9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
Aktivitas sangat penting dalam proses pembelajaran, pembelajaran di kelas tidak dapat berlangsung jika tidak ada aktivitas belajar siswa-
siswi. Aktivitas belajar adalah kegiatan dan kesibukan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuannya dan dapat menimbulkan perbuatan belajar. Perbuatan belajar ini akan membawa perubahan pada diri
seseorang untuk memperoleh suatu kecakapanpengetahuan baru. Aktivitas belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah. Dari
beberapa uraian di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didiksiswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar
sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik Sardiman A. M, 2008: 97.
Menurut Sardiman A. M, aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu
harus terkait. Sebagai contoh seseorang sedang belajar dengan membaca, secara fisik terlihat bahwa dia sedang membaca menghadapi suatu buku
tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Begitu pula sebaliknya jika yang aktif hanya mentalnya. Misalnya
ada seseorang yang yang berpikir tentang sesuatuide-ide yang perlu
diketahui oleh
masyarakat tetapi
jika tidak
disertai dengan
perbuatanaktivitas fisik seperti dituangkan pada tulisan atau disampaikan kepada orang lain maka idepemikiran tersebut tidak berguna. Oleh karena
itu, harus ada keserasian antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental agar tercipta proses belajar yang optimal.
Prinsip-prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni Ilmu Jiwa Lama
dan Ilmu Jiwa Modern Sardiman A.M, 2008: 97. 1.
Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan
jiwa seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis kemudian kertas ini akan mendapatkan coretan atau tulisan
dari luar. Konsep semacam ini kemudian di transfer ke dalam dunia pendidikan. Siswa diibaratkan kertas putih sedangkan
unsur dari luar yang menulisi adalah guru sehingga aktivitas berpusat pada guru, siswa hanya pasif dan menerima begitu
saja. Selanjutnya Herbert memberikan rumusan bahwa jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai
oleh hukum-hukum asosiasi, hubungannya dengan konsep John Locke adalah bahwa guru pulalah yang aktif sedangkan
siswa pasif, secara mekanis hanya menuruti alur dari hukum- hukum asosiasi tadi. Berdasarkan pendapat 2 ahli tersebut,
yaitu John Locke dan Herbert, dalam proses pembelajaran di