1. Observasi Sebelum Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melaksanakan 3 kali observasi. Tujuan melakukan observasi ini adalah untuk mnegetahui bagaimana proses pembelajaran
yang terjadi, bagaimana anak-anak belajar dan juga untuk mendekatkan diri dengan anak-anak.
Pada observasi yang pertama, peneliti mengamati keadaan sekolah, bertemu dengan kepala sekolah, guru kelas dan juga dengan anak-anak
yaitu Dyah dan Ika. Kami berkenalan dan mulai mengamati bagaimana mereka belajar. Hari itu peneliti hanya melakukan observasi sebentar
karena anak-anak sudah waktunya pulang. Ketika anak-anak sudah pulang, peneliti banyak berbincang-bincang dengan guru kelas
mengenai bagaimana keadaan anak-anak disini khususnya keadaan anak-anak tunarungu dan juga bagaimana pembelajaran disekolah ini
berlangsung. Berdasarkan informasi dari guru kelas yaitu Ibu Sayekti, pembelajaran dikelas dilaksanakan dari hari senin sampai rabu, anak-
anak belajar mata pelajaran pokok seperti matematika, bahasa indonesia, IPA, IPS dan lain-lain sedangkan untuk hari kamis sampai
sabtu anak-anak melaksanakan pembelajaran diluar kelas seperti olahraga dan juga mata pelajaran muatan lokal lainnya. Kurikulum
yang digunakan di SLB Yapenas untuk anak-anak tunarungu sama dengan kurikulum yang digunakan di sekolah umum. Walaupun
kurikulum yang digunakan sama dengan kurikulum yang digunakan di sekolah umum tetapi dalam penerapannya guru harus selalu
menyesuaikan keadaan anak-anak. Menurut Ibu Sayekti, kemampuan anak-anak tunarungu tidak jauh berbeda dengan anak-anak umum biasa,
hanya saja mereka memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran dan juga pengucapan.
Pada observasi kedua, peneliti datang pada hari Kamis dan pada hari itu proses pembelajaran berlangsung di luar kelas. Anak-anak
berolahraga dan bermain bersama. Peneliti berusaha mendekati Dyah dan Ika dan juga anak-anak lain di sekolah tersebut. Kesulitan saat
mendekati mereka adalah dalam hal komunikasi karena peneliti belum paham dalam penggunaan bahsa isyarat yang digunakan.
Pada observasi ketiga, peneliti datang pada saat mata pelajaran matematika. Materi yang sedang dipelajari oleh anak-anak adalah
mengenai KPK dan FPB. Selama proses pembelajaran, peneliti berusaha untuk selalu mendekati anak-anak dan membantu mereka.
Berdasarkan observasi yang sudah peneliti laksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa Dyah adalah anak yang pendiam, rajin, dan juga
pemalu, dalam hal pengucapan kata-kata masih sedikit kurang jelas karena suaranya kecil. Sedangkan Ika adalah anak yang aktif, pintar, dia
memiliki suara yang keras tetapi terkadang dalam pengucapan kata- akata masih ada yang kurang jelas. Sosialisasi keduanya dengan teman
yang lain sangat baik, pemahaman mereka akan suatu materi tertentu sama. Sedangkan hal-hal yang penting untuk diingat adalah pendekatan
dengan anak-anak adalah hal yang utama, proses pembelajaran berpusat
pada siswa dan juga diperlukan pembelajaran yang menarik agar anak- anak tidak merasa bosan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Berikut ini adalah penjabaran dari setiap pertemuan:
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini yaitu pada tanggal 3 September 2012, anak-anak yaitu Dyah dan Ika diberikan soal pretest. Mereka
mengerjakan soal-soal tersebut bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap materi operasi hitung
bilangan bulat khususnya pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Soal-soal pretest terdiri dari 3 sub bagian. Sub
bagian pertama adalah mengenai membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata, sub bagian kedua
adalah mengenai menentukan lawan dari suatu bilangan dan sub bagian ketiga dibagi lagi menjadi 8 bagian mengenai operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, total ada 28 soal. Anak-anak diberi waktu 2 jam pelajaran untuk mengerjakan soal
pretest. Pembelajaran dimulai pada pukul 8 pagi karena sebelumnya diadakan upacara bendera terlebih dahulu. Namun
ketika akan mengerjakan soal, guru merasa perlu untuk memberikan sedikit materi terlebih dahulu.
Berikut ini rangkuman kegiatan yang berlangsung : G : Guru
D : Dyah I : Ika
G : Ini ada mbak yang kemarin, datang mau belajar bersama. Tapi kerjakan soal ini dulu ya.
Siswa terlihat bingung ketika menghadapi soal, dan guru mengamati kemudian berfikir untuk sedikit mengingatkan mengenai bilangan
G : Kenapa? Lupa ya? Ini mba, mereka suka lupa. Diingatkan sebentar ya mba? berkata kepada peneliti. Ini coba lihat. menuliskan angka 9 Ini berapa?
I : Sembilan. G : Kalau yang ini? menuliskan angka sepuluh Dyah ayo jawab.
D : Sepuluh. G : Kalau yang ini? menuliskan angka sebelas 11 Ika?
I : Satu satu. G : Satu satu? Ya, tidak papa. Tuh kan mba, anak-anak sering lupa begini
berkata kepada peneliti. Dyah tahu ini berapa? D : satu belas.
G : Satu belas? Hayo.. kok pada lupa ini? Dulu sudah pernah diajarkan bacanya kan?
I : Lupa. G : Lupa? Ya.. perhatikan ya, ini dibaca sebelas ditulis sebelas. Ayo ucapkan
sama-sama. G, I, D : sebelas.
G : Ingat ya, diingat-ingat. Jangan lupa lagi. Kalau ini? menuliskan angka tiga belas dipapan tulis 13 . Dibaca apa? Ika?
I : Satuuu... menggaruk-garuk kepala G : Dyah, ini dibaca berapa?
D : Tiga.. G : Tiga??
D : Belas. G : Jadi?