Manfaat Penelitian Definisi Operasional

15 jajah ditambah dengan Negara Indonesia yang luas sehingga masalah pemerataan pendidikan tidak bisa terhindari. Arif Rohman 2009: 120 mengemukaan bahwa sebuah kebijakan publik yang normal dan wajar adalah kebijakan yang dilakukan melalui proses-proses politik yang normal dan wajar pula, dimana masyarakat terlibat didalamnya. Proses tersebut menurut Arif Rohman 2009: 95 sebagai berikut: a. Akumulasi Pada tahap ini tuntutan dan aspirasi mulai banyak bermunculan di masyarakat. Tuntutan-tuntutan tersebut semakin mengerucut dan akhirnya mengalami akumulasi atau pengelompokan dalam beberapa macam tuntutan. b. Artikulasi Tahap artikulasi adalah tahap setelah akumulasi dimana tahap ini semua tuntutan yang mengelompok dalam beberapa jenis dapat diakomodasi dalam rumusan kebijakan. c. Akomodasi Dan pada akhirnya tuntutan diakomodasi oleh pihak yang bersangkutan dalam bentuk kebijakan. Dengan harapan tututan yang telah diakomodasi bisa bermanfaat dan tercapai tujuan yang diharapkan. 16 Dalam proses kebijakan pendidikan perlu adanya tahapan akumulasi, artikulasi dan akomondasi sehingga hasil dari kebijakan bisa menyelesaikan masalah.

B. Implementasi Kebijakan Pendidikan

1. Pengertian Implementasi Kebijakan Pendidikan

Implementasi kebijakan sebagai proses menjalankan keputusan kebijakan. Wujud dari keputusan biasanya berupa undang-undang, instruksi presiden, peraturan pemerintah, keputusan pengadilan dan peraturan menteri. Dalam implementasi kebijakan pendidikan, baik pemerintah, masyarakat, sekolah secara bersama saling bahu membahu dalam bekerja dan melaksanakan tugasnya demi suksesnya implementasi kebijakan pendidikan. Implementasi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn dalam Arif Rohman 2012: 106 dimaksudkan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh individu-individupejabat-pejabat atau kelompok- kelompok pemerintahan atau swasta yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih dahulu, yaitu tindakan- tindakan yang merupakan usaha sesaat untuk mentrasformasikan keputusan kedalam istilah operasional, maupun usaha berkelanjutan untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan keputusan kebijakan. Selanjutnya, Grindle juga menambahkan, bahwa proses implementasi mencangkup tugas- tugas “membentuk suatu ikatan yang 17 memungkinkan arah suatu kebijakan dapat direalisasikan sebagai hasil dari aktivitas pemerintah”. Tugas-tugas tersebut diantaranya adalah mengarahkan sasaran atau objek, penggunaan dana, ketepatan waktu, pemanfaatan organisasi pelaksana, partisipasi masyarakat, kesesuaian program dengan tujuan kebijakan. Sedangkan menurut Charles O. Jones implementasi suatu aktifitas yang dimaksudkan untuk mengoprasikan sebuah program-program. Implementasi Kebijakan Pendidikan menurut Arif Rohman 2012: 107 adalah: Proses yang tidak hanya menyangkut perilaku-perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan kepada kelompok sasaran target group, melainkan juga menyangkut faktor-faktor hukum, politik, ekonomi,sosial yang langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap prilaku dari berbagai pihak yang terlibat dalam program. Yang semuanya itu menunjukan secara spesifik dari proses implementasi yang sangat berbeda dengan proses formulasi kebijakan pendidikan. Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi kebijakan pendidikan yaitu tindakan yang dilakukan guna tercapai tujuan pendidikan biasanya dalam bentuk program yang sudah direncanakan sebelumnya.

2. Teori Implementasi Kebijakan Pendidikan

Charles O. Jones dalam Arif Rohman 2012: 106 berpendapat bahwa implementasi adalah suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program. Tiga pilar aktifitas dalam mengoperasikan program tersebut yakni: