26
dan 3 ketekunan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas telah dapat dikembangkan dalam pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan unsur
compassion siswa yang diwakili dalam tiga aspek yang diteliti yakni 1 menghargai teman, 2 bekerja dalam kelompok, dan 3 kecintaankepedulian
pada alam telah dapat dikembangkan dalam pembelajaran di kelas.
Bagan 1. Literature map penelitian-penelitian terdahulu
2.2 KERANGKA BERPIKIR
Penerapan Paradigma
Pedagogi Reflektif
untuk Meningkatkan
Kesadaran Siswa akan Nilai Demokrasi.
Analisis Implementasi Model Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif PPR
Berdasarkan Unsur Competence, Conscience,
Compassion Siswa
.
Pengembangan Media Pembelajaran
Peduli Lingkungan.
Verra 2014 Mengetahui penerapan
PPR untuk
meningkatkan kesadaran
siswa tentang
nilai demokrasi.
Taufiq 2014 Media pembelajaran
ipa terpadu
berpengaruh positif terhadap IPA.
Susanti 2013 Paradigma Pedagogi
Reflektif dapat meningkatkan
penguasaan konsep IPA dan unsur 3C.
Yang perlu diteliti:
Pengembangan Modul IPA “Ayo Cinta Lingkungan”
27
Pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang menekankan pada masyarakat yang adil. Pendidikan yang adil merupakan proses
kegiatan belajar yang artinya bahwa di dalam kegiatan itu tidak ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau tidak memihak
sebelah dan seimbang.Dalam pendidikan di sekolah Yesuit, Paradigma Pedagogi Reflektis PPR memiliki potensi menjadi pendidikan
emansipatoris. Melalui kegiatan pembelajaran ini, guru memberikan pendampingan kepada siswa serta membatu siswa untuk menyadari
keberadaannya dalam konteks tertentu. Dalam rangka mengembangkan pendidikan emansipatoris baik guru maupun siswa adalah sebagai
pembelajar, dengan demikian tidak hanya guru saja yang aktif tetapi siswa juga memiliki peran untuk berpikir kritis.
Pada lingkungan sekitar terdapat banyak benda yang tidak terpakai dan akhirnya menjadi sampah yang dibuang begitu saja yang biasa disebut
dengan sampah. Sampah yang dibuang tidak sesuai tempatnya akan menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitarnya, terutama sampah an-
organik yang sulit untuk terurai. Ada cara untuk memanfaatkan sampah an- organik supaya menjadi barang yang memiliki nilai, seperti pemanfaatan
botol bekas dan plastik. Sampah semacam ini banyak sekali terdapat di lingkungan sekolah namun pada kenyataannya siswa belum memiliki sikap
untuk memanfaatkan sampah tersebut. Dari masalah diatas, maka pendidik memiliki peran penting untuk
memberikan sarana yang dapat membantu siswa dalam mengetahui dan memahami pemanfaatan sampah untuk dijadikan barang yang memiliki nilai
28
guna. Modul pembeljaran IPA ‘Ayo Cinta Lingkungan” merupakan hasil dari tanggungjawaban peneliti sebagai pendidik yang ingin memberikan
pemahaman tentang pendidikan. Berdasarkan alasan sudah sudah dipaparkan, maka peneliti akan
mengembangakan modul pembelajaran IPA “Ayo Cinta Lingkungan” untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta. Modul tersebut dapat dijadikan
sumber belajar siswa dan guru.
2.3 PERTANYAAN PENELITIAN