Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta

Sedangkan nilai Ri diperoleh dengan menghitung selisih antara PDRB Pulai Jawa sektor i pada tahun 2007 dengan PDRB Pulau Jawa sektor i pada tahun 2003 dibagi dengan PDRB Pulai Jawa sektor i pada tahun 2003. Semua sektor perekonomian memiliki nilai Ri yang positif artinya dalam kurun waktu 2003- 2007 terjadi peningkatan pendapatan pada sektor i. Semakin besar nilai Ri semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi sektor tersebut. Nilai Ri paling besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 0,439. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi paling besar di Pulau Jawa. Sedangkan nilai Ri terkecil terdapat di sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,023. Nilai ri diperoleh dengan menghitung selisih antara PDRB sektor i di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2007 dengan PDRB sektor i di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2003 dibagi dengan PDRB sektor i di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2003. Sektor-sektor perekonomian di Yogyakarta menunjukkan peningkatan karena semua sektor memiliki nilai ri yang positif dengan nilai terbesar 0,471 di sektor konstruksi dan nilai ri terkecil sebesar 0,087 di sektor industri pengolahan.

5.5. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta

Tahun 2003-2007 Pembangunan ekonomi suatu wilayah terdiri dari beberapa komponen pertumbuhan wilayah, antara lain: 1 Pertumbuhan Regional PR yang dalam pembahasan ini pertumbuhan ekonomi wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta terhadap Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa, 2 komponen Pertumbuhan Proporsional PP, dan 3 komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Komponen pertumbuhan regional PR merupakan hasil kali antara rasio PDRB Pulau Jawa dengan PDRB sektor i pada Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2003. Hasil dari penghitungan pertumbuhan regional sama dengan nilai Ra yang dinyatakan dalam persen. Nilai Ra sebesar 0,252 artinya secara keseluruhan perekonomian Pulau Jawa tahun 2003-2007 telah memengaruhi peningkatan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 25,2 persen. Nilai pertumbuhan regional dapat berubah jika terjadi perubahan kebijakan ekonomi atau terjadi perubahan hal-hal yang memengaruhi semua sektor ekonomi. Tabel 5.8. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional Pulau Jawa, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha PRij PRij Miliar Rupiah Persen Pertanian 742,83 25,2 Pertambangan dan Penggalian 30,09 25,2 Industri Pengolahan 585,83 25,2 Listrik, Gas dan Air Bersih 34,11 25,2 Konstruksi 296,80 25,2 Perdagangan, Hotel dan Restoran 780,49 25,2 Pengangkutan dan Komunikasi 362,06 25,2 Keuangan, Persewaaan Jasa Perusahaan 354,96 25,2 Jasa-jasa 682,79 25,2 Total 3.869,97 25,2 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah, 2008. Secara keseluruhan semua sektor perekonomian di D.I. Yogyakarta mengalami peningkatan kontribusi dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terbesar yaitu sebesar Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Rp780,49 miliar. Kemudian sektor yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar secara berturut-turut adalah sektor pertanian Rp742,83 miliar, sektor jasa- jasa Rp682,79 miliar, dan sektor industri pengolahan Rp585,83 miliar. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian Rp30,09 miliar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan perekonomian di Pulau Jawa. Komponen pertumbuhan proporsional PP sebagai komponen pertumbuhan wilayah kedua didapat dari hasil kali antara PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sektor i tahun 2003 dengan selisih antara Ri dan Ra. Tabel 5.8 menjelaskan bahwa sektor ekonomi yang memiliki nilai PP terbesar PPij 0 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar Rp268,9 miliar. Sedangkan sektor-sektor lain yang memiliki pertumbuhan cukup cepat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor konstruksi. Sehingga ketiga sektor ini sebaiknya selalu dikembangkan di Provinsi D.I. Yogyakarta mengingat banyak pemakai jasa angkutan dan komunikasi, banyak pengguna hotel, wisatawan yang banyak berbelanja, banyaknya wisata kuliner. Sektor ekonomi yang memiliki nilai pertumbuhan proporsional terkecil adalah sektor pertanian yaitu sebesar Rp-350,8 miliar dan tergolong sektor yang pertumbuhannya lambat PPij 0. Hal ini disebabkan teknologi pertanian yang digunakan masih bersifat tradisional dan kurang efektif dalam berproduksi. Laju pertumbuhan proporsional untuk tiap sektor tidak sama, terbesar pada sektor Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer pengangkutan dan komunikasi 18,7 persen dan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian -22,9 persen. Tabel 5.9. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha PPij PPij Miliar Rupiah Persen Pertanian -350,8 -11,9 Pertambangan dan Penggalian -27,3 -22,9 Industri Pengolahan -30,2 -1,3 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,8 0,6 Konstruksi 36,6 3,1 Perdagangan, Hotel dan Restoran 236,4 7,6 Pengangkutan dan Komunikasi 268,9 18,7 Keuangan, Persewaaan Jasa Perusahaan -66,9 -4,8 Jasa-jasa -46,1 -1,7 Total 21,3 0,1 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah, 2008. Tabel 5.10 menunjukkan besarnya komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPWij. Jika nilai PPWij 0 artinya sektor i di wilayah j memiliki dayasaing yang baik, namun sebaliknya jika nilai PPWij 0 artinya sektor i di wilayah j memiliki dayasaing yang kurang baik. Selanjutnya, dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang memiliki dayasaing yang baik di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sektor konstruksi dan sektor pertambangan dan penggalian. Artinya kedua sektor tersebut mampu bersaing pada sektor yang sama dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Sedangkan ketujuh sektor lainnya yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pedagangan, hotel dan pariwisata, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa kurang mampu bersaing pada sektor yang sama dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Tabel 5.10. Analisis Shift Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha PPWij PPWij Miliar Rupiah Persen Pertanian -7,0 -0,2 Pertambangan dan Penggalian 16,1 13,5 Industri Pengolahan -352,9 -15,2 Listrik, Gas dan Air Bersih -4,5 -3,3 Konstruksi 221,5 18,8 Perdagangan, Hotel dan Restoran -364,4 -11,8 Pengangkutan dan Komunikasi -192,8 -13,4 Keuangan, Persewaaan Jasa Perusahaan -1,8 -0,1 Jasa-jasa -274,5 -10,1 Total -960,1 -6,3 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah, 2008. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar adalah sektor konstruksi yaitu sebesar 18,8 persen. Sedangkan sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terkecil adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar -15,2 persen. Dengan menggunakan analisis profil pertumbuhan wilayah, dapat dijelaskan laju pertumbuhan perekonomian yang dimiliki Provinsi D.I. Yogyakarta berdasarkan letak sektor-sektor ekonomi pada kuadran-kuadran yang terbentuk dari perpotongan antara komponen pertumbuhan proporsional PP dengan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Gambar 3. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta Periode 2003-2007 Berdasarkan Gambar 3, seluruh sektor menyebar ke empat kuadran. Sektor konstruksi terletak di kuadran I, artinya pada tahun 2003-2007 sektor konstruksi tergolong sektor yang progresif maju dengan laju pertumbuhan cepat dan memiliki dayasaing yang baik. Sementara itu kuadran II ditempati oleh sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Artinya sektor-sektor tersebut memiliki dayasaing yang rendah tetapi memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Sektor industri pengolahan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa terletak di kuadran III, artinya sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan dayasaing yang kurang baik. Dua sektor yang lain, yaitu sektor pertanian dengan sektor pertambangan dan penggalian menempati kuadran IV, artinya dua sektor tersebut memiliki dayasaing yang baik tetapi laju pertumbuhannya lambat. 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PP Kuadran I Kuadran IV Kuadran III Kuadran II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

5.6. Sektor Basis