Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi sosial misalnya pada acara malam berguru. Maksudnya “malam pemberian nasihat” terhadap calon pengantin dari pihak
keluarga, bertujuan agar pengantin dapat mengetahui aturan-aturan dalam melaksanakan bahtera rumah tangga.
Konteks situasi register terdiri dari apa yang di bicarakan field siapa yang ambil bagian dalam pembicaraan tenor bagaimana peranan bahasa dipakai dalam
pembicaraan itu mode. Dalam upacara melengkan misalnya konteks situasi feld objek yang dibicarakan adalah “calon pengantin”, siapa yang membicarakan tenor
adalah sarakopat reje, petue, imem, rayat. Materi yang dibicarakan mengenai pelaksanaan melengkan, Mode dalam hal ini merujuk kepada pembicaraan dengan
pemakaian bahasa berupa lisan dalam interaksi sosial.
2.5.2 Teori Makna Antarpersona Interpersonal Meaning
Dalam teori LFS makna antarpersona Interpersonal meaning mengacu pada fungsi ujar speech function yang dilakukan pemakai bahasa dalam interaksi bahasa
sosial. Martin, dkk 1995:62 mengidentifikasi empat fungsi ujar dasar dalam setiap interaksi yaitu, memberi informasi, meminta informasi, memberi barang
jasa, dan meminta barang jasa yang masing fungsi itu disebut pernyataan statement, pertanyaan question, penawaran offer, dan perintah command.
Keempat fungsi ujar tersebut dalam komunikasi direalisasikan oleh modus mood dengan kelaziman pernyataan direalisasikan oleh modus deklaratif, pertanyaan oleh
modus introgatif, dan perintah oleh modus imperatif, sedangkan tawaran adalah non- modus.
Universitas Sumatera Utara
Peran makna antarpersona dalam perspektif LFS tergantung pada konteks sosial dalam hal ini konteks sosial mengacu pada keempat fungsi ujar speech
function yang dilakukan oleh pemakai bahasa Gayo pemelengkan dalam upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo Takengon Aceh Tengah, yang
mencakup situasi medan, pelibat, dan cara dalam konteks budaya yang didalamnya termasuk kajian ideologi.
Ada dua peran dasar yang dilakukan oleh penutur dalam menggunakan bahasa yaitu memberi dan meminta informasi. Dalam hal ini kedua peran tersebut
membawakan dua jenis komoditas yaitu terkait dengan informasi dan barang dan jasa. Dalam hal ini secara semantis makna akan ditemukan pada empat jenis aksi
protoaksi dalam speech function yaitu pernyataan statement, pertanyaan question, penawaran offer, dan perintah command. Keempat jenis protoaksi
tersebut menjadi sumber dasar dari semua aksi yang dilakukan oleh pemakai bahasa yang direalisasikan oleh modus tatabahasa atau disebut lexicogrammar yang secara
linguistik disebut mood atau modus yang terdiri dari modus deklaratif, introgatif, dan imperatif. Dengan kata lain keempat protoaksi yang ditemukan merupakan realisasi
makna antarpersona pada tingkat semantik dimana protoaksi tersebut direalisasikan oleh tiga jenis modus yang terdiri dari modus deklaratif, introgatif, dan imperatif.
Berikut ini dipresentasikan protoaksi yang menjadi sumber dari semua aksi yang dilakukan oleh pemakai bahasa Gayo pemelengkan dalam teks upacara
melengkan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Protoaksi Ekspresi Bahasa
Peran Komoditas
Informasi Barang dan Jasa
Memberi Meminta
Pernyataan Pertanyaan
Tawaran Perintah
Secara spesifik tabel ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Memberiinformasi
:Pernyataan statement Memintainformasi
:Pertanyaan question Memberibarang dan jasa
:Tawaran offer Memintabarang dan jasa
:Perintah command Keempat protoaksi diatas merupakan realisasi makna atau fungsi antarpersona
pada tingkat semantik. Protoaksi tersebut direalisasikan oleh tiga jenis modus yakni modus deklaratif introgatif dan imperatif. Realisasi ini dapat di lihat pada table 2.2
berikut ini.
Tabel 2.2 Realisasi Ekspresi Aksi Modus Semantik makna
Modus tatabahasa Pernyataan
Pertanyaan Pernyataan
Tawaran
Deklaratif Introgatif
Imperatif
-
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode dekriptif digunakan karena penelitian yang dilakukan memfokuskan kajian data pada
ciri-ciri atau sifat-sifat fenomena bahasa secara alami atau pada kenyataan bahasa secara apa adanya synchronic. Sudaryanto 1986:40-50 menyatakan bahwa sifat,
keadaan dan keunikan suatu bahasa dapat diketahui melalui kenyataan di lapangan. Oleh sebab itu penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang
sifat-sifat atau fenomena kebahasaan secara alami dan empiris yang masih hidup dalam masyarakat penutur bahasa tersebut, sehingga hasil yang akan diperoleh berupa
interpretasi ideologi dalam teks upacara melengkan adat perkawinan masyarakat
Gayo Takengon menggambarkan fenomena bahasa yang masih aktual.
Terkait dengan jenis penelitian deskrptif-kualitatif, Nida 1962:2 menyatakan bahwa a analisis deskriptif harus berdasarkan apa yang dikatakan oleh penutur
bahasa itu, b bentuk adalah yang utama dan penggunaanya adalah hal yang kedua. Selanjutnya Seliger dan Elana 1989:116 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
memberikan deskripsi tentang fenomena yang ada secara alamiah tanpa intervensi dari suatu eksprimen atau suatu perlakuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara