1
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan 1 Latar belakang masalah, 2 Rumusan masalah, 3 Tujuan penelitian, 4 Manfaat penelitian, 5 Definisi Operasional,
6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan.
1.1 Latar Belakang
Pentingnya lingkungan yang sehat sebagai kelangsungan hidup menjadi hal yang harus diperhatikan dan disadari oleh setiap individu.
Kesadaran merupakan unsur penting yang dimiliki oleh manusia untuk memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap
realitas Suhatman, 2009:27. Kesadaran merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap individu karena kesadaran akan menentukan
bagaimana cara seseorang bertindak dan menyikapi keadaan nyata untuk mencapai suatu tujuan. Untuk membangun dan menumbuhkan kesadaran
dapat diperoleh melalui pendidikan. Zamroni dalam Elmubarok,2009:3 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan proses menanamkan dan
mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yang benar dan yang
salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal. Sedangkan,
Driyarkara dalam Elmubarok,2009:15 berpendapat bahwa filosofi dari tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia, membangun manusia
paripurna serta membentuk manusia seutuhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Manusia dapat berkembang seutuhnya apabila ia mengakui dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu peran pendidikan adalah
dengan menanamkan nilai kepedulian lingkungan kepada peserta didik, khususnya anak-anak. Davis 1998:11 menuliskan bahwa hubungan
antara anak dengan alam sekitarnya merupakan landasan yang penting dan kuat untuk membangun hubungan yang baik antara manusia dengan alam.
Anak-anak adalah pembelajar yang aktif, kreatif, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta mencintai dunia dan lingkungannya. Anak yang aktif
akan dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dan akan belajar secara bermakna saat mereka belajar dengan melakukan learning by
doing dan bermain di lingkungan. Dengan mengetahui karakteristik anak inilah, hendaknya penanaman nilai peduli terhadap lingkungan dilakukan
dengan memfasilitasi anak berdasarkan tingkat perkembangannya yaitu melalui suatu kegiatan atau aksi nyata di lingkungan alam, kegiatan ini
dapat disebut sebagai kegiatan outdoor. Putri 2006:37 menyatakan bahwa pendidikan outdoor bukan berarti sekedar memindahkan
pembelajaran ke luar kelas, melainkan lebih pada pemanfaatan lingkungan yang ada sebagai obyek dalam pembelajaran.
Dengan demikian, kegiatan outdoor merupakan salah satu bentuk pembelajaran berbasis lingkungan. Namun, kenyataan yang terjadi saat ini
pembelajaran di sekolah dasar masih kurang dalam melibatkan lingkungan sekitar. Siswa tidak dilibatkan secara aktif untuk mencari tahu informasi
yang ada di lingkungan sekitar mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berdasarkan hasil
pengamatan dan
wawancara dengan
menggunakan student need analysis worksheet kepada siswa kelas 3 di SD N Babarsari pada tanggal 4 Agustus 2016, dapat diketahui latarbelakang
sosial dan ekonomi siswa-siswi SD N Babarsari secara garis besar. Dari 370 siswa dapat dihitung hanya sekitar 10 siswa yang berangkat ke
sekolah menggunakan sepeda atau jalan kaki, selebihnya diantar menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi. Selain dilihat dari
kendaraan yang mereka pakai kondisi ekonomi juga dapat dilihat dari telepon genggam yang mereka bawa ke sekolah dengan kisaran harga
700ribu sampai jutaan ribu rupiah. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi siswa tergolong pada
menengah ke atas. Sedangkan kondisi sosial siswa cenderung individual hal ini dapat dilihat ketika siswa melakukan interaksi pada jam istirahat.
Selain sikap individu yang terlhat, sikap kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya juga masih sangat kurang.
Dari hasil pengamatan selama PPL dari bulan Juli sampai September dapat dilihat kurangnya kesadaran siswa akan lingkungan
mereka khususnya tentang budaya membuang sampah. Budaya membuang sampah menjadi sangat buruk ketika laci meja menjadi tempat menyimpan
sampah di setiap kelas. Selain kurangnya budaya membuang sampah, budaya peduli atau cita tanaman juga belum terlihat. Setiap kelas di
sekolah ini memiliki banyak tanaman namun kondisinya buruk, beberapa tanaman layu, dan mati karena kekurangan air bahkan dapat ditemukan
tanaman dalam pot menjadi tempat sampah plastik bungkus makanan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Siswa masih kesulitan untuk memahami materi IPA tentang pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan
oleh siswa ketika pembelajaran hanya ditransfer dari guru, jadi guru menjelaskan materi tersebut dan siswa mendengarkan. Pembelajaran yang
demikian membuat siswa kesulitan untuk memahami isi materi. Materi yang masih sulit dipahami oleh siswa adalah pengaruh atau dampak yang
ditimbulkan oleh lingkungan yang buruk. Kesulitan yang dialami siswa adalah mengidentifikasi penyebab apa saja yang dapat mencemari
lingkungan. Proses pembelajaran dapat dilakukan tidak hanya dengan mentransfer, materi yang diberikan kepada siswa dapat melalui
pengalaman secara langsung atau kontekstual. Pembelajaran yang memunculkan unsur konteks dalam pelaksanaannya adalah Paradigma
Pedagogi Reflektif PPR. Oleh karena itu, peneliti akan mengembangkan materi pembelajaran IPA pengaruh lingkungan terhadap kesehatan dalam
bentuk modul dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif.
1.2 Rumusan Masalah