Struktur Konsumsi Peranan Sektor Pertanian terhadap Struktur Perekonomian Provinsi Jambi

8,14 persen, dan pada peringkat kesepuluh adalah sektor sayur-sayuran sebesar Rp 1 548,19 milyar 3,41 persen. Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam konsumsi rumah tangga yang berkaitan dengan kebutuhan pangan masyarakat. ini menunjukkan bahwa sektor pertanian sangat berperan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam menunjang kelangsungan hidup masyarakat. Sektor pertanian ini dapat diproduksi baik untuk permintaan antara maupun permintaan akhir yang langsung dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat. Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok beras telah berperan secara strategis dalam penciptaan ketahanan pangan food security yang sangat erat kaitannya dengan ketahanan social socio security, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan atau ketahanan nasional national security. Tabel 15. Distribusi Konsumsi Rumah Tangga Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 besar Konsumsi Rumah Tangga Milyar Rupiah No. Kode Uraian Nilai Milyar Rp Distribusi 1 34 Industri Lainnya 6 762,44 14,91 2 26 Industri Penggilingan, Padi, Biji- bijian dan Tepung 5 749,28 12,68 3 27 Industri Makanan Lainnya 3 689,61 8,14 4 42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 3 669,41 8,09 5 36 Bangunan 3 397,14 7,49 6 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 3 020,95 6,66 7 38 Hotel dan Restoran 2 157,63 4,76 8 35 Listrik dan Air Minum 1 739,33 3,84 9 37 Perdagangan 1 731,89 3,82 10 6 Sayur-sayuran 1 548,19 3,41 Jumlah Peringkat 1-10 33 465,91 73,81 Sektor Lainnya 11 876,18 26,19 Total Permintaan 45 342,09 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. 115 Dari Distribusi Konsumsi Pemerintah Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi sepuluh besar Konsumsi Pemerintah Milyar Rupiah Tabel 16, terlihat bahwa sebesar 29,95 persen atau mencapai nilai Rp 3 265,60 milyar merupakan konsumsi pemerintah di sektor jasa-jasa dan kegiatan lainnya yang merupakan peringkat tertinggi, dan sebesar 26,88 persen diikuti oleh sektor bangunan atau sebesar Rp 2 934,92 milyar, dan sektor industri lainnya sebesar 19,39 persen atau mencapai Rp 2 114,30 milyar. Konsumsi Pemerintah di sektor pertanian tidak mempunyai nilai pada struktur konsumsi dalam perekonomian Provinsi Jambi, hanya untuk industri hilirnya yaitu industri kertas dan abrang dari kertas terdapat pada peringkat ketujuh dengan nilai sebesar Rp 151,38 milyar 1,39 persen. sektor industri pertanian ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian sebagai sektor yang dapat memenuhi kebutuhan belanja pemerintah untuk alat kelengkapan administrasi pemerintah yaitu kertas. Tabel 16. Distribusi Konsumsi Pemerintah Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Konsumsi Pemerintah Milyar Rupiah No. Kode Uraian Nilai Milyar Rp Distribusi 1 42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 3 265,60 29,95 2 36 Bangunan 2 934,92 26,92 3 34 Industri Lainnya 2 114,30 19,39 4 38 Hotel dan Restoran 781,30 7,17 5 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 653,47 5,99 6 41 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 463,08 4,25 7 33 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 151,38 1,39 8 40 Komunikasi 114,92 1,05 9 37 Perdagangan 113,19 1,04 10 35 Listrik dan Air Minum 105,81 0,97 Jumlah Peringkat 1-10 10 698,01 98,12 Sektor Lainnya 205,29 1,88 Total Permintaan 10 903,31 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. 116 Struktur konsumsi dalam perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010 terlihat bahwa konsumsi sektor pertanian sebagian besar berasal dari industri sektor pertanian untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yakni sebesar 20,82 persen dari total konsumsi rumah tangga peringkat sepuluh besar atau senilai Rp 9 438,89 milyar. Nilai konsumsi rumah tangga terbesar pada sektor pertanian terjadi pada sektor sayur-sayuran yang mencapai Rp 1 548, 19 milyar atau 3,41 persen dari total konsumsi rumah tangga.

6.1.6. Struktur Ekspor-Impor

Kegiatan perdagangan dapat ditempuh dengan upaya ekspor maupun impor. Ekspor dimaksudkan untuk mengisi peluang pasar luar negeri dan luar provinsi dalam satu negara, sedangkan impor dimaksudkan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri atau dalam daerah suatu perekonomian daerah. Secara umum, struktur ekspor-impor yang terjadi dalam perekonomian Provinsi Jambi terlihat mencapai nilai sebesar Rp 35 598,48 milyar untuk ekspor dan Rp 23 737,77 milyar untuk impor. Angka ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian Provinsi Jambi pada Tahun 2010 terlihat bahwa ekspor lebih besar dari pada impor. Hal ini berarti bahwa Provinsi Jambi mengalami surplus ekonomi dimana kondisi ini merupakan kondisi yang memang diharapkan dalam suatu perekonomian daerah. Surplus ekonomi atau yang sering disebut net-ekspor ekspor bersih positif mencapai nilai sebesar Rp 11 860,71 milyar atau 4,3 persen dari nilai PDRB propinsi Provinsi Jambi pada Tahun 2010. Bila dilihat berdasarkan Distribusi Ekspor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi sepuluh besar Ekspor Milyar Rupiah Tabel 17, terlihat bahwa ekspor terbesar pada perekonomian Provinsi Jambi berasal dari sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian yang mencapai nilai Rp 12 760,50 milyar atau 35,85 persen dari total ekspor. Diikuti oleh industri sektor pertanian yaitu sektor industri karet, barang dari karet dan barang plastik dengan nilai Rp 3 838,85 milyar atau sebesar 10,78 persen, dan pada peringkat ketiga adalah sektor industri CPO dengan nilai Rp 3 270,18 milyar atau sebesar 9,19 persen, pada peringkat keempat adalah sektor karet dengan nilai Rp 2 797,98 milyar 7,86 persen, peringkat keenam terdapat sektor industri kayu lapis dan sejenisnya sebesar Rp 2 144,08 milyar 6,02 persen, sektor kelapa sawit sebesar Rp 1 919,43 milyar 5,39 dan pada peringkat kesembilan sektor kayu manis sebesar Rp 1 297,79 milyar 3,65 persen. Angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi ekspor di Provinsi Jambi. Pada peringkat sepuluh besar ini, sektor pertanian mendominasi distribusi ekspor. Tabel 17. Distribusi Ekspor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Ekspor Milyar Rupiah No. Kode Uraian Nilai Milyar Rp Distribusi 1 23 Pertambangan migas dan non migas serta penggalian 12 760,50 35,85 2 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 3 838,85 10,78 3 25 Industri CPO 3 270,18 9,19 4 8 Karet 2 797,98 7,86 5 37 Perdagangan 2 592,38 7,28 6 30 Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 2 144,08 6,02 7 10 Kelapa sawit 1 919,43 5,39 8 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 1 669,37 4,69 9 12 Kayu manis 1 297,79 3,65 10 34 Industri Lainnya 784,48 2,20 Jumlah Peringkat 1-10 33 075,06 92,91 Sektor Lainnya 2 523,41 7,09 Total Permintaan 35 598,48 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Komoditi ekspor ini sebagian besar berupa bahan baku industri atau barang setengah jadi yang masih dibutuhkan proses pengolahan lanjutan untuk 118