Sistem Pertanian Organik Tinjauan Pustaka

11 berfokus pada perubahan sistem produksi pertanian dari sistem pertanian konvensional merujuk pada kebijakan revolusi hijau atau sistem pertanian modern merujuk pada modernisasi pertanian. Pada tahun 2001, pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian juga telah melakukan serangkaian tahapan sosialisasi mengenai pertanian organik kepada masyarakat 1 . Untuk memajukan pertanian organik, Departemen Pertanian menempatkan perencanaan dan implementasi pertanian organik sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam program pembangunan pertanian di Indonesia. Kebijakan pemerintah tersebut ditujukan untuk menumbuhkan, memfasilitasi, mengarahkan dan mengatur perkembangan pertanian organik melalui adanya sinergi aktivitas dan pelaku usaha yang dapat mempercepat pencapaian tujuan dari slogan “Go Organic 2010 ” yaitu menjadikan “Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik utama dunia”. Pertanian organik dirancang pengembangannya dalam enam tahapan mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2010 Di tingkat kabupaten, sebagai contoh program pengembangan pertanian organik di Kabupaten Bogor merupakan bagian dari program Ketahanan Pangan yang dirumuskan dalam rencana strategis Dinas Pertanian Kabupaten Bogor tahun 2004-2005. Program pengembangan pertanian organik yang diimplementasikan di Kabupaten Bogor ditujukan pada kelompok tani di desa-desa yang menjadi sentra agribisnis Lampiran 2. Program pengembangan pertanian organik ini dimulai pada tahun 2006, meskipun secara umum pertanian organik di Kabupaten Bogor sudah berkembang sekitar tahun 2000. Sehubungan dengan itu, program ini belum secara spesifik diuraikan dalam rencana strategis Dinas Pertanian Kabupaten Bogor sebagai bagian dari rumusan program ketahanan pangan.

2.1.2 Sistem Pertanian Organik

Salikin 2003 mengemukakan bahwa sistem pertanian organik merupakan salah satu model dari sistem pertanian berkelanjutan. Sistem pertanian organik pun paling tidak memiliki tujuh keunggulan dan keutamaan sebagai berikut : 1. Orisinal. Sistem pertanian organik lebih mengandalkan keaslian atau orisinalitas sistem budi daya tanaman ataupun hewan dengan menghindari 1 Dede Sulaeman. Perkembangan Pertanian Organik di Indonesia. http:agribisnis.deptan.go.idindex.php?files=Berita_Detailid=344 12 rekayasa genetika maupun introduksi teknologi yang tidak selaras dengan alam. Intervensi manusia terhadap tanaman atau hewan tetap mengikuti kaidah-kaidah alamiah yang selaras, serasi dan seimbang. Namun demikian, pertanian organik tidak berarti anti teknologi baru, sejauh hal itu memenuhi azas selaras, serasi, dan seimbang dengan alam. 2. Rasional. Sistem pertanian organik berbasis pada rasionalitas bahwa hukum keseimbangan lamiah adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia sebagai bagian dari sistem jagad raya bukan ditakdirkan menjadi penguasa alam raya, tetapi bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya. 3. Global. Saat ini, sistem pertanian organik menjadi isu global dan mendapat respon serius di kalangan masyarakat pertanian, terutama di negara-negara maju di mana masyarakat sudah sangat sadar bahwa pertanian ramah lingkungan menjadi faktor penentu kesehatan manusia dan kesinambungan lingkungan. 4. Aman. Sistem pertanian organik menempatkan keamanan produk pertanian, baik bagi kesehatan manusia ataupun bagi lingkungan, sebagai pertimbangan utama. Pertimbangan berikutnya adalah kuantitas dan kualitas komoditas pertanian, termasuk kecukupan kadar gizi dan volume yang mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. 5. Netral. Sistem pertanian organik tidak menciptakan ketergantungan atau bersifat netral sehingga tidak memihak pada salah satu bagian ataupun pelaku dalam sistem agroekosistem. Hubungan saling ketergantungan atau simbiosis yang terbina antarpelaku sistem lebih bersifat mutualisme atau saling menguntungkan. 6. Internal. Sistem pertanian orgnik selalu berupaya mendayagunakan potensi sumber daya alam internal secara intensif. Artinya, introduksi input-input pertanian dari luar ekosistem external inputs pertanian sedapat mungkin dihindari untuk mengurangi terjadinya disharmoni siklus agroekosistem yang sudah berlangsung lama dan terkendali oleh kaidah hukum alam. 7. Kontinuitas. Sistem pertanian organik tidak berorientasi jangka pendek, tetapi lebih pada pertimbangan jangka panjang untuk menjamin 13 keberlanjutan kehidupan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Sistem pertanian organik sebenarnya warisan para leluhur yang sebagian besar adalah petani, namun banyak petani sekarang justru berpaling pada pertanian yang rakus akan bahan-bahan kimia. Senada dengan Rienjtes 1992 yang mengemukakan bahwa sistem pertanian organik adalah meliputi cara produksi, aturan dan nilai yang melandasi, hubungan-hubungan sosial yang terbentuk dengan diterapkannya sistem pertanian organik ini sebagai upaya pengelolaan sumber daya lahan pertanian yang menjamin keberlanjutan lingkungan. Adapun menurut IFOAM 2008 pertanian organik memiliki prinsip- prinsip yang merupakan akar perkembangannya. Prinsip-prinsip tersebut menyajikan kontribusi pertanian organik pada dunia dan visi untuk perbaikan pertanian dalam konteks global. Pertanian merupakan aktivitas dasar bagi manusia karena manusia memerlukan pangan untuk bertahan hidup dan menjaga kesehatan setiap hari. Sejarah, budaya dan nilai-nilai komunitas seluruhnya melekat dalam pertanian. Prinsip-prinsip yang diterapkan pada pertanian mencakup secara luas termasuk cara-cara manusia mengolah tanah, air, tanaman, dan hewan untuk diproduksi, disajikan dan didistribusikan sebagai bahan makanan dan lainnya. Prinsip-prinsip ini juga memberi perhatian pada cara-cara manusia berinteraksi dengan lingkungan hidup sekitar, hubungan antar manusia dan membentuk generasi berikutnya. Pertanian organik didasarkan pada : 1 The principle of health , 2 The principle of ecology, 3 The principle of fairness, dan 4 The principle of care . Prinsip-prinsip ini diterapkan secara keseluruhan, sebagai komposisi yang menjadi etika prinsip untuk menginspirasi aksi. The principle of health Pertanian organik berperan disamping aktivitas penanaman, proses produksi, distribusi dan konsumsi juga termasuk untuk menjamin keberlanjutan dan menjamin kesehatan ekosistem serta organisme dari yang terkecil hingga tanah. Pertanian organik ditekankan untuk memproduksi pangan berkualitas dan bernutrisi tinggi yang berkontribusi untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan 14 hidup. Sehubungan dengan itu, maka perlu dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan dan zat-zat berbahaya yang berdampak pada kesehatan. The principle of ecology Pertanian organik didasarkan pada sistem dan siklus ekologi, bekerja sama dengan kondisi tersebut, dan membantu kondisi tersebut agar berkelanjutan. Budidaya organik, peternakan, dan sistem panen harus merujuk pada suatu sistem dan siklus ekologi yang bersifat alami. Pengelolaan pertanian organik harus diadaptasikan pada kondisi lokal, ekologi, budaya, dan skala. Input sebaiknya dikurangi dengan daur ulang, dan pengelolaan material dan energi yang efisien yang ditujukan untuk memperbaik kapasitas lingkungan dan melestarikan sumber daya. Mereka yang memproduksi, memproses, memperdagangkan, atau mengkonsumsi produk organik harus menjaga keamanan dan manfaat lingkungan bersama termasuk lingkungan hidup, iklim, habitat, keanekaragaman, udara, dan air. The principles of fairness Pertanian organik harus dapat membangun hubungan yang meyakinkan adanya keadilan yang ditujukan pada lingkungan hidup bersama dan kesempatan hidup. Keadilan dikarakteristikan dengan adanya kesetaraan, saling menghargai, keadilan, dan kesediaan untuk berbagi sumber daya dunia, diantara manusia dan dalam hubungan antar manusia dengan makhluk lainnya. Prinsip tersebut menekankan siapapun yang terlibat dalam pertanian organik harus mengarahkan hubungan antar manusia dalam sikap yang saling menjaga keadilan pada setiap tingkatan dan kelompok baik petani, pekerja, pengolah, pedagang, distributor, bahkan konsumen. Pertanian organik harus menyajikan keterlibatan setiap orang dengan kualitas kehidupan yang lebih baik, dan berkontribusi pada ketahanan pangan, dan mengurangi kemiskinan. Aktivitas produksi dan konsumsi harus dikelola dengan merujuk pada keadilan sosial dan ekologi serta dapat menjamin kelangsungan generasi dimasa depan. Keadilan juga mencakup sistem produksi, sistem distribusi dan perdagangan yang terbuka,adil, dan dapat memperhitungkan biaya lingkungan juga biaya sosial. 15 The principles of care Prinsip ini menekankan bahwa pencegahan dan tanggung jawab adalah kunci perhatian dalam pengelolaan, pengembangan dan pilihan teknologi dalam pertanian organik. Ilmu sangat penting untuk memastikan bahwa pertanian organic benar-benar menyehatkan, aman, dan menjamin kelangsungan ekologi. Meskipun demikian, pengetahuan ilmiah sendiri tidak cukup. Pengalaman praktik, akumulasi kebijakan, tradisional dan pengetahuan lokal menyajikan solusi yang utama yang teruji dari waktu ke waktu. Pertanian organik harus dapat mencegah resiko yang signifikan dengan mengadopsi teknologi yang tepat dan menolak hal- hal tidak terprediksi, seperi rekayasa genetik. Pengambilan keputusan harus merefleksikan nilai dan kebutuhan semua pihak yang terkena dampak, melalui proses yang transparan dan partisipatif. Pertanian organik, jika dibanding dengan pertanian modern yang bertumpu pada pupuk, benih unggul, teknologi dan pestisida, memiliki beberapa manfaat berikut 2 . Pertama, manfaat ekologis. Pertanian organik menjamin kegemburan dan kesuburan tanah dan terhindarnya polusi. Jadi, pertanian organik ramah dan bersahabat dengan alam sehingga menjamin keseimbangan ekosistem. Kedua, manfaat ekonomis. Pertanian organik tidak memerlukan pupuk, pestisida, benih unggul dan teknologi mahal. Petani tidak perlu membelanjakan semua input tersebut. Sementara hasil produksinya, meski awalnya kurang memuaskan, dalam jangka panjang lebih menguntungkan. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan, karena petani bisa membuat benih sendiri. Ketiga, manfaat sosial budaya. Pertanian organik menjadi faktor pengintegrasi dan pusat kreasi petani. Jika revolusi hijau memisahkan mereka, pertanian organik justru menyatukan. Petani bisa berkumpul untuk belajar, tukar pengalaman dan melakukan uji coba secara bersama-sama. Di sini juga tumbuh kembali rasa saling untuk percaya dan membutuhkan. Mereka sadar, bahwa permasalahan petani itu berat, tidak mungkin diselesaikan seorang diri, melainkan dalam kebersamaan. Keempat, manfaat politis. Pertanian organik dikembangkan atas inisiatif dan kreativitas rakyat, bukan karena program atau komando pihak lain. Dengan 2 Roman N. Landong. 2004. Pertanian Organis, Inovasi untuk Kemandirian Petani. Wacana Organis, Edisi No.5Th2Desember 2003 – Februari 2004. 16 demikian daulat petani dapat dioptimalkan. Mereka tidak lagi bergantung pada perusahaan atau tengkulak. Kondisi itu tentu bisa memperkuat daya tawar politik mereka sehingga tidak lagi menjadi obyek eksploitasi pihak lain, baik pemerintah, partai politik atau pun perusahaan. Dengan kata lain, pertanian organik membuat rakyat mandiri, otonom, dan maju. Kelima, berperspektif gender. Pertanian organik mengembangkan peran perempuan sebagai pembuat benih utama. Perempuan menemukan ruang bagi artikulasi kepentingan dan kemampuan dirinya sebagai kekuatan produktif serta menghidupkan. Keterampilan perempuan dalam membuat benih, merawat tanaman dan menyimpan hasil bisa dipulihkan. Dari uraian yang dikemukakan seputar sistem pertanian organik, maka dapat diidentifikasi berbagai perbedaan antara sistem pertanian non-organik dengan sistem pertanian organik sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.

2.1.4 Aktivitas dalam Sistem Pertanian Padi Sawah