142
c. Verification Conclution Drawing
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data. Peneliti menarik kesimpulan bahwa proses implementasi kebijakan
pendidikan dari pusat ke sekolah sudah berjalan dengan baik. Sekolah Dasar Negeri Plaosan dan Sekolah Dasar Negeri Pojok
sudah menjalankan tugas dan mengikuti peraturan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Analisis Data Program Sekolah Inklusi di SDN Plaosan 1 dan SDN
Pojok
a. Reduksi Data Data Reduction
SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok adalah sekolah dasar yang sudah menerapakan kebijakan pendidikan sekolah inklusi di
Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Program-program pokok sekolah inklusi yang wajib ada dalam
sekolah inklusi khususnya di SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok yaitu proses assesmen, pengembangan kurikulum yang berlaku yaitu
KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pembuatan program PPI Program Pembelajaran Individu dan adanya sosialisasi sekolah
inklusi ke masyarakat umum dan orangtua siswa. Dalam pelaksanaannya ptrogram tidak berjalan dengan baik. Masih banyak
kekurangan seperti dokumen pengembangan kurikulum belum lengkap, PPI yang tidak dibuat dan tidak semua siswa berkebutuhan
khusus mendapatkan beasiswa assesmen.
143
b. Penyajian Data Data Display
Tabel 13. Pelaksanaan Program Sekolah Inklusi di SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok
1. Pelaksanaan Program
Pendidikan Inklusi:
a. Assesmen
SD N Plaosan 1 1
Pihak yang Terlibat: GPK, guru kelas, kepala sekolah, puskesmas. 2
Tujuan: Memperoleh data kemampuan dan ketunaan ABK. 3
Proses: Tes akademik, sensorik, motorik, psikologik, emosional, sosial dan keadaan fisik.
4 Hasil yang dicapai: ABK diketahui kondisi fisik, psikis, kecerdasan IQ,
serta ketunaan yang dialami. 5
Evaluasi: Assesmen perlu dilakukan di lembaga yang lebih terpercaya dan ahli di bidangnya.
SD N Pojok 1
Pihak yang terlibat: GPK, guru kelas, psikolog, puskesmas, PLB UNY. 2
Tujuan: Memperoleh data informasi keadaan siswa ABK. 3
Proses: Menggunakan model WISC 4
Hasil yang dicapai: ABK diketahui kondisi fisik, psikis, kecerdasan IQ, serta ketunaan yang dialami.
5 Evaluasi: Assesmen puskesmas kurang maksimal. Biaya assesmen PLB
UNY mahal.
b. Pengembangan
kurikulum KTSP Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan SD N Plaosan 1
1 Pihak yang terlibat: GPK, guru kelas, kepala sekolah.
2 Tujuan: Membantu ABK dalam proses pembelajaran.
3 Proses: Menggunakan prinsip relevansi, fleksibilitas, model
pengembangan kurikulum. 4
Hasil yang dicapai: ABK dapat mengejar ketertinggalannya dalam materi.
5 Evaluasi: Pengembangan kurikulum KTSP cukup fleksibel. Belum ada
pembaharuan kurikulum. SD N Pojok
1 Pihak yang terlibat: GPK, guru kelas, kepala sekolah, komite sekolah.
2 Tujuan: Membantu siswa ABK mengembangkan potensi dan mengatasi
hambatan belajar. 3
Proses: GPK melaporkan kondisi ABK, menyusun kurikulum, penerapan.
4 Hasil yang dicapai: Dalam bentuk buku pedoman belajar.
5 Evaluasi: Buku pedoman kurikulum belum lengkap
c. Membuat
program PPI
Program Pembelajaran
Individu SD N Plaosan 1
1 Pihak yang terlibat: GPK, guru kelas, orangtua siswa, ahli yang terkait.
2 Tujuan: Mencapai proses pembelajaran yang cocok dan pas untuk
ABK. 3
Proses: Format disesuaikan dengan kebutuhan ABK, menyusun tim penyusun, merumuskan tujuan, membuat prosedur dan metode,
evaluasi kemampuan anak. 4
Hasil yang dicapai: Mengetahui taraf kinerja siswa. 5
Evaluasi: Guru harus membuat inovasi baru. SD N Pojok
1 Pihak yang terlibat: GPK, guru kelas, kepala sekolah.
2 Tujuan: ABK memiliki program individu.
3 Proses: Konsultasi, membandingkan kurikulum, proses perencanaan
kurikulum, pembuatan kurikulum. 4
Hasil yang dicapai: Mengetahui taraf kinerja siswa. 5
Evaluasi: Guru harus membuat inovasi baru.
144
d. Sosialisasi
Sekolah Inklusi ke
masyarakat umum
dan orangtua siswa
SD N Plaosan 1 1
Pihak yang terlibat: Seluruh warga sekolah termasuk kepala sekolah, komite sekolah, guru, GPK.
2 Tujuan:Memberikan pemahaman dan pengertian.
3 Proses: Dari mulut ke mulut, rapat sekolah dengan mengundang orang
tua siswawali, home visit 4
Evaluasi: Perlu adanya sosialisasi lingkup besar dengan mengundang para ahli di bidang sekolah inklusi.
SD N Pojok 1
Pihak yang terlibat: Komite sekolah, kepala sekolah, guru, GPK, orang tua siswawali murid.
2 Tujuan: Untuk memberikan pemahaman dan pengertian.
3 Proses: Ketika pembagian raport, kegiatan di luar kelas.
4 Hasil yang dicapai: Cukup efektif dan efisien.
5 Evaluasi: Perlu adanya sosialisasi lingkup besar dengan mengundang
para ahli di bidang sekolah inklusi.
Sumber: Dokumen diolah dari hasil observasi, pencermatan dokumen dan wawancara.
c. Verification Concluding Drawing
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data. Peneliti menarik kesimpulan bahwa program sekolah inklusi di
Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 dan Sekolah Dassar Negeri Pojok berjalan kurang maksimal seperti proses assesmen yang tidak merata
ke semua siswa berkebutuhan khusus, sosialisasi sekolah inklusi masih dalam lingkup kecil, program PPI dan pengembanagn
kurikulum belum maksimal karena sekolah tidak pernah memperbaharui bahkan ada beberapa guru yang tidak membuat.
3. Analisis Data Faktor Pendukung Kebijakan Pendidikan Inklusi di
Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 dan Sekolah Dasar Negeri Pojok
a. Reduksi Data Data Reduction
Dalam implementasi kebijakan pendidikan inklusi di SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok terdapat berbagai faktor pendukung.
Peneliti membagi faktor pendukung menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut penjabarannya:
145
1
Faktor Internal
a
SD N Plaosan 1
Faktor pendukung dari dalam SD N Plaosan tidak begitu terlihat dan tidak begitu menonjol.
b
SD N Pojok
Pendidik khususnya guru pendamping khusus yang memiliki
semangat tinggi
dalam mendidik
anak berkebutuhan khusus. Diamana guru pendamping khusus
memiliki kewajiban yang begitu besar dalam mendidik anak
berkebutuhan khusus.
2
Faktor Eksternal
a
SD N Plaosan 1
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
memiliki andil dalam implementasi sekolah inklusi dengan
memberikan dukungan moril dan materil.
b
SD N Pojok
Seperti halnya di SD N Plaosan 1, di SD N Pojok peran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman memiliki andil dan peran yang begitu besar dalam
implementasi kebijakan pendidikan sekolah inklusi dengan memberikan dukungan moril dan materil. Selain itu ada
146
beberapa orangtua siswa berkebutuhan khusus yang paham
dan mendukung sekolah inklusi.
b. Penyajian Data Data Display
Tabel 14. Ringkasan Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi
No. Internal
Eksternal SD N Plaosan
1 SD N Pojok
SD N Plaosan 1
SD N Pojok
1. -
Pendidik Dinas
Pendidikan Dinas
Pendidikan 2.
Orangtua Siswa
c. Verification Concluding Drawing
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data. Peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor pendukunng proses
implementasi kebijakan pendidikan inklusi di Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 dan Sekolah Dasar Negeri Pojok lebih banyak berasal dari
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta, karena Dinas Pendidikan selalu memberikan bantua
beasiswa, sarana prasarana dan kegiatan seminar.
4. Analisis Data Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan
Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 dan Sekolah Dasar Negeri Pojok
a. Reduksi Data Data Reduction
SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok sudah menerapkan pendidikan inklusi jauh sebelum Dinas Pendidikan membuatkan SK.
Tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan pendidikan yang