penampilan fisik dari sebuah
merek. Seperti halnya dengan Harian Bisnis Indonesia, maka Citra Merek juga tergantung pada penampilan fisik koran serta bahan kertas yang dipergunakan.
2. Kinerja kemampuan produk menjalankan fungsinya
Pengukuran terhadap fungsi atas sebuah produk juga merupakan salah satu variable yang menentukan Citra Merek. Semakin tinggi kemampuan sebuah
produk yang menjalankan fungsinya, maka semakin tinggi pula Citra Merek konsumen atas produk yang bersangkutan
3. Manfaat emosional Kemampuan sebuah merek untuk memunculkan emosi positif bagi konsumen
sebagai pemakai atau pengguna suatu merek sangat menentukan keberhasilan pembentukan Citra Merek konsumen atas sebuah merek
4. Manfaat mengekspresikan diri
Keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh sehubungan dengan pengkonsumsian sebuah produk juga merupakan variabel dasar yang
menentukan terhadap image konsumen atas sebuah merek.
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengukur sebuah merek, tidak hanya tampilan fisik namun juga pada manfaat yang dijanjikan dan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh
pemakai jasa sebuah layanan. Menurut Kotler Keller 2009:98 pengukuran citra merek dapat
didasarkan pada 3 variabel, antara lain : 1.
Kekuatan Strenght Kekuatan disini berkaitan dengan seberapa kuat hubungan yang mampu
diciptakan oleh merek dengan konsumen. Biasanya pengukuran kekuatan ini dapat dibentuk melalui pengalaman masa lalu, harga, kualitas, rekomendasi,
perorangan, iklan dan lain-lain 2.
Keunikan Uniqueness Uniqueness adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara
merek-merek yang lainnya. Kesan unik ini muncul dari atribut produk, yang berarti terdapat diferensiasi antara produk satu dengan produk yang lainnya.
Termasuk dalam kelompok unik antara lain : variasi layanan yang bisa diberikan sebuah produk, variasi harga dari produk yang bersangkutan, maupun
diferensiasi dari penampilan fisik sebuah produk. 3.
Favorable Favorable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat
oleh konsumen. Termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain : kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap
diingat konsumen, maupun kesesuaian antara kesan merek di benak konsumen dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Keputusan Pembelian