Tabel 13. Komposisi Permintaan Akhir Menurut Komponen Terhadap Distribusi Permintaan Akhir dan Nilai Tambah Bruto Milyar Rupiah.
Kode Uraian
Nilai Milyar Rp
Distribusi Terhadap
Permintaan Akhir
Distribusi Terhadap
NTB 301
Konsumsi Rumah Tangga 45 342,09
45,77 60,20
302 Konsumsi Pemerintah
10 903,31 11,01
14,48 303
Pembentukan Modal 5 820,88
5,88 7,73
304 Perubahan Stok
1 394,21 1,41
1,85 305
Ekspor 35 598,48
35,94 47,26
309 Jumlah Permintaan Akhir
99 058,99 100,00
131,52 409
Impor 23 737,77
23,96 31,52
Total NTB 75 321,22
76,04 100,00
Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Secara berurut nilai konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 45 342,09
milyar dimana distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 45,77 persen sedangkan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 60,20 persen. untuk
komponen konsumsi pemerintah dengan nilai Rp 10 903,31 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 11,01 persen dan distribusi terhadap nilai
tambah bruto sebesar 14,48 persen. Komponen pembentukan modal dengan nilai Rp 5 820,88 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 5,88 persen dan
distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 7,73 persen. Komponen perubahan stok dengan nilai Rp 1 394,21 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar
1,41 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 1,85 persen. komponen ekspor dengan nilai Rp 35 598,48 milyar, distribusi terhadap
permintaan akhir sebesar 35,94 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 47,26 persen. Komponen impor dengan nilai Rp 23 737,77 milyar,
distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 23,96 persen dan distribusi terhadap
nilai tambah bruto sebesar 31,52 persen. Secara total jumlah permintaan akhir mencapai nilai Rp 99 058,99 milyar dengan distribusi terhadapa permintaan akhir
sebesar 100 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 131,52 persen.
6.1.4. Struktur Output Sektoral
Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di suatu daerah. Dengan melihat besarnya output yang
diciptakan oleh masing-masing sektor, berarti akan diketahui pula sektor-sektor mana yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam membentuk output
seczra keseluruhan di suatu daerah tersebut BPS, 2000. Dari tabel Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010 dapat diketahui besarnya output yang diciptakan oleh
masing-masing sektor. Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa output total
perekonomian Provinsi Jambi sebesar Rp 103 361,81 milyar. Dari sepuluh besar
output, sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar Rp 13 813,36 milyar atau memiliki distribusi sebesar 13,36
persen, diikuti dengan sektor bangunan dengan nilai sebesar Rp 9 736,87 milyar 9,42 persen, dan pada peringkat ke tiga adalah sektor jasa-jasa dan kegiatan
lainnya sebesar Rp 7 444,92 milyar 7,20 persen. Sektor pertanian menempati peringkat ketujuh untuk sektor ekonomi karet dengan nilai Rp 5 290,29 milyar
atau sebesar 4,59 persen, untuk industri sektor pertanian terdapat pada peringkat delapan yaitu industri CPO dengan nilai Rp 4 745, 95 milyar atau sebesar 4,45
persen dan pada peringkat sepuluh yaitu industri karet, barang dari karet dan barang plastik dengan nilai Rp 4 485,12 milyar atau sebesar 4,34 persen.
Tabel 14. Distribusi Output Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Output Milyar Rupiah
No. Kode
Uraian Nilai
Milyar Rp Distribusi
1 23
Pertambangan migas dan non migas serta penggalian
13 813,36 13,36
2 36
Bangunan 9 736,87
9,42 3
42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya
7 444,92 7,20
4 39
Angkutan dan Jasa Angkutan 7 175,31
6,94 5
41 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa
Perusahaan 6 066,05
5,87 6
37 Perdagangan
5 951,71 5,76
7 8
Karet 5 290,29
5,12 8
25 Industri CPO
4 745,95 4,59
9 34
Industri Lainnya 4 599,38
4,45 10
32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang
Plastik 4 485,12
4,34
Jumlah Peringkat 1-10 69 309,00
67,05 Sektor Lainnya
34 052,81 32,95
Total Permintaan 103 361,81
100,00
Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah.
6.1.5. Struktur Konsumsi
Struktur konsumsi dalam suatu perekonomian merupakan salah satu unsur dari permintaan akhir khususnya permintaan akhir domestik yang terdiri dari
konsumsipermintaan yang dilakukan oleh perseoranganrumah tangga dan pemerintah. Secara umum, nilai konsumsi Provinsi Jambi mencapai nilai Rp 56
245,40 milyar yang terdiri dari Rp 45 342,09 milyar konsumsi rumah tangga C dan Rp 10 903,31 milyar konsumsi pemerintah G.
Tabel 15 menunjukkan Konsumsi Rumah Tangga RT berdasarkan sepuluh besar konsumsi rumah tangga terbesar berasal dari sektor industri lainnya
yakni mencapai 14,91 persen atau Rp 6 762,44 milyar. Kemudian diikuti konsumsi rumah tangga dari sektor industri pertanian yaitu industri penggilingan
padi, biji-bijian dan tepung sebesar Rp 5 749,28 milyar 12,68 persen, dan peringkat ke tiga sektor industri makanan lainnya sebesar RP 3 689,61 milyar