VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta, antara
lain:
1. Sektor pertanian, alasannya: kontribusi terhadap PDRB besar 15,01
persen, penyerapan tenaga kerja besar 30,76 persen, pertumbuhan regional besar Rp742,83 miliar dan merupakan sektor basis. Sektor
pertanian menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,15 basis poin.
2. Sektor industri pengolahan, dengan alasan kontribusi terhadap PDRB
besar 13,60 persen, penyerapan tenaga kerja besar 11,81 persen, dan pertumbuhan regional besar Rp585,83 miliar . Sektor industri pengolahan
menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,27 basis poin.
3. Sektor konstruksi
, dengan alasan mempunyai laju pertumbuhan yang progresif
Gambar 3, dan merupakan sektor basis. Sektor konstruksi menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007
sebesar 0,87 basis poin.
4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran kontribusi terhadap PDRB besar
19,22 persen, penyerapan tenaga kerja besar 24,52 persen,
dan pertumbuahan regional terbesar Rp780,49 miliar. Sektor perdagangan,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
hotel dan restoran menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 1,03 basis poin.
5. Sektor pengangkutan dan komunikasi, dengan alasan pertumbuhan
proporsional besar terbesar 18,7 persen, sektor basis dan mempunyai rata- rata pertumbuhan PDRB yang besar 7,15 persen. Sektor pengangkutan dan
komunikasi menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,65 basis poin.
6. Sektor jasa-jasa, dengan alasan kontribusi terhadap PDRB terbesar 19,79
persen, penyerapan tenaga kerja besar 16,82 persen, dan sektor basis. Sektor
jasa-jasa menyumbang
pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I.
Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,61 basis poin.
6.2. Saran
Mengacu pada hasil tersebut, maka diajukan beberapa saran terhadap kebijakan pengembangan perekonomian sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta,
sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah perlu melakukan upaya untuk meningkatkan produk
pertanian dengan cara meningkatkan teknologi pertanian, meningkatkan fungsi kelembagaan agar agribisnis produk unggulan dapat tumbuh dengan
baik, memberikan kemudahan kepada petani untuk mendapatkan pupuk, benih, pestisida dengan harga yang murah, serta pelatihan dan penyuluhan
kepada petani.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta perlu lebih menggali potensi pengembangan sektor industri manufaktur agar bisa memacu pertumbuhan
ekonomi. Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain mempermudah perijinan dalam mendirikan usaha, pemberian bantuan dana, memberikan
pelatihan untuk
meningkatkan teknologi
industri manufaktur,
dan mengembangkan industri berbasis IT Information Technology.
3. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sektor jasa- jasa dan sektor-sektor yang mendukungnya yaitu sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor konstruksi. Misalnya di sektor pariwisata, harus adanya penatalaksanaan kawasan
wisata yang lebih baik, meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang menimbulkan ketertarikan pengunjung, meningkatkan sumber daya
manusia agar memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan sektor pariwisata. Di bidang pendidikan, perlu peningkatan kualitas dan kuantitas
tenaga pengajar agar menghasilkan anak-anak bangsa yang cerdas dan kreatif, serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang semakin
baik. 4. Perlunya upaya untuk lebih menarik investor agar menanamkan modal di
sektor-sektor unggulan guna meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, A. 2007. Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Pasca Otonomi Daerah Studi Kasus : Kota Depok
[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anonim. 2008. Undang-Undang Otonomi Daerah. Deka Mandiri, Jakarta. Arsyad, L. 1996. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
BPFE, Yogyakarta. BPS. 2007. Statistik Indonesia 2007. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
-------2008. Statistik Indonesia 2008. Badan Pusat Statistik, Jakarta. -------2008. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2008. Badan Pusat
Statistik, Yogyakarta. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
P.T. Pradaya Paramita, Jakarta. Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Edisi Revisi., 4. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.
Irawan, 2008. Yogyakarta Miliki Banyak Potensi. httpwww. indra90.wordpress.com20080315yogyakarta-miliki-banyak-
potensi. [15 Maret 2008]. Jhingan, M. L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. D. Guritno
[penerjemah]. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lembaga Administrasi Negara, 2007. Metode Analisis Perencanaan : Diklat
Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah . LAN, Jakarta.
Nurbaiti, S. 2009. Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta Periode 2003-2007
[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
78
Restiviana, P. 2008. Analisis Wilayah Kabupaten Banyuwangi 2003-2006 [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor. Savitri, D. 2008. Analisis Identifikasi Sektor Unggulan dan Struktur Ekonomi
Pulau Sumatera [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. Sondari, D. 2007. Analisis Sektor Unggulan dan Kinerja Ekonomi Provinsi Jawa
Barat [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Todaro, M.P. 2006. Pembangunan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.
80
LAPANGAN USAHA 2003
2004 2005
2006 2007
1. PERTANIAN 3.338.303,86
3.634.903,05 3.991.035,06
4.574.164,48 4.941.799,78
a. Tanaman Bahan Makanan 2.378.263,57
2.661.201,27 2.936.877,59
3.438.464,04 3.610.606,08
b. Tanaman Perkebunan 77.233,39
79.107,94 88.735,94
99.492,10 118.189,47
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 563.532,81
551.044,17 601.897,57
624.190,31 742.176,30
d. Kehutanan 256.550,37
274.906,54 273.204,55
315.671,45 350.340,81
e. Perikanan 62.723,73
68.643,13 90.319,41
96.346,58 120.487,11
2. PERTAMBANGAN PENGGALIAN 170.095,89
182.521,52 198.336,96
218.170,32 258.761,30
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
b. Pertambangan tanpa Migas 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
c. Penggalian 170.095,89
182.521,52 198.336,96
218.170,32 258.761,30
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.068.622,63
3.342.178,80 3.588.201,30
4.078.214,00 4.475.679,91
a. Industri Migas 0,00