19
informal, grapevine ini bermanfaat bagi organisasi. Bagi pimpinan grapevine dapat menjadi masukan tentang perasaan karyawannya, sedangkan bagi sesama
karyawan komunikasi informal ini bisa menjadi saluran emosi mereka Muhammad, 2009:124. Agar komunikasi berjalan efektif maka diperlukan
jaringan komunikasi network baik yang bersifat formal maupun informal.
2.2.3. Fungsi komunikasi organisasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Komunikasi dibutuhkan setiap anggota organisasi untuk menjalankan dan
menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Menurut Sendjaja Fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain sebagai
berikut :
1 Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan bawahan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
20
2 Fungsi regulatif Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1 Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya. 2 Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan. 3 Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan
ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya 4 Fungsi integratif
Setiap organisasi
berusaha untuk
menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
Universitas Sumatera Utara
21
baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
1 Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut buletin, newsletter dan laporan kemajuan
organisasi. 2 Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi. Dalam Bungin, 2008:274
Sedangkan fungsi komunikasi dalam organisasi menurut Liliweri 2004 terbagi dua yaitu :
1 Fungsi umum 1 To
tell : maksudnya komunikasi itu
berfungsi untuk
“menceritakan” informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
2 To sell : maksudnya komunikasi itu berfungsi untuk “menjual”
gagasan, ide, pendapat, fakta, termasuk menjual sikap organisasi, sikap tentang sesuatu yang merupakan subjek layanan.
3 To learn : maksudnya komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan
Universitas Sumatera Utara
22
2 Fungsi khusus 1 Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu
organisasi lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu dibawah sebuah “komando”
2 Membuat para karyawan menciptakan dan menangani “relasi”
antara sesama bagi peningkatan produk organisasi 3 Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani
atau mengambil keputusan – keputusan dalam suasana yang
“ambigu dan tidak pasti” Dalam Lubis, 2013:4.
2.2.4. Hambatan dalam komunikasi organisasi