44 Artinya dalam penelitian ini, individu dilihat sebagai anggota kelompok group
sehingga penelitian ini dapat mengungkap dan mengkonstruksi ”group behaviour” behavioral pattern.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dimana melalui penelitian ini peneliti berupaya untuk memahami dan membentuk kembali
konstruksi tentang suatu realitas sosial, dengan tujuan untuk mengarahkan konsensus namun tetap terbuka terhadap interprestasi baru sebagai informasi dan
peningkatan kesempurnaan. Pilihan atas paradigma konstruktivis dilatarbelakangi
oleh pertimbangan ontologi dan epistemologi yang dianut paradigma ini. Secara ontologi
, paradigma konstruktivis adalah bersifat relativis, artinya realitas yang dipahami bersifat plural multiple realitas. Realitas didasarkan atas pengalaman
yang bersifat sosial-budaya, lokal dan spesifik. Sedangkan secara epistemologi,
paradigma konstruktivis bersifat transaksional dan subyektivis. Dimana antara
peneliti dengan subyek penelitian saling terkait dan interaktif. Secara metodologis
, aliran ini menerapkan metode hermeneutika dan dialektika dalam mencapai proses kebenaran. Metode hermeneutika dilakukan melalui identifikasi
kebenaran atau konstruksi pendapat dari orang perorangan, sedang metode dialektika mencoba untuk membandingkan dan menyilangkan pendapat dari
orang-perorangan untuk memperoleh suatu konsensus kebenaran yang disepakati bersama. Dengan demikian hasil akhir dari suatu kebenaran merupakan
perpaduan pendapat yang bersifat relatif, subyektif dan spesifik mengenai hal-hal tertentu Salim, 2001. Salah satu faktor yang mempermudah dijalankannya
metode tersebut adalah kesamaan bahasa yang digunakan oleh tineliti dan peneliti yaitu bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Dengan kesamaan bahasa tersebut lebih
mempermudah terbentuknya pemahaman saat wawancara dilakukan. Proses kebenaran pun dapat diupayakan dengan melakukan triangulasi data yaitu proses
cek dan re-check data yakni dengan mempertanyakan topik yang sama pada kedua
tineliti dari lapisan yang berbeda seperti antara petani penggarap dengan buruhnya, antara majikan dengan buruhnya, antara petani laki-laki dan petani
perempuan, antara tokoh masyarakat dengan petani dari lapisan bawah, antara
45 penyuluh setempat dengan petani binaannya, antara petani padi sehat dengan
petani padi non-organik, dan antara petani sesepuh dengan taruna taninya. Kebenaran data diperoleh ketika data bersifat jenuh redundant yaitu pada saat
sebagian besar tineliti mengungkapkan jawaban yang sama untuk pertanyaan yang sama diberikan. Data tersebut kemudian ditampilkan sebagai sintesis dan analisis
data hasil temuan lapang yang diuraikan secara deskriptif. Adapun kutipan langsung yang dituliskan dalam pelaporan ditujukan untuk memperkuat
argumentasi dari sintesis dan analisis yang dilakukan oleh peneliti. Perkembangan sistem pertanian organik pada dasarnya dilatarbelakangi
oleh berubahnya kebutuhan masyarakat dalam memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi pangan yang lebih sehat. Perubahan kebutuhan tersebut pada
gilirannya turut merubah mekanisme pengaturan melalui fungsi dan peran kelembagaan dalam sistem pertanian organik. Para pelaku pertanian organik lah
yang dapat menginterpretasikan kebutuhan mereka terkait dengan sistem pertanian yang mereka geluti saat ini sesuai dengan peran-peran yang melekat
pada diri mereka. Di samping itu, melalui pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman mereka pula yang dapat menjamin keberlanjutan kelembagaan sistem
pertanian organik. Oleh karena itu, merujuk pada paradigma konstruktivis ini, suatu realitas sosial dipandang ada dalam bentuk bermacam-macam konstruksi
bentuk berdasarkan pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik dan tergantung pada orang yang melakukannya. Realitas yang diamati oleh seseorang itu tidak
bisa digeneralisasikan kepada semua orang. Karena dasar filosofi ini, maka hubungan epistemologi antara pengamatan dan objek memiliki sifat kesatuan,
subjektif, dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara keduanya. Berkaitan dengan pilihan paradigma di atas, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Strategi penelitian menguraikan bagaimana mencapai tujuan
penelitian secara keseluruhan dan mempertanyakan bagaimana pendekatannya, sedangkan metode penelitian menguraikan bagaimana mencapai strategi
penelitian. Strategi penelitian berarti mencakup penguasaan metode dan teknik. Studi kasus paling tidak harus melakukan 3 hal yaitu wawancara, pengamatan,
46 dan analisis dokumen. Studi kasus merupakan strategi yang lebih sesuai untuk
pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why. Agar memadai sebagai suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif,
maka beberapa kriteria yang diperhatikan adalah derajat validitas, realibilitas, dan objektivitas hasil penelitian
3
. Dalam pendekatan kualitatif, derajat validitas adalah tingkat kredibilitas dan tingkat transferabilitas. Tingkat kredibilitas adalah dapat
dipercayanya hasil penelitian yang diperoleh dari perspektif tineliti. Dari perspektif ini, tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena
kepentingan dari sudut pandang tineliti tersebut. Oleh karena itu, tineliti menjadi satu-satunya yang dapat melegimasi kredibilitas dari hasil penelitian yang
diperoleh. Untuk mencapai tingkat kredibilitas ini, maka peneliti melakukan konfirmasi dan diskusi kembali dengan para tineliti dari draft-draft laporan
penelitian yang sudah disusun. Tingkat transferabilitas adalah melihat sejauh mana hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada
konteks yang berbeda. Namun, proses tersebut harus mempertimbangkan asumsi- asumsi yang dibangun dan sejauh mana kemungkinan suatu hasil penelitian
kualitatif dapat digeneralisasikan dan diterapkan dalam konteks yang berbeda. Terkait dengan hal itu, hasil penelitian belum diketahui kemungkinan untuk
digeneralisasikan oleh karena belum dilakukannya penelitian yang serupa dalam konteks yang berbeda.
Derajat reabilitas pada pendekatan kualitatif adalah derajat depentabilitas yaitu didasarkan pada asumsi replikasi atau pengulangan. Akan tetapi, cukup sulit
mengukur hal yang sama pada konteks cuaca yang berbeda. Untuk memperkirakan derajat dependabilitas, peneliti harus mengkonstruksi beragam
hipotesis pengarah untuk mencakup fakta-fakta yang ditemukan. Selain itu, peneliti juga perlu untuk merubah konteks dimana penelitian terjadi dan
mempertimbangkan sejauh mana perubahan konteks tersebut berdampak pada cara penelitian mendekati studi yang dilakukan.
Derajat objektivitas pada pendekatan kualitatif adalah derajat konfirmabilitas yaitu sejauh mana hasil penelitian yang diperoleh dapat
dikonfimasi kembali oleh peneliti lain. Beberapa hal yang dilakukan untuk
3
Guba and Lincoln. Qualitative Validity. http:www.socialresearchmethods.netkbqualval.php
, diakses pada hari Rabu, 11 April 2007.
47 mencapai derajat konformabilitas adalah peneliti mendokumentasikan prosedur
penelitian yang dijalankan untuk mengecek dan me-re-check data. Peneliti juga memberi tanggapan terhadap hasil penelitian, dan proses tersebut dapat
didokumentasikan. Selain itu, peneliti juga mencari secara aktif menggambarkan berbagai kontradiksi dari pengamatan yang dilakukan.
Dalam konteks penelitian ini, untuk menjamin objektivitas data dan kemungkinan pengulangan dilakukan, peneliti melengkapi hasil penelitian dengan
membuat berbagai dokumentasi seperti membuat catatan lapang, membuat dokumentasi lapang, merekam kondisi lapang dengan alat audio-visual, merekam
proses wawancara dengan alat audio, melakukan proses triangulasi data, mengkonstruksi serta merekonstruksi data yang diperoleh. Segala bentuk hasil
temuan lapang merupakan hasil temuan dalam konteks dan kurun waktu saat penelitian ini dilakukan. Demikian pula sintesis dan analisis yang diuraikan dalam
laporan penelitian ini. Mengingat berbagai dinamika dan proses perubahan yang cepat terjadi dalam komunitas petani di lokasi penelitian, maka fakta-fakta sosial
yang ditemukan dalam kurun waktu yang berbeda, sangat memungkinkan untuk mengalami perubahan pula.
Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan, pengamatan berperanserta, dan kajian
literatur sebagaimana diuraikan dalam Tabel 5. Wawancara mendalam dilakukan dengan responden dan informan yang diketahui melalui teknik bola salju. Pada
awalnya pilihan terhadap informan dilakukan dengan cara sengaja purposive, yaitu dengan mendatangi aparatur pemerintah maupun tokoh masyarakat dimana
penelitian dilakukan, yang selanjutnya akan menggiring pada informan lain dan juga subyek penelitian. Subyek penelitian merupakan pihak yang akan memberi
keterangan mengenai dirinya terkait dengan status, peran, hak, kewajiban, dan pola-pola hubungan yang dibangunnya dalam sistem pertanian organik di
Kampung Ciburuy. Informan merupakan pihak yang akan memberi keterangan tentang pihak lain dan lingkungannya. Informan ini kemudian akan membantu
penulis dalam memilih subyek penelitian yang valid atau memberi keterangan tambahan tentang topik kajian.
48 Dalam proses penelitian penulis juga melakukan pengamatan
berperanserta, pengamatan ini dilakukan agar penulis dapat melihat, merasakan, dan memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial di dalamnya
sebagaimana subyek penelitian melihat, merasakan, dan memaknainya sehingga memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama. Pengamatan
berperanserta yang dilakukan penulis terbatas pada berpartisipasinya penulis dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh responden agar terbina raport yang
optimal. Untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data dilapangan, maka penulis menyusun panduan pertanyaan yang akan ditujukan pada responden dan
informan. Hasil dari wawancara mendalam dan pengamatan ini akan penulis tuangkan dalam bentuk catatan harian yang menjadi data primer dalam penelitian
ini. Selain menggunakan triangulasi metode dalam pengumpulan data
kualitatif seperti yang telah disebutkan, penelitian ini juga menggunakan metode diskusi kelompok untuk mendapatkan data-data mengenai bagaimana kelompok
tersebut mendefinisikan pertanian organik, cara-cara produksi mereka, dan hubungan-hubungan kerja mereka yang merujuk pada keberlanjutan kelembagaan
yang terbangun pada masyarakat setempat. Kajian literatur yang penulis lakukan berasal dari monografi desa untuk
mengetahui gambaran umum di daerah penelitian, seperti keadaan lokasi topografi dan karakteristik masyarakatnya. Penulis juga melakukan penelaahan
pada literatur lain seperti buku teks yang berisi rujukan teori dan hasil penelitian yang berhubungan dengan pertanian organik, pembangunan pertanian yang
berkelanjutan, dan kelembagaan, surat kabar, dan juga internet. Kajian literatur ini kemudian menjadi data sekunder dalam penelitian ini.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data