12
tindakan yang dapat menimbulkan pencemaran, merusak kesehatan dan lingkungan,memanfaatkan sumberdaya alam yang renewable yang tidak
dapat diganti dengan sebaik –baiknya,serta memelihara dan memperbaiki lingkungan untuk generasi mendatang.
Pengelolaan lingkungan merupakan usaha sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar manusia dapat
terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Sadar lingkungan adalah kesadaran untuk mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat terhadap pentingnya
lingkungan yang bersih, sehat dan sebagainya.
2.1.4 Paradigma Pedagogi Reflektif
2.1.4.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif Paradigma Pedagogi Reflektif PPR merupakan pola pikir dalam
menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani kemanusiaan pedagogi reflektif = pendidikan kristiani kemanusiaan
Subagya,2010. Pendekatan Ini memberikan nilai-nilai kemanusiaan pada setiap pembelajarannya. Pada pendekatan PPR pembelajaran disesuaikan
dengan konteks siswa, sedangkan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dimunculkan
melalui pengalaman,
refleksi, dan
aksi. Subagya,2010.
2.1.4.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif Pendekatan Paradigma Pedagogi reflektif memiliki tujuan untuk
meningkatkan kemampuan dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar secara kritis dalam upaya untuk memperdalam pemahaman akan
pembelajaran yang telah diterima oleh siswa di sekolah dan lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sosial mereka, sehingga akan menghasilkan lulusan yang handal dan cakap dalam mengatasi permasalahn yang ada di kehidupan sosialnya
Subagya,2010. Tujuan dari Paradigma Pedagogi Reflektif terwujud dalam 3 unsur
yang ada pada tujuan pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah competence, conscience, dan compassion. Competence merupakan
kemampuan secara kognitif atau intelektual, conscience yakni kemampuan afektif atau sikap dalam menentukan pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan compassian ialah kemampuan psikomotorik berupa tindakan konkret maupun batin yang
disertai sikap bela rasa bagi sesama Subagya,2010. 2.1.4.3 Ciri Khas Paradigma Pedagogi Reflektif
Aspek penting dalam pendekatan PPR yang harus dikembangkan adalah competence, conscience, dan compassion. Competence merupakan
kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut dengan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan
peserta didik untuk memecahkan soal sehingga mendapatkan nilai tinggi. Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah
kepekaan dan ketajaman hati nurani. Ketajaman hati nurani dapat berupa kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku,seperti:
bersikap disiplin, teliti, jujur dan bertanggungjawab. Sedangkan, kemampuan Compassion merupakan aspek psikomotor yang berupa
tindakan konkret maupun batin disertai bela rasa bagi sesama. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian yang
14
merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama peserta didik.
2.1.4.4 Langkah – langkah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran terdiri
atas 5 unsur-unsur pokok yakni: konteks, pengalaman, refleksi, aksi tindakan dan evaluasi Subagya,2010. Berikut ini merupakan penjelasan
dari unsur-unsur pokok pada siklus pembelajaran PPR. 1. Konteks
Konteks dalam siklus PPR dilakukan oleh guru yang didukung oleh keterbukaan diri dari siswa, dalamhal ini siswa diajak untuk
mencermati kondisi kehidupan yang terjadi dan ada pada siswa. Guru berperan sebagai penggali konteks kehidupan yang ada pada diri siswa
dan kemudian akan diamati sejauh mana pencapaian siswa terhadap perkembangan pribadi yang utuh pada materi yang akan dipelajari
subagya,2010. 2. Pengalaman
Subagya, 2010 berpendapat bahwa pengalaman merupakan proses dimana siswa memahami materi yang dipelajarinya secara
mendalam dengan melibatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengalaman dalam pembelajaran dibedakan atas
pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman atas peristiwa yang dialami oleh siswa
sendiri yang dikaitkan dengan mata pelajaran seperti diskusi, dan pengamatan.
Sedangkan pengalaman
tidak langsung
adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pengalaman yang diperoleh siswa yang bukan berasal dari pengalaman dirinya sendiri seperti pengalaman mendengarkan, melihat dan
membaca. 3. Refleksi
Refleksi merupakan proses mempertimbangkan dengan seksama menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, pengalaman, dan
ide-ide atau tujuan yang diinginkan. Refleksi merupakan unsur pokok yang penting dan harus ada dalam pembelajaran PPR Subagya,2010.
Refleksi menjadi sarana untuk menghubungkan antara pengalaman yang telah diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
tindakan yang akan dilakukan siswa. Dengan melakukan refleksi diharapkan siswa mampu memaknai proses pembelajaran yang telah
dilakukan, menangkap nila-nilai positif dan mengalami perubahan pribadi yang lebih baik yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar.
4. Tindakan Sumber dari tindakan yang dilakukan siswa berasal dari hasil
refleksi yang telah dilakukan. Tindakan merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihan – piliham batin hasil dari
refleksi pengalaman dan kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata. Pilihan batin merupakan momentum bagi siswa untuk memiliki nilai-
nilai kebenaran sebagai miliknya Subagya,2010. Sedangkan pilihan perwujudan tindakan nyata merupakan tindakan yang konsisten
berdasar atas pemaknaan akan hisup, sikap, dan nilai-nilai yang telah dipilih siswa untuk menjadi bagian dari dirinya Subagya,2010.
16
5. Evaluasi Evaluasi berdasar atas tujuan PPR yaitu untuk membentuk
manusia yang memiliki kepribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, bersedia untuk makin berkembang, memiliki tekad
untuk berbuat adil dalam pelayanan tulus pada sesama umat Allah. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui evaluasi yang mendalam
pada aspek-aspek pengetahuan, prioritas, perkembangan sikap, dan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan siswa yang sesuai dengan
prinsip “menjadi orang demi orang lain “man for others” Subagya,2010.
2.1.5 Emansipatoris