17
memungkinkan arah suatu kebijakan dapat direalisasikan sebagai hasil dari aktivitas pemerintah”. Tugas-tugas tersebut diantaranya adalah
mengarahkan sasaran atau objek, penggunaan dana, ketepatan waktu, pemanfaatan organisasi pelaksana, partisipasi masyarakat, kesesuaian
program dengan tujuan kebijakan. Sedangkan menurut Charles O. Jones implementasi suatu aktifitas yang dimaksudkan untuk mengoprasikan
sebuah program-program. Implementasi Kebijakan Pendidikan menurut Arif Rohman 2012:
107 adalah:
Proses yang tidak hanya menyangkut perilaku-perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
program dan menimbulkan ketaatan kepada kelompok sasaran target group, melainkan juga menyangkut faktor-faktor hukum,
politik, ekonomi,sosial yang langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap prilaku dari berbagai pihak yang terlibat
dalam program. Yang semuanya itu menunjukan secara spesifik dari proses implementasi yang sangat berbeda dengan proses
formulasi kebijakan pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi kebijakan pendidikan yaitu tindakan yang dilakukan guna
tercapai tujuan pendidikan biasanya dalam bentuk program yang sudah direncanakan sebelumnya.
2. Teori Implementasi Kebijakan Pendidikan
Charles O. Jones dalam Arif Rohman 2012: 106 berpendapat bahwa implementasi adalah suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk
mengoperasikan sebuah
program. Tiga
pilar aktifitas
dalam
mengoperasikan program tersebut yakni:
18
a. Pengorganisasian, pembentukan atau penataan kembali sumberdaya,
unit-unit serta metode untuk menjalankan program. Sehingga program bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
b. Interpretasi, aktivitas menafsirkan agar suatu program menjadi
rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima dengan baik serta dilaksanakan.
c. Aplikasi, berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan
yang disesuaikan dengan tujuan program. Ada banyak teori yang menjelaskan tentang implementasi
kebijakan pendidikan. Tiga diantaranya yang paling menonjol menurut
Arif Rohman 2012: 107-110 adalah teori yang dikembangkan oleh:
a. Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn
Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan secara sempurna perfect implementation, maka di butuhkan beberapa syarat yaitu,
kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak akan menimbulkan gangguanatau kendala yang serius. Untuk
melaksanakan suatu program, harus tersedia waktu dan sumber- sumber yang cukup memadai. Perpaduan sumber-sumber yang
diperlukan harus benar-benar ada atau tersedia. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan kausalitas yang
handal.
19
b. Van Meter dan Van Horn
Teori yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn. Model ini disebut sebagai Model Proses Implementasi Kebijakan A
Model of the Policy Implementation Process. Tipologi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn dibedakan menjadi dua hal, yaitu:
Pertama, jumlah masing-masing perubahan yang akan dihasilkan. Kedua, jangkauan atau lingkup kesepakatan terhadap tujuan diantara
pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi. Berdasarkan dua indikator ini maka implementasi kebijakan akan berhasil
manakala pada satu segi perubahan yang dikehendaki relatif sedikit serta pada segi lain adalah kesepakatan terhadap tujuan dari para
pelaku atau pelaksana dalam mengoprasikan program relatif tinggi. c.
Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier Teori ini disebut sebagai
‘a frame work for implementation analiysis’ atau Kerangka Analisis Implementasi KAI. Peran
penting dari KAI dari suatu kebijakan khususnya kebijakan pendidikan adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi
tercapainya tujuan formal dalam implementasi tersebut selanjutnya dapat diklarifikasikan menjadi tiga kategori besar yaitu: a mudah
tidaknya masalah yang akan digarap untuk dikendalikan; b kemampuan dari keputusan kebijakan untuk menstrukturkan
20
secaratepat proses implementasinya; c pengaruh langsung sebagai variabel politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang
termuat dalam keputusan kebijakan tersebut. Teori Grindle dalam buku Kebijakan Pendidikan H. A. R. Tilaar
dan Riant Nugroho, 2008: 220 yang menjelaskan bahwa teori ini ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks imlementasinya. Ide dasarnya
adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi kebijakan
dilakukan. Keberhasilannya
ditentukan oleh
derajat implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan mencangkup:
a. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan
b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan
c. Derajad perubahan yang diinginkan
d. Kedudukan pembuat kebijakan
e. siapa pelaksana program
f. Sumber daya yang dikerahkan
Sementara itu konteks implementasinya adalah: a.
Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat b.
Karakteristik lembaga dan penguasa c.
Kepatuhan dan daya tanggap Dari beberapa teori tentang implementasi kebijakan pendidikan.
Teori Grindle adalah teori implementasi yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini, karena teori Grindle lebih menekankan pada isi
kebijakan dan konteks implementasi.