Penelitian Terdahulu The Role Investment Of Agricultural Sector In Economic Growth Jambi Provinces: " The Input-Output Approach And Analitycal Hierarchy Process (Ahp)”
kegiatan produksi di sektor-sektor lainnya, dan pendapatan masyarakat, jika pembangunan di sektor ini berjalan melalui proses dan kegiatan yang sinergis
dengan sektor-sektor lainnya. Dimas Gadang 2010, dengan judul penelitian “ Analisis Sektor Pertanian
Terhadap Perekonomian Jawa Tengah Pendekatan Analisis Input-Output. Analisis Input-Output digunakan untuk melihat keterkaitan antara input dan
output serta multiplier dari dan untuk sektor pertanian. Estimasi keterkaitan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Tabel Input Output Jawa Tengah
tahun 2008 Klasifikasi 88 sektor yang kemudian disederhanakan menjadi 37 sektor dengan mengagregasi sektor-sektor diluar sektor pertanian. Hasil analisis
keterkaitan sektor pertanian adalah lebih banyak sektor yang memiliki keterkaitan langsung ke depan yang lebih besar dibandingkan dengan keterkaitan langsung ke
belakang sehingga sub-sub sektor pertanian lebih banyak berperan dalam output multipliernya. Angka keterkaitan ke belakang yang paling besar adalah sub sektor
Bahan Makanan Lainnya sebesar 1,46018 dan angka ketrkaitan ke depan yang paling besar adalah sub sektor Tebu dengan angka keterkaitan sebesar 38,06591.
Angka output multiplier terbesar adalah subsektor Bahan Makanan Lainnya sebesar 52,76845. Optimalisasi output dan input dari sub sektor Bahan Makanan
Lainnya dan Tebu dapat memaksimalkan produksi dari sektor lain yang menggunakan output dari sub sektor tersebut sebagai bahan baku produksi, selain
itu juga dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja untuk sub-sub sektor lainnya. Penelitian ini juga melihat bagaimana dampak perubahan output akibat
adanya perubahan input primer, dampak peningkatan input primer pada anggaran subsidi pupuk sebesar 14,1 milyar akan meningkatkan output perekonomian
sebesar 2.912 milyar rupiah. Priyarsono,dkk 2008 dalam penelitiannya yang ”Dampak Investasi di
Sektor Pertanian dan Agroindustri dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Distribusi Pendapatan” dengan menggunakan pendeka tan SAM Social Accounting Matrix
menyatakan bahwa investasi untuk peningkatan output sektor pertanian memiliki dampak yang lebih besar terhadap faktor produksi tenaga kerja dan peningkatan
pendapatan rumah tangga, Persentase penyerapan tenaga kerja terbesar untuk sektor pertanian terdapat pada sektor tanaman pangan. Semua sektor pertanian dan
agroindustri memberikan pengaruh ke rumah tangga akan melewati tenaga kerja non pertanian serta modal swasta dan pemerintah. Berdasarkan skenario yang
dilakukan Kalangi, injeksi penanaman modal pada sektor pertanian, agroindustri, dan sektor produksi lainnya baik yang berasal dari dalam negeri maupun asing
memberikan dampak yang positif bagi peningkatan faktorial, rumah tangga, sektor produksi itu sendiri maupun sektor produksi lainnya.
Susanti 2003 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengaruh peningkatan investasi sektor perikanan terhadap kinerja perekonomian Indonesia
secara umum berpengaruh positif, dimana telah menimbulkan peningkatan output sektoral Sedangkan pengaruh dari perubahan produktivitas juga memberikan hasil
yang sama, dimana perubahan produktivitas baik produktivitas total, kapital, maupun tenaga kerja memberikan pengaruh meningkatkan output sektor
perekonomian di Indonesia. Apabila investasi dan produktivitas dirubah sescara bersama-sama maka perubahan output yang terjadi di sektor perikanan relatif
lebih besar dibandingkan bila dirubah secara parsial. Konsumsi rumah tangga sektoral mengalami peningkatan akibat peningkatan investasi dan produktivitas.
Deddy Rustiono 2008, denga judul penelitian “ Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluran Pemerintah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah” Penelitian ini menggunakan data runtut waktu tahun 1985-2006 dan menggunakan analisa regresi “Ordinary Least Square”
OLS dengan bantuan perangkat lunak SPSS 11.5 Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa angkatan kerja, investasi swasta PMA dan PMDN dan
belanja pemerintah daerah memberi dampak positif terhadap perkembangan PDRB Provinsi Jawa Tengah. Krisis ekonomi menyebabkan perbedaan yang
nyata kondisi antara sebelum dan sesudah krisis dan memberi arah yang negatif. Sebagai upaya meningkatkan PDRB Provinsi Jawa Tengah maka diperlukan
kebijakan mendorong minat berinvestasi di daerah. Pengembangan usaha sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang bersifat padat karya agar mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin. Pada akhirnya peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah yang dapat merangsang peningkatan
variabel investasi dan penyerapan angkatan kerja diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi daerah guna tercapainya pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.