Teori Linguistik Fungsional Sistemik LFS

ketiga unsur tersebut yaitu sebagai unit semantik. Semantik direalisasikan tata bahasa dan tata bahasa diekspresikan phonology dalam bahasa lisan, dan grophology dalam bahasa tulis. Hubungan arti dan bentuk bersifat alamiah, yaitu berdasarkan konteks sosial sedangkan hubungan arti dan ekspresi bersifat arbitrer tidak terprediksi.

2.5.1 Teori Linguistik Fungsional Sistemik LFS

Teori LFS yang dikemukakan oleh Halliday berfokus pada kajian teks atau wacana dalam konteks sosial. Teks adalah bahasa yang berfungsi atau yang sedang melakukan tugas Halliday 1992:13. Teori ini memandang bahasa adalah sistem arti dan sistem lain yaitu sistem bentuk dan ekspresi untuk merealisasikan arti tersebut Saragih 2003:1. Teks dibatasi sebagai unit bahasa yang fungsional dalam konteks sosial Halliday : 1994, dalam Saragih 2003:3. Bahasa yang fungsional akan memberi arti kepada pemakai bahasa, hal ini berarti teks merupakan suatu unit arti semantic unit bukan unit tata bahasa gramatical unit, seperti kata, frase, klausa, paragraf, dan naskah. Hubungan bahasa atau teks dengan konteks sosial adalah hubungan konstrual dimana konteks sosial akan ditentukan oleh teks. Dalam teori LFS bahasa merupakan fenomena sosial yang wujud sebagai semiotik sosial. Sebagai semiotik secara umum bahasa terdiri dari dua unsur penting yakni arti dan ekspresi dimana arti direalisasikan oleh ekspresi. Semiotik sosial terdiri atas tiga unsur, yaitu arti, bentuk, dan ekspresi. Adapun hubungan ketiga unsur ini adalah hubungan arti semantics atau hubungan arti wacana discourse semantics. Dalam teori LFS dikenal istilah “metafungsi”. Metafungsi dalam kajian teks atau wacana disebut metafungsi bahasa. Metafungsi bahasa diartikan sebagai fungsi Universitas Sumatera Utara bahasa dalam pemakaian bahasa oleh penutur bahasa. Dimana dalam setiap interaksi antar pemakai bahasa , penutur menggunakan bahasa untuk memaparkan ideational function, mempertukarkan interpersonal function, dan merangkai textual function Halliday, 1994:xiii; Eggins, 1994:3. Sejalan dengan ketiga metafungsi bahasa itu Saragih 2003:6 menyatakan bahwa bahasa dikatakan membawa tiga arti yakni, makna pengalaman ideational meaning, makna antarpersona atau makna pertukaran interpersonal meaning, dan makna perangkaian atau pengorganisasian textual meaning. Dalam kajian ini analisis ideologi dalam teks upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo mengacu pada makna antarpersona atau makna pertukaran pengalaman interpersoal meaning. Para pakar teori LSF seperti Kress, Halliday dan Stillar menyatakan bahwa wacana adalah ranah sosial dan teks adalah ranah linguistik. Martin dalam Saragih 1988 : 59 menyatakan bahwa konteks itu terdiri dari tiga unsur dan merupakan sistem semiotik diatas dan di luar bahasa. Bahasa adalah alat ekspresi register, bahasa dan register alat ekspresi genre. Bahasa, register dan genre alat ekspresi ideologi, ketiga unsur konteks itu ialah : a konteks situasi register b konteks budaya genre dan c ideologi. Ketiga konteks tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Konteks Sosial dan Teks Konteks ideologi mengacu kepada nilai, sikap, pandangan hidup yang di anut dan di rundingkan oleh pembicara atau penulis dalam satu interaksi sosial, dan menetapkan apa seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan oleh seseorang dalam satu interaksi sosial. Misalnya dalam upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo dimana fungsi Reje diungkapkan dalam bahasa adat Reje musuket sipet, maksudnya Reje berkewajiban menimbang secara benar dan adil dalam interaksi sosial. Dalam hal ini konteks ideologi mempengaruhi seseorang dalam bertindak termasuk dalam interaksi sosial atau memproduksi teks karna teks tidak terlepas dari pertimbangan konteks ideologi. Konteks budaya genre adalah proses sosial yang bertahap dan berorientasi pada tujuan. Dalam setiap pembicaraan atau tulisan ada satu tujuan yang mau disampaikan. Tujuan itulah genre, yang terkait pada aturan budaya sesuatu bangsa. Ideologi Genre Register Teks Universitas Sumatera Utara Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi sosial misalnya pada acara malam berguru. Maksudnya “malam pemberian nasihat” terhadap calon pengantin dari pihak keluarga, bertujuan agar pengantin dapat mengetahui aturan-aturan dalam melaksanakan bahtera rumah tangga. Konteks situasi register terdiri dari apa yang di bicarakan field siapa yang ambil bagian dalam pembicaraan tenor bagaimana peranan bahasa dipakai dalam pembicaraan itu mode. Dalam upacara melengkan misalnya konteks situasi feld objek yang dibicarakan adalah “calon pengantin”, siapa yang membicarakan tenor adalah sarakopat reje, petue, imem, rayat. Materi yang dibicarakan mengenai pelaksanaan melengkan, Mode dalam hal ini merujuk kepada pembicaraan dengan pemakaian bahasa berupa lisan dalam interaksi sosial.

2.5.2 Teori Makna Antarpersona Interpersonal Meaning