Konsep Kapital The Role Investment Of Agricultural Sector In Economic Growth Jambi Provinces: " The Input-Output Approach And Analitycal Hierarchy Process (Ahp)”
Persamaan diatas menunjukkan bahwa investasi netto It adalah sama dengan koefisien akselerator k dikali dengan perubahan dalam output agregat selama
kurun waktu t Yt. Oleh karena k diasumsikan konstan, maka investasi netto dengan sendirinya menjadi fungsi dari perubahan di dalam output agregat. Kalau
output agregat meningkat, maka investasi netto akan positif. Jika output agregat meningkat dengan jumlah yang semakin besar, maka investasi netto akan
meningkat dengan jumlah yang lebih besar lagi. 2.6. Konsep Investasi
Investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti atau menambah barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan, dengan perkataan lain investasi adalah kegiatan perbelanjaan untuk
meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian Sukirno, 2000. Dornbusch Fischer 2004 berpendapat bahwa investasi adalah
permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa mendatang Persyaratan umum pembangunan
ekonomi suatu negara menurut Todaro 1986 adalah: 1 Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya
manusia; 2 Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya; 3 Kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan
berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk output dan pendapatan di kemudian
hari. Untuk membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk ”capital
formation” untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar. Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia,sehingga menjadi tenaga ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif.
Sukirno 2000 juga menjelaskan kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,
yakni 1 investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat , pendapatan
nasional serta kesempatan kerja; 2 pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; 3 investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi. Menurut Mankiw 2006, salah satu alasan yang bisa meningkatkan
permintaan investasi adalah inovasi teknologi, misalnya, seseorang menemukan teknologi baru, seperti jalan tol atau komputer. Sebelum menikmati manfaat
inovasi ini, perusahaan dan rumah tangga harus membayar barang-barang investasi. Penemuan jalan tol tidak bernilai sampai mobil-mobil diproduksi dan
jalur jalan dibuat. Gagasan tentang komputer tidak tidak prokduktif sampai komputer diproduksi. Jadi, inovasi teknologi akan meningkatkan permintaan
investasi. Gambar 3a. menunjukkan dampak dari kenaikan permintaan investasi.
Pada tingkat bungan berapapun, permintaan terhadap barang-barang investasi dan juga untuk dana pinjaman adalah lebih tinggi. Kenaikan permintaan ini
ditunjukkan oleh pergeseran kurva investasi ke kanan. Perekonomian bergerak dari ekuilibrium yang lama, titik A, ke ekuilibrium baru, titik B. Jumlah investasi
ekuilibrium tidak berubah, maka tingkat tabungan yang tetap akan tetap menentukan jumlah investasi. Peningkatan dalam investasi hanya akan
meningkatkan tingkat bunga ekuilibrium. Kenaikan permintaan terhadap investasi merupakan kenaikan permintaan terhadap barang-barang investasi menggeser
kurva investasi ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun, jumlah investasi lebih besar. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B karena jumlah tabungan adalah
tetap, maka kenaikan permintaan investasi kenaikkan tingkat bunga sedangkan jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah.
Tingkat Bunga riil, r S
A
Investai, Tabungan, I, S
Tingkat Bunga riil, r S r
B
Investai, Tabungan, I, S
Gambar 3. Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi Mankiw, 2006
Kenaikan Investasi yang
diinginkan
Kenaikan Tingkat bunga
B I
1
A I
2
Kenaikan Investasi yang
diinginkan
Kenaikan Tingkat bunga
Meningkatkan investasi dan tabungan ekuilibrium
B I
2
A I
1
Gambar 3b. menunjukkan kenaikan permintaan investasi ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga, ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga,
pergeseran ke kanan dalam kurva investasi menaikkan tingkat bunga dan jumlah investasi. Tingkat bunga yang lebih tinggi mendorong orang-orang meningkatkan
tabungan, yang pada gilirannya membuat investasi meningkat. Dengan tabungan yang miring ke atas, kenaikan permintaan investasi akan meningkat tingkat bunga
ekuilibrium maupun jumlah investasi ekuilibrium. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan rumah tangga mengkonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih
banyak. Penurunan konsumsi membuat sumber daya bisa diinvestasikan. Namun, kesimpulannya akan berbeda jika fungsi konsumsi sederhana
dimodifikasi dan memungkinkan konsumsi dan sisi dibaliknya, tabungan bergantung pada tingkat bunga. Karena tingkat bunga merupakan hasil tabungan
seperti biaya pinjaman, maka tingkat bunga yang semakin tinggi mengurangi konsumsi dan meningkatkan tabungan. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan
rumah tangga mengkonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih banyak. Penurunan konsumsi membuat sumber daya bisa diinvestasikan.
Teori Investasi adalah teori permintaan modal dimana Investasi merupakan arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik atau dengan kata
lain investasi adalah jumlah yang dibelanjakan sektor usaha untuk menambah stok modal dalam periode tertentu. Investasi biasanya menempati proporsi yang relatif
sedikit dari permintaan agregat, akan tetapi fluktuasi investasi menempati sebagian besar pergerakan siklus bisnis dalam PDB. Salah satu alasan mengapa
negara-negara dengan pertumbuhan tinggi merupakan negara-negara dengan pertumbuhan tinggi ialah karena mereka mencurahkan bagian substansial dari
output mereka ke dalam investasi Dornbush, 2004. Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik mengartikan investasi sebagai suatu kegiatan penanaman modal
pada berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan benefit pada masa-masa yang akan datang.
Investasi merupakan unsur PDB yang paling sering berubah. Ada tiga bentuk pengeluaran investasi, yaitu investasi tetap bisnis, investasi tetap
residensial, dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan, investasi residensial adalah pembelian
rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah. Investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan barang perusahaan Mankiw, 2006. Selain ini,
investasi dapat dibedakan atas investasi finansial dan investasi non-finansial. Investasi finansial lebih ditujukan kepada investasi dalam bentuk pemilikan
instrumen finansial seperti penyertaan, pemilikan saham, obligasi, dan sejenisnya. Sedangkan investasi non-finansial dalam bentuk investasi fisik kapital dan
barang modal, termasuk pula inventori persediaan. Menurut Sukirno 2000, mengartikan bahwa investasi adalah sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini menunjukkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan
barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu di depresiasikan.
Nanga 2005, investasi investment dapat didefenisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada net addition to existing capital
stock. Istilah lain dari investasi adalah pemupukan modal capital formation atau akumulasi modal capital accumulation. Dengan demikian, didalam
makroekonomi pengertian investasi tidak sama dengan modal capital. Dalam Makroekonomi, investasi memiliki arti yang lebih sempit, yang secara teknis
berarti arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik. Investasi merupakan jumlah yang dibelanjakan sektor bisnis untuk menambah stok modal dalam
periode tertentu.