17 2,49
2,49 0,03
18 5,07
5,07 0,07
19 2,89
204,11 207,00
2,87 20
17,76 17,76
0,25 21
17,05 17,05
0,24 22
22,49 22,49
0,31 23
248,71 197,97
446,69 6,19
24 8,93
8,93 0,12
25 14,32
14,32 0,20
26 3,48
10,61 14,10
0,20 27
0,00 28
3,02 3,02
0,04 29
2,22 2,22
0,03 30
173,69 173,69
2,41 31
193,58 2,11
195,69 2,71
32 34,19
34,19 0,47
33 83,47
1,22 84,69
1,17 34
1 574,22 138,99
1 713,22 23,74
35 222,48
222,48 3,08
36 2 956,17
2 956,17 40,97
37 122,43
122,43 1,70
38 0,00
39 191,39
191,39 2,65
40 2,52
2,52 0,03
41 58,44
58,44 0,81
42 0,00
Total 5 820,88
1 394,21 7 215,10
100,00
Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Baik dari sisi PMTB dan Perubahan Stok, distribusi untuk sektor pertanian
masih sangat rendah dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Struktur investasi yang terjadi pada sektor pertanian secara umum terlihat bahwa total investasi yang
terjadi pada sektor ini mencapai 13,45 persen dari total investasi yang terjadi pada Tahun 2010, namun persentase ini didominasi oleh sub sektor perkebunan dan
kehutanan. Sektor perkebunan yang memiliki kontribusi yang tinggi terhadap PDRB. Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa pada Tahun 2010, nilai
Tabel 19. Lanjutan 122
investasi yang terjadi pada sektor pertanian masih sangat rendah dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya.
6.1.8. Struktur Nilai Tambah
Nilai Tambah Bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Faktor produksi antara lain terdiri dari
tenaga kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan manajemen. Wujud dari nilai tambah adalah upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan barang modal, serta pajak
tidak langsung netto. Nilai Tambah Bruto disebut juga sebagai balas jasa faktor produksi atau input primer. Nilai tambah dari suatu sektor akan sama dengan
output domestik dikurangi input antara pada sektor tersebut. Sehingga besarnya nilai tambah setiap sektor ditentukan oleh besarnya output domestik yang
dihasilkan serta nilai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh sebab itu, suatu sektor yang dimiliki output yang besar belum tentu memiliki nilai
tambah yang besar karena terdapatnya hubungan negatif antara nilai tambah dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi. Total Nilai Tambah Bruto
dalam perekonomian suatu daerah juga merupakan nilai PDRB daerah tersebut berdasarkan pendekatan nilai tambah. Nilai total Nilai Tambah Bruto input
primer ini akan sama dengan nilai permintaan akhir domestik atau yang disebut nilai PDRB berdasarkan penggunaannnya.
Berdasarkan Tabel 20, nilai tambah bruto terbesar adalah sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian dengan nilai Rp 13 375,82
milyar atau sebesar 17,76 persen, diikuti oleh sektor bangunan dengan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 11,25 persen, dan pada pada posisi berikutnya
adalah sektor jasa-jasa dan kegiatan lainnya dengan distribusi sebesar 8,97 persen. 123
Tabel 20. Distribusi Nilai Tambah Bruto Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Nilai Tambah Bruto Milyar Rupiah
No. Kode
Uraian Nilai
Milyar Rp Distribusi
1 23
Pertambangan migas dan non migas serta penggalian
13 375,82 17,76
2 36
Bangunan 8 472,01
11,25 3
42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya
6 756,25 8,97
4 41
Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan
4 594,67 6,10
5 39
Angkutan dan Jasa Angkutan 4 359,00
5,79 6
37 Perdagangan
3 795,62 5,04
7 34
Industri Lainnya 3 756,58
4,99 8
32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang
Plastik 3 173,14
4,21 9
25 Industri CPO
2 869,07 3,81
10 8
Karet 2 684,93
3,56
Jumlah Peringkat 1-10 53 837,11
71,48 Sektor Lainnya
21 484,10 28,52
Total NTB 75 321,22
100,00
Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam nilai tambah bruto
untuk sepuluh besar adalah sektor industri karet, barang dari karet dan barang plastik; industri CPO dan Sektor karet, dalam sepuluh besar persentase sektor
pertanian mencapai 11,58 persen. Ini menunjukkan peranan sektor pertanian terhadap nilai tambah bruto Provinsi jambi 2010 terbesar setelah sektor
pertambangan migas dan non migas serta penggalian. Besarnya nilai tambah di tiap-tiap sektor ditentukan oleh besarnya output atau nilai produksi yang
dihasilkan serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh sebab itu, suatu sektor yang memiliki output yang besar belum tentu memiliki
nilai tambah yang besar, tergantung biaya produksi yang dikeluarkan. Sektor- sektor yang memiliki persentase peranan atau distribusi yang tinggi terhadap
output dan nilai tambah, dapat dikatakan bahwa sektor tersbut merupakan sektor utama atau sektor kunci di Provinsi Jambi.