Tujuan umum Tujuan khusus

6. Limbah kimia adalah limbah yang mengandung bahan kimia, contohnya reagen, solven, film untuk rontgen, dan desinfektan 7. Limbah dengan kandungan logam berat tinggi: misalnya baterai, thermometer yang pecah, alat pengukur tekanan darah. 8. Wadah bertekanan: adalah sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan gas, busa, atau cairan setengah padat. Misalnya tabung gas anestesi, peralatan terapi pernafasan, oksigen dalam bentuk gas atau cair, kaleng aerosol, dan tabung inhaler. 9. Limbah radioaktif: limbah yang mengandung bahan radioaktif, contoh cairan yang tidak terpakai dari terapi radioaktif atau riset di laboratorium Anonim, 2009. Jika ditinjau dari wujudnya, limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat berupa bahan padat seperti sisa benda tajam, sisa jaringan tubuh, serta limbah dari kegiatan kantor dan dapur, bahan cair seperti cairan infeksius, cairan jaringan tubuh, cairan buangan farmasi, buangan laboratorium dan dapat juga berasal dari kegiatan pencucian dapur atau laundry, dan gas seperti hasil buangan dari peralatan medis dan pembakaran Fariadi, 2010. Berdasarkan sifat dan potensi bahayanya, limbah medis dapat dikategorikan menjadi lima jenis: 1. Golongan A, adalah limbah medis padat yang memiliki sifat infeksius paling besar yang berasal dari aktifitas kegiatan pengobatan yang memungkinkan penularan penyakit jika mengalami kontak dengan limbah tersebut dengan media penularan bakteri, virus, parasit, dan jamur. Contoh: sisa potongan tubuh, sisa binatang percobaan, bahan-bahan linen dari kasus penyakit infeksi seperti pembalutpempers dan verban bekas pakai, bekas infustranfusi set. 2. Golongan B, adalah limbah padat yang memiliki sifat infeksius karena mempunyai bentuk tajam yang dapat melukai dan memotong pada kegiatan terapi dan pengobatan yang memungkinkan penularan penyakit dengan media penularan bakteri, virus, parasit, dan jamur. Terdiri dari: spuitsuntikan bekas, jarum bekas, cartridge, pecahan gelasbotolampul obat, pisau bekas bedah. 3. Golongan C, adalah limbah padat yang memiliki sifat infeksius karena digunakan langsung oleh pasien yang memungkinkan penularan penyakit dengan media penularan bakteri, virus, parasit, dan jamur. Contohnya: periak, tempat muntah, dan pispot yang terkontaminasi. 4. Golongan D, terdiri dari: limbah padat farmasi seperti obat-obat kadaluwarsa dan tidak terpakai, sisa kemasan dan kontainer obat, termasuk juga peralatan yang terkontaminasi bahan farmasi. 5. Golongan E, adalah limbah padat sisa aktifitas pelayanan pasien, contohnya pelapis bed-pan disposable Depkes RI, 1992.

B. Pengelolaan Limbah dalam Upaya Sanitasi Rumah Sakit

Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penularan penyakit dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber penyakit. Sanitasi merupakan usaha kesehatan yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan Arifin, 2009.