Sensitivitas Potensi, Kebijakan dan Perkembangan Investasi Provinsi Jambi

Pada penelitian ini variabel yang memiliki nilai relatif tinggi dengan yang lainnya adalah faktor infrastruktur, sebesar 36,2 persen, ternyata jika dikurangi 10 persen asumsi penulis menjadi 26,1 persen urutan prioritas kebijakan tetap tidak berubah, seperti pada Tabel 44 berikut, yaitu prioritas utama adalah peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dengan nilai 31,4 persen. Tabel 44. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Faktor Inrfastruktur Dikurangi 10 Persen N0 Prioritas Kebijakan Nilai Sensitivitas 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur 0,314 31,4 2 Promosi investasi dan koordinasi antar sektor 0,200 20,0 3 Peningkatan sarana teknologi 0,167 16,7 4 Peningkatan kualitas SDM 0,174 17,4 5 Peningkatan jumlah produksi dan ekspor barang 0,146 14,6

6.7.7 Implikasi Kebijakan

a. Dari hasil analisis di atas, maka sebaiknya pemerintah Provinsi Jambi perlu melakukan pembenahan dalam masalah infrastruktur, seperti dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Ketersediaan air, listrik dan juga jalan raya merupakan hal utama yang harus diperhatikan untuk mengundang investasi sektor pertananian di suatu daerah. Hal ini penting dikarenakan infrastruktur merupakan modal utama untuk membangun keyakinan dalam hal penanaman modal investasi baik dalam negeri maupun luar negeri. b. Sebaiknya dalam pelaksanaan kebijakan utama perlu didukung dengan kebijakan promosi investasi dan koordinasi antar sektor. Pemerintah daerah harus berupaya keras mendorong agar sebanyak mungkin investasi dapat masuk ke daerahnya. Yang menjadi persoalan adalah investasi tidak selalu datang ke setiap daerah. Hanya daerah-daerah yang memiliki daya 172 saing investasi yang baik yang akan mendapatkan peluang investasi yang lebih besar. Di era otonomi daerah, daerah-daerah harus bersaing dengan daerah lainnya untuk menarik investasi. Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya saing terhadap investasi salah satunya bergantung kepada kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha, serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal yang juga penting untuk diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang kondusif, juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam artian luas. Kondisi inilah yang mampu menggerakan sektor swasta untuk ikut serta dalam menggerakkan roda ekonomi. Bagi investor, informasi mengenai potensi investasi dan iklim investasi daerah sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan lokasi untuk investasi. Tetapi hal ini tidak cukup sampai sebatas ketersediaan informasi saja. Diperlukan rangkaian upaya untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai iklim investasi di berbagai daerah, untuk membantu para investor dalam membuat keputusan lokasi investasinya. c. Kegiatan investasi pertanain, baik oleh perusahaan besar PMDN dan PMA maupun rakyat, perlu ditingkatkan dalam upaya meningkatkan PDB