Uji Validitas Tata Cara Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Limbah Farmasi Berdasarkan SumberProdusen

Limbah farmasi merupakan salah satu jenis limbah medis padat yang dikelola di RSUD Sleman, terdiri dari dua golongan yaitu limbah farmasi berupa obat-obatan, sediaan steril di luar sitostatika dan limbah farmasi berupa alat kesehatanalkes. Namun, limbah alkes tidak termasuk dalam kajian penelitian ini. Pada periode tahun 2006 –2012, RSUD Sleman mengelola limbah farmasi dari dua sumber yaitu internal dan eksternal. Limbah farmasi internal berasal dari sisa stok dropping dan dari stok IFRS, sedangkan limbah farmasi eksternal berasal dari instansi lain yang menggunakan jasa pemusnahan limbah farmasi di RSUD Sleman. Berdasarkan data pengelolaan limbah farmasi yang ditelaah Penulis dan dari hasil wawancara dengan narasumber, pada periode tahun 2006 – 2012, sumber limbah farmasi internal hanyalah dari sisa stok dropping karena dengan adanya prosedur rumah sakit stok sediaan farmasi yang mendekati Expired Date ED bisa dikembalikan ke distributorPBF dengan penggantian barang atau uang, sehingga tidak ada kasus dari IFRS maupun unit pelayanan lain mengenai obat-obatan rusak atau kadaluwarsa yang harus dikelola hingga pemusnahan. Sayangnya, karena adanya keterbatasan penelitian maka data mengenai obat-obatan yang dikembalikan atau di-retur dari pihak IFRS ke distributorPBF tersebut tidak bisa ditelaah dan dilampirkan oleh Penulis guna mendukung pembahasan dalam penelitian ini. Dari data pengelolaan obat dengan sumber internal sisa stok dropping dan eksternal yang ditelaah Penulis, ada 94.418 item limbah farmasi berupa obat- obatan dan sediaan steril kadaluwarsa dan tidak terpakai. Pengelolaan limbah farmasi internal pada periode tersebut terbilang sangat sedikit 2,34. Limbah farmasi yang dikelola di RSUD Sleman lebih banyak berasal dari eksternal 97,66 karena adanya fasilitas jasa pemusnahan limbah. Dari wawancara yang dilakukan antara Penulis dengan Kepala ISRSUD Sleman, jasa pemusnahan limbah farmasi ini dinilai memiliki dampak positif bagi RSUD Sleman karena selain dapat meningkatkan keprofesionalitasan dalam pelayanan kesehatan dan pemeliharaan lingkungan, RSUD Sleman juga memperoleh pendapatan ekstra yang bisa dialokasikan untuk pemeliharaan fasilitas incinerator ataupun inventaris sanitasi. Ada tiga instansi kesehatan eksternal yang mempercayakan pengelolaan limbah farmasi-nya kepada RSUD Sleman pada periode tahun 2006 – 2012, yaitu Puskesmas Mlati II Sleman yang memusnahkan limbah farmasi-nya pada tahun 2008, Pusat Rehabilitasi YAKKUM yang memusnahkan limbah farmasi-nya pada tahun 2009, dan Puskesmas Seyegan yang memusnahkan limbah farmasinya pada tahun 2008 hingga 2011. Selama periode tahun 2006 – 2012 tersebut, Puskesmas Mlati II Sleman memusnahkan 5,22 limbah farmasi, Puskesmas Seyegan 6,43 limbah farmasi, dan Pusat rehabilitasi YAKKUM memusnahkan paling banyak yaitu 86 limbah farmasi.