demikian, mereka dapat memberikan pendapat mengenai pertimbangan- pertimbangan yang melandasi seorang investor mau menanamkan modalnya di
suatu daerah.
2.13. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menunjukkan gambaran penelitian yang serupa dengan penelitian ini, dan dapat digunakan sebagai referensi dari hasil penelitian
nantinya. Menurut Zaini 2003, dalam penelitiannya mengenai Peranan Sektor
Pertanian Sebelum Dan Masa Krisis Ekonomi Di Indonesia. Menunjukkan sektor pertanian seperti: sektor perikanan, tanaman pangan, peternakan dan pertanian
tanaman lainnya, baik sebelum krisis maupun pada masa krisis ekonomi ternyata mempunyai output multiplier dan faktorial multiplier yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sektor pertambangan, industri dan jasa-jasa. Hal ini menunjukkan adanya potensi besar apabila dilakukan pengembangan terhadap
sektor pertanian itu sendiri maupun pengaruh terhadap kenaikan produksi sektor lain serta peningkatan faktor produksi baik berupa kapital maupun tenaga kerja.
Dari hasil penelitian terdahulu menerangkan bahwa semua kegiatan perekonomian suatu daerah dan nasional, sektor pertanian mempunyai peranan yang penting.
Terutama dalam penciptaan tenaga kerja, walaupun posisinya semakin tergeser akibat transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian kesektor industri.
Lena 2004 menyimpulkan bahwa dampak pembangunan di sektor pertanian terjadi secara langsung direct impact dan tidak langsung indirect
impact. Dampak tidak langsung menunjukkan bahwa pembangunan di sektor pertanian akan memiliki pengaruh terhadap kenaikan gross output, value added,
kegiatan produksi di sektor-sektor lainnya, dan pendapatan masyarakat, jika pembangunan di sektor ini berjalan melalui proses dan kegiatan yang sinergis
dengan sektor-sektor lainnya. Dimas Gadang 2010, dengan judul penelitian “ Analisis Sektor Pertanian
Terhadap Perekonomian Jawa Tengah Pendekatan Analisis Input-Output. Analisis Input-Output digunakan untuk melihat keterkaitan antara input dan
output serta multiplier dari dan untuk sektor pertanian. Estimasi keterkaitan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Tabel Input Output Jawa Tengah
tahun 2008 Klasifikasi 88 sektor yang kemudian disederhanakan menjadi 37 sektor dengan mengagregasi sektor-sektor diluar sektor pertanian. Hasil analisis
keterkaitan sektor pertanian adalah lebih banyak sektor yang memiliki keterkaitan langsung ke depan yang lebih besar dibandingkan dengan keterkaitan langsung ke
belakang sehingga sub-sub sektor pertanian lebih banyak berperan dalam output multipliernya. Angka keterkaitan ke belakang yang paling besar adalah sub sektor
Bahan Makanan Lainnya sebesar 1,46018 dan angka ketrkaitan ke depan yang paling besar adalah sub sektor Tebu dengan angka keterkaitan sebesar 38,06591.
Angka output multiplier terbesar adalah subsektor Bahan Makanan Lainnya sebesar 52,76845. Optimalisasi output dan input dari sub sektor Bahan Makanan
Lainnya dan Tebu dapat memaksimalkan produksi dari sektor lain yang menggunakan output dari sub sektor tersebut sebagai bahan baku produksi, selain
itu juga dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja untuk sub-sub sektor lainnya. Penelitian ini juga melihat bagaimana dampak perubahan output akibat
adanya perubahan input primer, dampak peningkatan input primer pada anggaran subsidi pupuk sebesar 14,1 milyar akan meningkatkan output perekonomian