Konsep Melengkan Perkawinan Konsep Sarakopat

tentang diri dan lingkungannya atau segala yang ada. Sedangkan agama adalah peraturan dari Allah SWT untuk manusia yang berakal guna mencari keyakinan, mencapai jalan bahagia lahir bathin, dunia dan akherat bersandar pada wahyu- wahyu Ilahi yang terhimpun dalam kitab suci AL-Qur’an. http:mischanz.wordpress.com20091216pengertian-agama-menurut-islam Dalam teks upacara melengkan adat perkawinan Masyarakat Gayo Takengon Aceh Tengah, diprediksi terdapat unsur konteks ideologi dan agama. Hal ini dapat dideskripsikan beberapa teks yang mengacu pada fungsi ujar speech function oleh pemakai bahasa Gayo pemelengkan. Interpretasi ekspresi ideologi mengacu pada makna agama keTuhanan. Dalam hal ini mengacu pada pernyataan Ma’rifatul Mabda’ membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan Allah serta qadla’ dan qadar-Nya Sudihawan, dkk. 2013. Dalam data terdapat beberapa teks yang menyatakan adanya unsur makna agama keTuhanan seperti berikut ini: Pertama kami tiro ampun ku Tuhen urum ku Nabi. LII.80 “Pertama kami mohon ampun kepada tuhan dan kepada nabi” Alhamdulillah sene bubak sene bube LII.138 “syukur Alhamdulillah senda gurau”

2.2 Konsep Melengkan Perkawinan

Istilah melengkan dalam masyarakat Gayo dikenal dengan upacara pidato adat sebagai warisan budaya cultural heritage, di temukan dalam berbagai upacara, seperti upacara melengkan dalam adat perkawinan. Badudu 1996 dalam Herlina Universitas Sumatera Utara 2007:24 menyatakan bahwa upacara yaitu aturan resmi, seremoni, rangkaian, tindakan yang terikat atau kebiasaan yang berlaku, sebagai sebagian dari perayaan. Menurut Ibrahim dan Pinan, 2003 :252 menyatakan bahwa melengkan yaitu pidato adat berbentuk kata-kata puitis yang disampaikan satu atau dua orang yang saling berhadapan dalam berbagai upacara adat antara lain menjelang akad nikah, menaiken reje melantik pucuk pimpinan pemerintahan, menerima tamu terhormat yang berkunjung pertama kali ke Gayo dan upacara-upacara lainnya. Melalatoa dkk, 1985 :219 mengatakan bahwa melengkan adalah pidato secara adat dengan menggunakan kata pilihan dalam adat perkawinan. Konsep melengkan pada prinsipnya merupakan pidato adat yang disampaikan oleh seorang atau dua orang pelaku yang saling berhadapan dalam upacara tradisional Gayo seperti, acara perkawinan, menerima tamu terhormat, dan upacara adat lainnya. Pelaku seni melengkan biasanya mengungkapkan pidato adat dengan bahasa prosa liris.

2.3 Konsep Sarakopat

Menurut Syukri 2006:6 sarakopat sebagai lembaga masyarakat dapat berfungsi sebagai alat control dalam bidang keamanan, ketentraman, kerukunan dan ketertiban masyarakat. Sarak berarti badan atau wadah opat berarti kekuasaan yang empat terdiri dari raja, petue, imem, rayat Melalatoa, dkk 1985: 315. Berikut ini diberikan fungsi masing-masing dari keempat kekuasaan yakni raja, petue, imem dan rayat. Raja berfungsi bertanggung jawab untuk melindungi rakyatnya. Imem berfungsi menyelidiki dengan baik sesuatu perkara apakah sesuai dengan hukum Universitas Sumatera Utara Islam atau tidak. Petue untuk meneliti, merencanakan, mengevaluasi dan mencari jalan pemecahan masalah yang dihadapi rakyat. Rayat menyalurkan aspirasi rakyat serta merumuskannya dalam penyelesaian masalah dan program pembangunan sesuai dengan kepentingan rakyat Syukri, 2006:130-135.

2.4 Kajian Yang Relevan