61
kemampuan prediksi dari serangkaian variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan : Y
: Kinerja karyawan α
: Konstanta β1, β2
: Koefisien Regresi X1
: Kepemimpinan X2
: Iklim komunikasi organisasi e
: Residual
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
Menurut Arikunto 2002 penggunaan model regresi linier berganda harus memenuhi asumsi klasik, antara lain : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas.
3.9.1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Untuk pengujian normalitas data, menurut pendapat Ghozali 2005 menyatakan bahwa,
jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
Universitas Sumatera Utara
62
regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji statistik, yaitu alat statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Jika tingkat signifikasinya lebih besar
dari 0,05 maka distribusi data adalah normal Situmorang, dkk, 2008:95
3.9.2. Uji multikolineritas
Uji asumsi tentang multikolineritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan atau korelasi antara variabel
– variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Adanya hubungan atau korelasi antara
variabel – variabel bebas menjadi pengganggu dalam mencari pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat Sudarmanto, 2013: 227. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas Sudarmanto, 2013:239.
3.9.3. Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka terjadi homoskedastisitas dan jika varians
Universitas Sumatera Utara
63
berbeda disebut heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji glejser
Sudarmanto, 2013: 240. Pada scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji glejser dapat dilihat jika variabel independen signifikan dibawah 5 secara
statistik maka diindikasikan terjadinya heteroskedastisitas dan apabila probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi tersebut tidak
terjadi heteroskedastisitas
3.10. Pengujian Hipotesis