Struktur Ekspor-Impor Peranan Sektor Pertanian terhadap Struktur Perekonomian Provinsi Jambi

sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian yang mencapai nilai Rp 12 760,50 milyar atau 35,85 persen dari total ekspor. Diikuti oleh industri sektor pertanian yaitu sektor industri karet, barang dari karet dan barang plastik dengan nilai Rp 3 838,85 milyar atau sebesar 10,78 persen, dan pada peringkat ketiga adalah sektor industri CPO dengan nilai Rp 3 270,18 milyar atau sebesar 9,19 persen, pada peringkat keempat adalah sektor karet dengan nilai Rp 2 797,98 milyar 7,86 persen, peringkat keenam terdapat sektor industri kayu lapis dan sejenisnya sebesar Rp 2 144,08 milyar 6,02 persen, sektor kelapa sawit sebesar Rp 1 919,43 milyar 5,39 dan pada peringkat kesembilan sektor kayu manis sebesar Rp 1 297,79 milyar 3,65 persen. Angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi ekspor di Provinsi Jambi. Pada peringkat sepuluh besar ini, sektor pertanian mendominasi distribusi ekspor. Tabel 17. Distribusi Ekspor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Ekspor Milyar Rupiah No. Kode Uraian Nilai Milyar Rp Distribusi 1 23 Pertambangan migas dan non migas serta penggalian 12 760,50 35,85 2 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 3 838,85 10,78 3 25 Industri CPO 3 270,18 9,19 4 8 Karet 2 797,98 7,86 5 37 Perdagangan 2 592,38 7,28 6 30 Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 2 144,08 6,02 7 10 Kelapa sawit 1 919,43 5,39 8 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 1 669,37 4,69 9 12 Kayu manis 1 297,79 3,65 10 34 Industri Lainnya 784,48 2,20 Jumlah Peringkat 1-10 33 075,06 92,91 Sektor Lainnya 2 523,41 7,09 Total Permintaan 35 598,48 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Komoditi ekspor ini sebagian besar berupa bahan baku industri atau barang setengah jadi yang masih dibutuhkan proses pengolahan lanjutan untuk 118 sampai pada barang akhir permintaan akhir. Jika dijumlahkan nilai sektor pertanian baik on-farm ataupun off-farmnya, sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyumbangkan devisa bagi Provinsi Jambi yaitu sebesar 42,89 persen daro total ekspor Provinsi Jambi. Sektor yang paling banyak melakukan kegiatan impor pada Tahun 2010 adalah sektor industri lainnya, yang diperuntukkan sebagai bahan baku, konsumsi atau barang-barang modal. Struktur impor Tabel 18 yang terjadi pada perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010 yang termasuk dalam sepuluh besar dan memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri lainnya dengan nilai Rp 13 449,93 milyar atau sebesar 56,66 persen dari total impor. Untuk sektor pertanian yang menjadi sektor impor adalah industri penggilingan padi, biji-bijian dan tepung; industri makanan lainnya; industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; ternak dan hasil-hasilnya; industri karet, barang dari karet dan barang plastik; sayur-sayuran; industri minyak kelapa; industri kertas dan barang dari kertas; dan industri bahan bangunan dan perabot dari kayu. Total dari impor sektor pertanian ini mencapai 40,9 persen dari toral impor Provinsi Jambi Tahun 2010. Sebagian besar produk impor untuk sektor pertanian ini ini adalah produk dalam bentuk permintaan akhir barang jadi, hal ini dikarenakan Provinsi Jambi masih memiliki kemampuan teknologi industri yang rendah, sehingga sebagian besar produk ekspor hanya berupa bahan baku dan barang setengah jadi, dan dikembalikan lagi ke Provinsi Jambi dalam bentuk barang jadi yang harga dan biaya konsumsinya lebih tinggi. Teknologi pertanian harus menjadi proiritas utama dalam menunjang produksi hasil pertanian, sehingga kedepannya sektor 119 pertanian menjadi sektor andalan yang menjadi perhatian bagi para investor lokal maupun asing. Tabel 18. Distribusi Impor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Impor Milyar Rupiah No. Kode Uraian Nilai Milyar Rp Distribusi 1 34 Industri Lainnya 13 449,93 56,66 2 26 Industri Penggilingan, Padi, Biji- bijian dan Tepung 2 904,03 12,23 3 27 Industri Makanan Lainnya 1 539,05 6,48 4 28 Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1 276,99 5,38 5 15 Ternak dan hasil-hasilnya 1 151,62 4,85 6 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 886,73 3,74 7 6 Sayur-sayuran 568,23 2,39 8 24 Industri Minyak Kelapa 539,89 2,27 9 33 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 473,59 2,00 10 31 Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 370,36 1,56 Jumlah Peringkat 1-10 23 160,45 97,57 Sektor Lainnya 577,32 2,43 Total Permintaan 23 737,77 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Jika dilihat berdasarkan selisih antara ekspor dan impor, dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian mengalami net-ekspor ekspor bersih yang positif. Sedangkan sektor yang mengalami defisit atau net-ekspor negatif terjadi pada sektor industri. Struktur ekspor-impor pada sektor pertanian secara umum terdiri dari 42,89 persen dari total ekspor dan 40,9 persen dan total impor. Kondisi ini menunjukkan bahwa net-ekspor sektor pertanian berada pada kondisi surplus. Persentase 42,89 persen seluruhnya dosominasi oleh sub sektor perkebunan. Sub sektor perkebunan menjadi komoditi unggulan bagi ekspor pertanian Provinsi Jambi 2010. Berdasarkan nilai impor, terlihat bahwa sektor pertanian secara umum memberikan kontribusi impor sebesar 40,9 persen dari total impor yang terjadi di 120 Provinsi Jambi. Nilai impor terbesar terjadi pada sub sektor tanaman dan bahan makanan yang mencapai Rp 2.904.03 milyar 12,23 persen.

6.1.7. Struktur Investasi

Investasi dalam permintaan akhir pada Tabel Input-Output merupakan gabungan antara Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB dan perubahan stok yang terjadi pada suatu perekonomian. Secara umum, investasi terbesar yang terjadi dalam perekonomian Provinsi Jambi pada Tahun 2010 terjadi pada sektor bangunan yang mencapai persentase sebesar 40,97 persen dari total investasi atau mencapai nilai Rp 2 956,17 milyar. Jika dilihat dari pembentukan modal tetap bruto PMTB, distribusi terbesar diperoleh oleh sektor bangunan dengan nilai Rp 2 956,17 milyar atau sebesar 50,79 persen. Sisi perubahan stok maka peranan tebesar terhadap pembetukan perubahan stok total ditunjukkan oleh sektor kayu manis sebesar 28,88 persen Rp 402,62 milyar. Tabel 19. Distribusi Investasi Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 42 Sektor Ekonomi Milyar Rupiah Kode Sektor PMTB Perubahan Stok Total Investasi Persentase 1 116,29 116,29 1,61 2 6,08 6,08 0,08 3 0,10 0,10 0,00 4 5,51 5,51 0,08 5 3,48 3,48 0,05 6 2,17 0,12 2,29 0,03 7 1,11 1,11 0,02 8 5,81 6,92 12,73 0,18 9 23,00 23,00 0,32 10 4,48 4,48 0,06 11 5,03 0,75 5.79 0,08 12 402.62 402.62 5,58 13 6.04 6.04 0,08 14 4.10 4.10 0,06 15 89.60 0.23 89.83 1,25 16 15.43 15,43 0,21 17 2,49 2,49 0,03 18 5,07 5,07 0,07 19 2,89 204,11 207,00 2,87 20 17,76 17,76 0,25 21 17,05 17,05 0,24 22 22,49 22,49 0,31 23 248,71 197,97 446,69 6,19 24 8,93 8,93 0,12 25 14,32 14,32 0,20 26 3,48 10,61 14,10 0,20 27 0,00 28 3,02 3,02 0,04 29 2,22 2,22 0,03 30 173,69 173,69 2,41 31 193,58 2,11 195,69 2,71 32 34,19 34,19 0,47 33 83,47 1,22 84,69 1,17 34 1 574,22 138,99 1 713,22 23,74 35 222,48 222,48 3,08 36 2 956,17 2 956,17 40,97 37 122,43 122,43 1,70 38 0,00 39 191,39 191,39 2,65 40 2,52 2,52 0,03 41 58,44 58,44 0,81 42 0,00 Total 5 820,88 1 394,21 7 215,10 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Baik dari sisi PMTB dan Perubahan Stok, distribusi untuk sektor pertanian masih sangat rendah dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Struktur investasi yang terjadi pada sektor pertanian secara umum terlihat bahwa total investasi yang terjadi pada sektor ini mencapai 13,45 persen dari total investasi yang terjadi pada Tahun 2010, namun persentase ini didominasi oleh sub sektor perkebunan dan kehutanan. Sektor perkebunan yang memiliki kontribusi yang tinggi terhadap PDRB. Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa pada Tahun 2010, nilai Tabel 19. Lanjutan 122