150
5. Analisis Data Stategi Sekolah Untuk Menangani Hambatan Dalam
Proses Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi di SDNPlaosan 1 dan SDNPojok.
a. Reduksi Data Data Reduction
Faktor penghambat dalam sebuah implementasi kebijakan pasti ada. Begitu pula dalam implementasi kebijakan pendidikan
sekolah inklusi di SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok. Untuk mengatasi hambatan, perlu adanya solusi atau strategi. Begitu pula di
SD N Plaosan dan SD N Pojok yang memiliki strateginya masing- masing dalam mengatasi hambatan yang dialami. Sebagai berikut:
1 SD N Plaosan 1
Salah satu strategi sekolah untuk mengatasi hambatan tenaga pendidik yang kurang adalah dengan mengangkat tenaga
pendidik baru. Walaupun tenaga pendidik tersebut berstatus guru honorer. Selain itu pendidik berinisiatif mengadakan
tambahan jam pelajaran khusus untuk anak berkebutuhan khusus dalam satu minggu dua kali. Sedangkan untuk menangani
permasalahan sarana prasarana khususnya penyediaan sarana assesmen sekolah bekerjasama dengan puskesmas untuk layanan
assesmen, dan bekerjasama dengan Universitas Sanata Dharma untuk mengajar pramuka serta mengajukan bantuan ke Dinas
Pendidikan dengan membuat proposal.
151
Sedangkan untuk menangani masalah seperti orangtua siswa yang kurang akan pemahaman tentang kondisi anak
berkebutuhan khusus dan sekolah inklusi. Sekolah menngadakan program home visit, dimana perwakilan sekolah seperti guru
pendamping khusus datang ke rumah orangtua siswa untuk menjelaskan kondisi anak atau siswa berkebutuhan khusus,
memberikan pengarahan untuk mendidik anak di rumah dan lain sebagainya. Selain itu setiap pembagian raport di akhir tahun
ajaran, sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa. 2
SD N Pojok SD N Pojok memiliki strategi dalam mengatasi hambatan
proses implementasi kebijakan sekolah inklusi. Salah satu permasalahannya adalah pendidik. Untuk meningkatkan kualitas
pendidik khususnya guru dan guru pendamping khusus, maka sering diikutsertakan dalam acara atau program dari Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman seperti diklat, seminar sekolah inklusi, dan
studi banding. Selain itu untuk mengatasi permasalahan intern atau
kepribadian siswa berkebutuhan khusus yang susah untuk diajak belajar. Guru membuat inovasi belajar berupa media
pembelajaran baru, dan gaya belajar mengajar yang sesuai dengan kemauan siswa. Sekolah banyak menjalin relasi dengan
152
universita di Yogyakarta seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas
Negeri Yogyakarta,
Universitas Teknologi
Yogyakarta, Psikolog dan puskesmas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses assesmen. Sehingga bisa menyelesaikan
permasalahan kualitas assesmen. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan pola pikir
orangtua siswa terhadap anak berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah inklusi. Maka sekolah mengadakan
pertemuan dengan orangtua siswa di akhir tahun ajaran ketika pembagian raport. Dengan tujuan untuk sosialisasi sekolah
inklusi. Selain itu ketika siswa belajar di luar kelas, seperti mengikuti acara outbound ataupun melihat pameran. Maka guru
pendamping khusus sesekali menjelaskan ke masyarakat mengenai sekolah inklusi.
b. Verification Concluding Drawing
Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data. Peneliti menarik kesimpulan bahwa strategi dalam menangani
hambatan proses implementasi kebijakan pendidikan inklusi Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 dan Sekolah Dasar Negeri Pojok banyak dan
berjalan dengan baik. Hampir semua hambatan yang muncul memiliki solusi atau strategi dalam penyelesaiaannya.
153
c. Penyajian Data Data Display
Tabel 16. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi dan Strategi Untuk Menanganinya.
No. Sekolah
Faktor Faktor Penghambat
Strategi
1. SD N
Plaosan 1 Internal
Pendidik Mengangkat satu
tenaga pendidik GPK ABK
Guru mengadakan jam tambahan mengajar
Srana Prasarana Kerjasama dengan
Puskesmas dan Universitas
Mengajukan bantuan ke dinas
Eksternal Orangtua Siswa
Home Visit Mengadakan
pertemuan dengan orangtua siswa
2. SD N
Pojok Internal
Pendidik Meningkatkan kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan
Assesmen Menjalin relasi dengan
UGM, UNY, UTY, Psikolog, dan
Puskesmas
InternKepribadian Siswa ABK
Inovasi baru dalam pembelajaran seperti
gaya belajar mengajar Eksternal
Orangtua Siswa Mengadakan
pertemuan dengan orangtua siswa
D. Pembahasan
Peneliti dalam menganalisis proses perumusan kebijakan pendidikan sekolah inklusi di SD N Plaosan 1 dan SD N Pojok menggunakan teori politik
dalam perumusan kebijakan publik. Menurut Arif Rohman 2009: 120 salah satu alasan dirumuskannya kebijakan pendidikan adalah karena adanya
beberapa masalah yang akan diselesaikan dalam suatu masyarakat atau
154
negara. Kebijakan publik yang normal dan wajar adalah kebijakan yang dilakukan melalui proses-proses politik yang normal dan wajar pula dimana
masyarakat ikut terlibat. Seperti yang dituliskan oleh Arif Rohman dalam bukunya Politik Ideologi Pendidikan 2009: 95. Proses politik dalam
perumusan kebijakan sebagai berikut:
1 Akumulasi
Dalam tahap ini banyak sekali kritik masukan dan saran dari masyarakat, pendidik maupun orang tua siswa mengenai keadaan anak
berkebutuhan khusus dalam proses pendidikan di sekolah. Mereka ada yang berpendapat bahwa anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak
untuk mengenyam pendidikan di sekolah reguler pada umumnya tanpa adanya diskriminasi sehingga anak berkebutuhan khusus merasa
terpinggirkan, perlu adanya kesamaan hak dalam menuntut ilmu, masyarakat menuntut pemerintah adil dalam masalah pendidikan.
Sehingga perlu adanya tindakan pemerintah pusat khususnya Dinas Pendidikan untuk menyelesaikan permasalahan atau keadaan ini.
2 Artikulasi
Tuntutan dan aspirasi masyarakat mulai mengkrucut mengenai kesamaan hak memperoleh pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.
Dorongan untuk bisa mengatasi masalah ini menjadikan pemerintah khususnya Dinas Pendidikan merumuskan kebijakan yang dapat
menuntun satuan pendidikan menerapkan sekolah inklusi. Konsep pendidikan sekolah inklusi dimana siswa berkebutuhan khusus bisa