Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data

4 Studi pustaka Diarahkan dengan maksud untuk memperjelas dalam pembahasan. Penelitian tidak luput dari banyaknya informasi yang diperoleh baik dengan cara membaca buku-buku ilmiah, browsing di internet dan pengetahuan umum yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini juga berguna untuk mendukung data penelitian yang minim karena kesulitan akses dokumen.

6. Analisis Data

Dilakukan secara deskriptif dalam bentuk uraian, gambar, tabel, dan diagram.

7. Pembahasan Kasus

Dilakukan secara deskriptif evaluatif mengenai kesesuaian data dan fakta yang diperoleh menggunakan standar pembanding.

8. Uji Validitas

Guna memperolah data yang valid maka digunakan triangulasi teknik data yakni untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa teknik pengambilan data, yang bisa dilihat dari skema berikut ini : Wawancara Observasi Dokumentasi Ketiga teknik data tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan standar pembanding dengan menggunakan teknik studi pustaka.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah obyek penelitian yang masih relatif luas yaitu dalam hal “pengelolaan” dimana melibatkan banyak sekali aspek mulai dari apa yang dikelola, siapa yang mengelola, hingga bagaimana prosesnya yang juga meliputi banyak prosedur dan tahapan sedangkan waktu penelitian yang dimiliki terbatas, sehingga masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini yaitu tidak ada pembahasan mengenai aspek pendanaan anggaran pengelolaan. Selanjutnya, keterbatasan mengenai akses data, dimana tidak semua data yang dibutuhkan bisa dengan mudah diakses oleh Penulis meskipun sebenarnya ada, contohnya adalah data kualifikasi petugas di IFRS dan data obat-obatan yang dikembalikan atau di-retur ke distributor. Padahal dengan adanya data tersebut bisa mendukung dan menguatkan pembahasan dalam penelitian. Keterbatasan berikutnya adalah adanya ketidaksesuaian antara definisi operasional “limbah farmasi” antara Penulis dengan pihak RSUD, dimana kemasan obat yang pada teori-teori sebelumnya digolongkan ke dalam limbah farmasi dan oleh Penulis juga diterapkan sebagai definisi operasional penelitian tidak dianggap demikian oleh pihak RSUD karena limbah kemasan obat digolongkan ke dalam limbah medis umum termasuk juga pendataan dan cara penanganannya. Karena hal itu maka data pemusnahan kemasan obat tidak bisa secara khusus ditelaah sebagai limbah farmasi sehingga pada tahun-tahun setelah 2006 tidak ada data pengelolaan limbah farmasi secara internal. Penulis berharap semoga keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini dapat diperbaiki atau lebih difokuskan pada penelitian-penelitian selanjutnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Limbah Farmasi Berdasarkan SumberProdusen

Limbah farmasi merupakan salah satu jenis limbah medis padat yang dikelola di RSUD Sleman, terdiri dari dua golongan yaitu limbah farmasi berupa obat-obatan, sediaan steril di luar sitostatika dan limbah farmasi berupa alat kesehatanalkes. Namun, limbah alkes tidak termasuk dalam kajian penelitian ini. Pada periode tahun 2006 –2012, RSUD Sleman mengelola limbah farmasi dari dua sumber yaitu internal dan eksternal. Limbah farmasi internal berasal dari sisa stok dropping dan dari stok IFRS, sedangkan limbah farmasi eksternal berasal dari instansi lain yang menggunakan jasa pemusnahan limbah farmasi di RSUD Sleman. Berdasarkan data pengelolaan limbah farmasi yang ditelaah Penulis dan dari hasil wawancara dengan narasumber, pada periode tahun 2006 – 2012, sumber limbah farmasi internal hanyalah dari sisa stok dropping karena dengan adanya prosedur rumah sakit stok sediaan farmasi yang mendekati Expired Date ED bisa dikembalikan ke distributorPBF dengan penggantian barang atau uang, sehingga tidak ada kasus dari IFRS maupun unit pelayanan lain mengenai obat-obatan rusak atau kadaluwarsa yang harus dikelola hingga pemusnahan. Sayangnya, karena adanya keterbatasan penelitian maka data mengenai obat-obatan yang dikembalikan atau di-retur dari pihak IFRS ke distributorPBF tersebut tidak bisa ditelaah dan dilampirkan oleh Penulis guna mendukung pembahasan dalam penelitian ini.