positif, Ika masih ada yang salah dalam pengucapan tetapi setelah dilatih oleh guru akhirnya dia bisa juga. Setelah guru menjelaskan,
Dyah dan Ika mengerjakan soal pre test yang sudah diberikan. Pertemuan kedua, Ika selalu memperhatikan saat guru
menjelaskan materi. Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi pengenalan bilangan bulat. Karena minggu lalu sudah sedikit
dibahas maka Dyah dan juga Ika tidak merasa kesulitan. Ika dapat membaca bilangan dengan benar, ketika guru meminta Ika untuk
membaca bilangan 17 tujuhbelas, dia dapat membaca tujuhbelas dan juga dapat mengingat dengan baik lambang positif dan negatif.
Setelah sedikit mengulang materi yang lalu, guru menjelaskan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga berupa tempat
minum yang sudah berisi air setengah bagian kemudian ada seperti penggaris yang menunjukkan bilangan dari -10 sampai +10. Anak-
anak diminta untuk membaca bilangan tersebut. Dyah dan Ika mencoba menggunakan alat peraga tersebut dan mereka terlihat
senang. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga, pembelajaran
mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dimulai dengan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Pertemuan ini, anak-anak dikenalkan menggunakan
alat peraga. Ika memperhatikan guru saat menyampaikan materi
dengan menggunakan alat peraga. Ketika ada soal, Ika mencoba mengerjakan soal tersebut dan mengerjakan dengan menggunakan
alat peraga. Dyah dan Ika saling bekerjasama ketika mengerjakan soal-soal latihan.
Pada pertemuan keempat, pembelajaran mengenai operasi penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
dan sebaliknya kemudian dilanjutkan pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. Hari ini Ika terlihat kurang
bersemangat sehingga tidak terlalu berkonsentrasi tetapi dia tetap belajar dan mengerjakan soal-soal latihan bersama dengan Ika dan
menggunakan alat peraga. Pertemuan kelima ini, pembelajaran mengenai operasi
hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif dan sebaliknya. Pertemuan ini tidak ada kendala, Ika dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dia memperhatikan ketika
guru menjelaskan dan juga mengerjakan soal-soal latihan dengan menggunakan alat peraga.
Ika merupakan anak yang aktif, dia selalu memperhatikan penjelasan guru dengan baik. walaupun terkadang ketika
pikirannya sedang tidak berkonsentrasi, Ika tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan. Tetapi, dalam berbicara dan pengucapan
Ika memiliki suara yang keras dan
lantang sehingga pengucapannya dapat lebih jelas daripada Dyah.
c. Pembahasan Keseluruhan
Dari keseluruhan proses pembelajaran yang sudah berlangsung
terlihat bahwa
anak-anak dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik, mereka melakukan aktivitas belajar
seperti memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, mereka dapat bekerjasama dalam menyelesaikan soal-soal dengan praktek
langsung menggunakan alat peraga, mereka mencatat hal-hal penting, mereka mau maju mengerjakan soal di depan kelas, dan
juga mereka mau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan teori yang ada mengenai aktivitas
belajar, siswa-siswi tunarungu melakukan aktivitas-aktivitas belajar meliputi visual activities seperti siswa memperhatikan guru
ketika menjelaskan materi, listening activities seperti siswa mendengarkan
guru saat
menjelaskan dan
siswa berdiskusibekerjasama, writing activities seperti siswa mencatat
hal-hal penting, motor activities seperti siswa melakukan praktek menggunakan alat peraga bola bermuatan dan mental activities
seperti siswa mengerjakan soal-soal soal latihan yang diberikan oleh guru. Disamping itu, siswa-siswi kurang menonjol dalam hal
bertanya dan mengeluarkan pendapat yang termasuk dalam oral activities
. Selama pembelajaran berlangsung siswa-siswi hampir
tidak pernah bertanya. Jika ada hal yang tidak mereka ketahui, akan dapat terlihat dari ekspresi dan juga bahasa tubuh mereka
sehingga guru akan segera tahu dan memberikan penjelasan lagi. Ketika peneliti tanyakan ke guru kelas mengenai siswa-siswi yang
tidak suka bertanya, beliau menjelaskan bahwa anak-anak tunarungu memiliki beberapa keterbatasan seperti miskinnya
kosakata sehingga mereka susah untuk bertanaya, alasan lain karena tingkat penalaran dan juga kemungkinan mereka sudah
merasa tahu akan materi yang dibahas padahal kenyataannya penafsiran tersebut tidak seperti yang diharapkan guru. Guru juga
menjelaskan bahwa untuk mengajar di sekolah luar biasa sebenarnya sangat membutuhkan alat peraga agar lebih mudah
dalam membantu siswa untuk memahami konsep matematika yang abstrak. Belajar sambil bermain juga dapat membantu anak-anak
agar tidak cepat bosan ketika mengikuti pembelajaran.
2. Analisis Hasil Belajar Siswa
a. Cara Penilaian
Sebelum dinilai, ditentukan dulu skor untuk masing-masing soal. Peneliti menentukan bahwa skor untuk semua soal sama yaitu
satu, karena ada 28 soal maka skor total adalah 28. Cara penilaian yang akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut :
b. Hasil Pre Test Dan Post Test
Berdasarkan tabel 4.1 sampai tabel 4.6 dapat dihitung banyak skor yang di dapat masing-masing anak dalam pre test
maupun post test. Untuk pre test, banyak skor yang diperoleh Dyah adalah 13 sedangkan banyak skor yang diperoleh Ika adalah 15.
Untuk post test, banyak skor yang diperoleh Dyah adalah 19 sedangkan banyak skor yang diperoleh Ika adalah 21. Berikut ini
akan dihitung nilai Dyah dan Ika saat pre test dan post test.
Nilai Pre Test
Nilai Post Test
c. Perbandingan antara Pre Test dan Post Test
Dari perhitungan nilai yang sudah ada terlihat bahwa ada peningkatan dari hasil belajar siswa. Berikut ini akan dibandingkan
hasil belajar siswa berdasarkan nilai pre test dan post test.
1. Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Bagian A
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pre test dan Post Test Bagian A
Soal Bagian A Nama Siswa
Dyah Ika
1. Pre test
S S
Post test S
B 2.
Pre test B
B Post test
B B
3. Pre test
B B
Post test B
B 4.
Pre test B
B Post test
B B
5. Pre test
B B
Post test B
B 6.
Pre test S
B Post test
B B
7. Pre test
B B
Post test B
B 8.
Pre test B
B Post test
B B
2. Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Bagian B
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pre test dan Post Test Bagian B Soal Bagian B
Nama Siswa Dyah
Ika 1.
Pre test B
B Post test
B B
2. Pre test
B B
Post test B
B 3.
Pre test B
B Post test
B B
4. Pre test
B B
Post test B
B
3. Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Bagian C
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian C
Soal Bagian C Nama Siswa
Dyah Ika
1. Pre test
B B
Post test B
B 2.
Pre test B
B Post test
B B
3. Pre test
S S
Post test B
S 4.
Pre test S
B Post test
B B
5. Pre test
S S
Post test B
B 6.
Pre test S
S Post test
S S
7. Pre test
S S
Post test B
S 8.
Pre test S
S Post test
B B
9. Pre test
B B
Post test B
B 10.
Pre test S
S Post test
B B
11. Pre test
S S
Post test S
S 12.
Pre test S
S Post test
S S
13. Pre test
S S
Post test B
B 14.
Pre test S
S Post test
S B
15. Pre test
S S
Post test S
S 16.
Pre test S
S Post test
S S
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada peningkatan pemahaman siswa, dimulai dari soal bagian A terlihat bahwa saat
pre test ada beberapa yang salah tetapi ketika post test jawaban mereka benar walaupun Dyah masih ada satu soal yang salah
sedangkan untuk bagian B terlihat tidak ada kesulitan karena baik pre test maupun post test mereka dapat mengerjakan dengan benar
semua. Sedangkan untuk bagian C, nomor 1 dan 2 mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan positif dengan bilangan bulat
positif tidak ada kesulitan. Nomor 3 dan 4 mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
terlihat bahwa Dyah yang awalnya salah akhirnya bisa dan menjadi benar sehingga ada peningkatan sedangkan Ika hasil pre test dan
post test sama, ada salah satu soal. Untuk soal 5 dan 6 mengenai penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
terlihat bahwa jawaban Dyah dan Ika pada saat pre test salah semua sedangkan ketika post test ada peningkatan dengan masing-
masing satu nomor benar. Untuk soal 7 dan 8 mengenai penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
terlihat jawaban Dyah dan Ika pada saat pre test salah semua sedangkan dilihat dari skor post test terlihat ada peningkatan
bahwa Dyah menjawab benar semua tetapi Ika masih ada salah satu. Untuk soal 9 dan 10 mengenai pengurangan bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat positif terlihat ada peningkatan, pada saat pre test Dyah dan Ika masing-masing salah satu yaitu nomor
10 sedangkan untuk post test mereka dapat menjawab benar semua.
Untuk soal 11 dan 12 mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Dyah dan Ika terlihat tidak
mengalami peningkatan, pada soal pre test dan post test jawaban mereka sama-sama salah. Untuk soal 13 dan 14 mengenai
pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Dyah dan Ika terlihat ada peningkatan, ketika pre test jawaban
mereka salah semua sedangkan saat post test Dyah masih salah 1 tetapi Ika dapat menjawab dengan benar semua. Kemudian untuk
soal nomor 15 dan 16 tidak ada peningkatan, pada saat pre test dan post test jawaban mereka sama-sama salah. Dari beberapa
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bermuatan ada
peningkatan nilai dari pre test ke post test tetapi ada hal-hal yang masih menjadi catatan bahwa anak-anak masih tetap kebingungan
dan belum mengerti mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dan juga mengenai pengurangan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
107
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SLB B Yapenas kelas V maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas Dyah dan Ika baik. Berdasarkan teori yang ada mengenai
aktivitas belajar, siswa-siswi tunarungu melakukan aktivitas-aktivitas belajar meliputi visual activities seperti siswa memperhatikan guru
ketika menjelaskan materi, listening activities seperti siswa mendengarkan
guru saat
menjelaskan dan
siswa berdiskusibekerjasama, writing activities seperti siswa mencatat hal-
hal penting, motor activities seperti siswa melakukan praktek menggunakan alat peraga bola bermuatan dan mental activities seperti
siswa mengerjakan soal-soal soal latihan yang diberikan. Hanya saja ada beberapa aktivitas siswa yang kurang menonjol seperti bertanya,
baik bertanya pada guru maupun teman lain dan juga dalam hal menyatakan pendapat yang merupakan oral activities. Hal ini
disebabkan karena kurangnya kosakata yang dimiliki anak-anak tunarungu dan tingkat penalaran, mereka tidak bertanya karena merasa
sudah bisa tetapi terkadang mereka dapat bertanya melalui bahasa tubuh.
2. Berdasarkan pre test dan post test yang sudah dilaksanakan terlihat
bahwa ada peningkatan hasil belajar mereka. Nilai Dyah pada saat pre test 46, 63 naik menjadi 67,86 pada saat post test sedangkan nilai Ika
pada saat pre test 53,57 naik menjadi 75 pada saat post test. Nilai post test mereka memenuhi KKM yaitu 67.
B. SARAN
Pembelajaran matematika di SLB sebaiknya memanfaatkan penggunaan alat peraga. Hal ini bertujuan agar anak-anak merasa senang
ketika mengikuti proses pembelajaran, dengan menggunakan alat peraga anak-anak dapat belajar dan bermain yang membuat pembelajaran lebih
menarik. Belajar sambil bermain dapat dijadikan alternatif untuk mengajar anak-anak tunarungu agar mereka tidak merasa cepat bosan. Selain itu,
dengan pemanfaatan alat peraga dapat membantu anak untuk lebih mudah dalam memahami materi matematika yang abstrak.
Anak-anak tunarungu memiliki kekurangan dalam hal indra pendengaran tetapi indra yang lain masih dapat dimanfaatkan dan
digunakan dengan baik. Oleh karena itu, diharapkan pemilihan alat peraga yang dapat memanfaatkan indra yang lain tersebut dalam proses
pembelajaran dan indra yang lain itu dapat dimanfaatkan dan diunggulkan
agar dapat lebih efektif.
109
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Harahap, B dan Negoro, ST. 1979. Penuntun Matematika SMP 2. Jakarta: Yudhistira
Jamilah K. A. Muhammad. 2008. Special Education for Special Children: Panduan Pendidikan Khusus Anak-Anak dengan Ketunaan dan Learning
Disabilites . Jakarta: Hikmah
Margono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara Mohammad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Ruseffendi, ET. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk
Guru dan PGSD D2 Seri Kelima . Bandung: Tarsito
Sardiman. A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
Sumarna Surapranata. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas Dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004
. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN
Lampiran A. 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Nama Sekolah : SDLB Yapenas Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas Semester : V 1
Standar Kompetensi : 1. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1. 1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator : 1. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam
bentuk kata-kata atau angka 2. Menentukan lawan dari suatu bilangan
3. Melakukan operasi
hitung penjumlahan
dan pengurangan.
Alokasi Waktu : 12 x 35 menit 6 pertemuan
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk
kata-kata atau angka 2.
Siswa dapat menentukan lawan dari suatu bilangan 3.
Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
B. Materi Pembelajaran
Operasi hitung bilangan bulat: Membaca dan menulis bilangan bulat
Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
C. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Klasikal kooperatif Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, latihan.