Keaslian penelitian Latar Belakang

2 Bagi RSUD Sleman: Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan limbah farmasi. 3 Bagi masyarakat: Menambah pengetahuan umum masyarakat mengenai manajemen sanitasi rumah sakit khususnya dalam hal pengelolaan sampah medis berupa limbah farmasi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pengelolaan limbah farmasi di RSUD Sleman pada periode tahun 2006 –2012.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui bagaimana profil limbah farmasi di RSUD Sleman pada periode tahun 2006 – 2012 berdasarkan sumberprodusen limbah. b. Mengetahui bagaimana profil limbah farmasi di RSUD Sleman pada periode tahun 2006 – 2012 berdasarkan bentuk sediaansatuan dan jenis kemasan obat. c. Mengetahui bagaimana kesesuaian pengelolaan limbah farmasi di RSUD Sleman dengan prosedur rumah sakit dan standar pembanding. d. Mengetahui bagaimana peran dan fungsi IFRS dalam pengelolaan limbah farmasi di RSUD Sleman.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Definisi dan Kategori Limbah Rumah Sakit

Secara umum limbah rumah sakit dibagi menjadi dua yaitu: 1. Limbah medis, adalah limbah yang dihasilkan rumah sakit dari kegiatan pelayanan medis, laboratorium, veterinary, kedokteran gigi, ataupun farmasi pada saat dilakukan pengobatan, perawatan, dan penelitian. 2. Limbah non medis, adalah limbah yang umumnya berasal dari kegiatan kantor, dapur, cuci, mesin, dan buangan kamar mandi Fariadi, 2010. Limbah medis rumah sakit terdiri dari: 1. Limbah infeksius: limbah yang mengandung bahan patogen, contohnya kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas, materi atau peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi, dan ekskreta. 2. Limbah patologis: jaringan atau potongan tubuh manusia, misal hasil operasi. 3. Limbah benda tajam: contoh jarum, peralatan infus, pisau, potongan kaca. 4. Limbah farmasi: limbah yang mengandung bahan farmasi, contohnya obat- obatan, vaksin, serum, injeksi yang sudah kadaluwarsa dan tidak terpakai atau tidak bisa dikembalikan ke distributorPBF karena berbagai alasan misalnya rusak, terkontaminasi, nomer batch tidak sesuai spesifikasi, obat-obatan yang dibuang oleh pasien. 5. Limbah genotoksik: limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik contohnya limbah obat-obatan sitostatik antikanker.