BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling
jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak di bidang penerbitan surat kabar
atau koran. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan prilaku masyarakat juga mengalami banyak kemajuan. Perkembangan pola pikir
tersebut, mendorong para pengusaha tertarik untuk mendirikan perusahaan di bidang media seperti usaha penerbitan koran, tabloid, majalah dan bahkan
stasiun televisi . Persaingan merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan maupun
kegagalan suatu perusahaan dimana perusahaan yang tidak mampu bersaing akan segera tersisih dari lingkungan pasar. Sebaliknya, persaingan akan
dimenangkan oleh perusahaan yang inovatif dan kreatif dalam pengelolaan bisnisnya serta perusahaan yang berhasil memuaskan konsumen mereka.
Hubungan yang baik akan tercipta apabila usaha bisnis mampu memberikan kepuasan kepada konsumen melalui produk yang dihasilkan sehingga pelanggan akan
tetap setia untuk membeli produk yang dihasilkan, yang pada akhirnya usaha tersebut dapat semakin bertumbuh dan berkembang. Usaha bisnis juga harus mampu
menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan, khususnya dengan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau yang diinginkan, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyaknya pembelian, kapan
membeli dan alasan membeli. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk harus dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Bisnis yang bergerak dalam usaha penerbitan koran di Indonesia khususnya di Kota Medan saat ini jumlahnya cukup banyak, salah satunya adalah Harian
Bisnis Indonesia sebagai subjek penelitian. Sebagai sebuah Koran Nasional yang telah berdiri selama 26 tahun maka Harian Bisnis Indonesia mengukuhkan diri
menjadi salah satu koran yang memiliki pengalaman dalam menghadapi persaingan di industri media cetak.
Produk berita yang dikemas secara lugas dan memberikan analisa-analisa mendalam mengenai isu, opini dan dinamika perekonomian di tanah air maupun
dunia internasional telah menjadi faktor utama Harian Bisnis Indonesia sukses dalam mempertahankan konsumen yaitu pembaca dan pengiklan. Hal ini
membuktikan bahwa Harian Bisnis Indonesia yang bergerak dibidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan
kebutuhan para konsumennya, dan ditopang oleh strategi yang dijalankan yaitu menjadi referensi bisnis yang terpercaya bagi para pengusaha dan
professional perusahaan dalam pengambilan keputusan. Harian Bisnis Indonesia telah cukup lama dikenal oleh masyarakat kota
Medan sejak pertama sekali mendirikan kantor perwakilan di kota Medan pada tahun 1993. Pada tahun 2012 jumlah rata-rata cetak koran dalam sehari oplah
adalah sebanyak 3.500 eksemplar untuk wilayah kota Medan. Jika dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan oplah koran baik koran lokal maupun nasional yang beredar di wilayah kota Medan yang rata-rata memiliki oplah diatas 10.000 dapat dikatakan Harian
Bisnis Indonesia masih belum banyak dibaca oleh masyarakat kota Medan yang berjumlah kurang lebih 3 juta jiwa.
Indikator lain dalam penentuan pengaruh koran yang lazim dipakai oleh industri media cetak adalah jumlah pembaca readers yaitu seberapa banyak
jumlah orang yang membaca koran tersebut dalam satu hari. Dari hasil data Nielsen tahun 2010 dapat diketahui jumlah pembaca koran di kota Medan
sebagai berikut :
Tabel 1.1. Data Jumlah Pembaca Koran di Kota Medan tahun 2010 No.
Nama Koran Jumlah Pembaca
1 Post Metro Medan
206.000 2
Analisa 164.000
3 Waspada
73.000 4
Sinar Indonesia Baru 55.000
5 Sumut Pos
46.000 6
Kompas 23.000
7 Seputar Indonesia
13.000 8
Medan Pos 10.000
9 Medan Bisnis
7.000 10
Bisnis Indonesia 6.000
Sumber : Riset AC. Nielsen ,2010 Hasil riset tersebut memberikan gambaran bahwa Koran Harian Bisnis
Indonesia tidak memiliki jumlah pembaca yang signifikan di Kota Medan, karena target pasar koran Harian Bisnis Indonesia sangat terbatas yaitu kalangan
pengambil keputusan pemimpin perusahaan dan pengusaha. Hal ini memberi peluang bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan jumlah oplah Koran maupun
jumlah readers dengan memaksimalkan strategi pemasaran khususnya peningkatan posisi merek di benak pembaca kota Medan. Pembaca di perkotaan
pada umumnya memutuskan untuk membeli Koran dengan melakukan seleksi
Universitas Sumatera Utara
dari beberapa Koran dan memilih yang dianggap paling sesuai memberikan informasi yang mereka butuhkan.
Untuk mengetahui karakteristik pembeli koran Bisnis Indonesia maka berikut ini disampaikan data Penjualan Koran Bisnis Indonesia tahun 2012 :
Tabel 1.2 Penjualan Koran Bisnis Indonesia
Jenis Pembeli Institusi
Perusahaan Horeca Hotel ,
Restaurant, Cafe Individual
Total
Berlangganan 1.680
150 1.250
3.080
Pembeli eceran -
- 420
420 Total
1.680 150
1.670 3.500
Sumber : Data Penjualan Harian Bisnis Indonesia 2012 Data rata-rata Koran yang laku terjual dalam satu hari di Kota Medan adalah
3.500 eksemplar per hari. Berdasarkan jenis pembelian yang dilakukan maka pembeli terbagi atas 3.080 orang pembeli yang berlangganan koran per bulan dan 420 orang
pembeli yang membeli koran secara eceran. Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta
keinginan pelanggan sasaran Sunarto, 2006:83. Tetapi mengenal konsumen tidaklah mudah, para konsumen mungkin saja menyatakan kebutuhan dan
keinginan mereka sedemikian rupa, tetapi bertindak sebaliknya. Oleh sebab itu perlu dipahami prilaku konsumen yang tidak pernah sederhana. Konsumen
mungkin tidak memahami motivasi yang lebih dalam, konsumen mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir.
Model Brand Equity Ten merupakan suatu model yang dikembangkan oleh David A. Aaker yang digunakan untuk mengukur tingkat ekuitas suatu merek. Dalam
model Brand Equity Ten, pengukuran dikelompokkan ke dalam lima elemen pengukuran sebagai berikut Durianto,dkk, 2004 : 4.
Universitas Sumatera Utara
1. Awareness measures :
a. Kesadaran Merek Brand Awareness
2. Association measures :
a. Persepsi nilai perceived value
b. Kepribadian merek brand personality
c. Asosiasi organisasi organization association
3. Perceived Quality Measures :
a. Persepsi kualitas perceived quality
b. Kepemimpinan popularitas leadership popularity
4. Loyality measures :
a. Harga optimum optimum price
b. Kepuasan loyalitas satisfaction loyality
5. Market behavior measures :
a. Pangsa pasar market share
b. Harga pasar market price dan jangkauan distribusi distribution coverage
Empat elemen pertama mewakili persepsi konsumen mengenai suatu merek melalui empat dimensi ekuitas merek. Elemen kelima meliputi pengukuran perilaku
pasar yang mewakili informasi yang diperoleh berdasarkan pasar. Dalam penelitian ini hanya diteliti tiga elemen dari ekuitas merek yaitu,
kesadaran merek, asosiasi merek dan loyalitas merek ditambah dengan elemen lain diluar ekuitas merek yaitu citra merek. Elemen perceived quality tidak
diteliti karena secara umum kualitas Koran Harian Bisnis Indonesia telah dipercaya oleh pelanggan sebagai Koran dengan kualitas terbaik. Elemen
market behavior tidak dimasukkan dalam penelitian karena peneliti hanya akan meneliti elemen-elemen ekuitas merek yang berorientasi konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaiman
sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka Kotler: 2000:246, dalam hal ini Ekuitas Merek yang terdiri dari kesadaran merek,
asosiasi merek dan loyalitas merek dan Citra Merek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian
terhadap suatu perusahaan. Ekuitas Merek dan Citra Merek merupakan persepsi konsumen terhadap
pembelian secara keseluruhan. Persepsi konsumen terhadap Ekuitas Merek dan Citra Merek yang dimiliki oleh Harian Bisnis Indonesia akan dapat memberikan dampak
positif bagi konsumen yang kemudian akan menciptakan minat bagi konsumen untuk mengambil keputusan melakukan pembelian dan pemasangan iklan di
Harian Bisnis Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Harian Bisnis Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah