Metode Analisis Data Pengujian Hipotesis

60

3.7.2. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen penelitian digambarkan pada kemantapan dan kestabilan alat ukur yang digunakan, suatu instrumen penelitian atau alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau baik apabila instrumen penelitian atau alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama ketika digunakan berkali-kali baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang berbeda Sudarmanto, 2013:81. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 dan butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1 Jika nilai Cronbach’s Alpha 0,60 maka pertanyaan reliabel. 2 Jika nilai Cronbach’s Alpha 0,60 maka pertanyaan tidak reliabel.

3.8. Metode Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menyederhanakan data supaya data lebih mudah diinterpretasikan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh dan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis regresi dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena teknik regresi dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama-sama. Regresi berganda merupakan teknik statistik untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Fleksibilitas dan adaptifitas dari metode ini mempermudah peneliti untuk melihat suatu keterkaitan dari beberapa variabel sekaligus. Regresi berganda juga dapat memperkirakan Universitas Sumatera Utara 61 kemampuan prediksi dari serangkaian variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan : Y : Kinerja karyawan α : Konstanta β1, β2 : Koefisien Regresi X1 : Kepemimpinan X2 : Iklim komunikasi organisasi e : Residual

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Arikunto 2002 penggunaan model regresi linier berganda harus memenuhi asumsi klasik, antara lain : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas.

3.9.1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Untuk pengujian normalitas data, menurut pendapat Ghozali 2005 menyatakan bahwa, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model Universitas Sumatera Utara 62 regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji statistik, yaitu alat statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Jika tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka distribusi data adalah normal Situmorang, dkk, 2008:95

3.9.2. Uji multikolineritas

Uji asumsi tentang multikolineritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan atau korelasi antara variabel – variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Adanya hubungan atau korelasi antara variabel – variabel bebas menjadi pengganggu dalam mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Sudarmanto, 2013: 227. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas Sudarmanto, 2013:239.

3.9.3. Uji heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka terjadi homoskedastisitas dan jika varians Universitas Sumatera Utara 63 berbeda disebut heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji glejser Sudarmanto, 2013: 240. Pada scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji glejser dapat dilihat jika variabel independen signifikan dibawah 5 secara statistik maka diindikasikan terjadinya heteroskedastisitas dan apabila probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas

3.10. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda karena subvariabel dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu kepemimpinan dan iklim komunikasi organisasi secara simultan dan parsial mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Waruna Nusa Sentana. 1 Adjusted � 2 Pengujian adjusted � 2 digunakan untuk mengatur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Adjusted � 2 berkisar antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ adjusted � 2 ≤ 1. Hal ini berarti bila adjusted � 2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel Universitas Sumatera Utara 64 dependen, bila adjusted � 2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted � 2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh varibel independen terhadap variabel dependen. 2 Uji – F Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : Ho : b1 = 0, artinya semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen; H 1 : b1 ≠ 0, semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel . Kriteria pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut: 1 Jika F hitung F tabel maka Ho diterima dan H 1 ditolak untuk α = 5 2 Jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan H 1 dit erima untuk α = 5 3 Uji – t Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : Ho : b1 = 0, artinya semua variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen; Universitas Sumatera Utara 65 H 1 : b1 ≠ 0, semua variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel . Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: 1 Jika t hitung t tabel maka Ho diterima dan H 1 ditolak untuk α = 5 2 Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan H 1 dit erima untuk α = 5 Universitas Sumatera Utara 66

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum PT. Waruna Nusa Sentana 4.1.1. Sejarah singkat PT. Waruna Nusa Sentana PT. Waruna Nusa Sentana merupakan perusahaan galangan kapal shipyard company yang berada di Belawan provinsi Sumatera Utara. Didirikan pada tahun 1990, saat ini memiliki 6 dok dry dock dengan kapasitas 1.000 sampai dengan 50.000 dead weight tonnage DWT. Dengan besarnya kapasitas dok tersebut menjadikan PT. Waruna Nusa Sentana sebagai salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia. Pada tahun 1998, PT. Waruna Nusa Sentana mengalami dampak krisis moneter akibat tingginya tingkat suku bunga bank dan lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar namun berkat kerja keras dan dukungan dari sumber daya yang ada, pada tanggal 12 Juli 1998 dok pertama dengan kapasitas 4.000 DWT mulai beroperasi. Satu tahun berikutnya dok kedua dengan kapasitas 1.000 DWT dan dok ketiga dengan kapasitas 7.000 DWT mulai beroperasi masing – masing pada tanggal 16 Juli 1999 dan 21 Juli 1999. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar akan jasa perbaikan kapal pada tanggal 31 Mei 2003 dok keempat dengan kapasitas 20.000 DWT mulai beroperasi, disusul dengan beroperasinya dok kelima dengan kapasitas 50.000 DWT pada tanggal 07 Mei 2008 dan yang terakhir beroperasi adalah dok keenam dengan kapasitas 10.000 DWT pada tanggal 29 April 2010. Pada tahun 2016 Universitas Sumatera Utara