Keterbatasan Penelitian METODE PENELITIAN

Dari data pengelolaan obat dengan sumber internal sisa stok dropping dan eksternal yang ditelaah Penulis, ada 94.418 item limbah farmasi berupa obat- obatan dan sediaan steril kadaluwarsa dan tidak terpakai. Pengelolaan limbah farmasi internal pada periode tersebut terbilang sangat sedikit 2,34. Limbah farmasi yang dikelola di RSUD Sleman lebih banyak berasal dari eksternal 97,66 karena adanya fasilitas jasa pemusnahan limbah. Dari wawancara yang dilakukan antara Penulis dengan Kepala ISRSUD Sleman, jasa pemusnahan limbah farmasi ini dinilai memiliki dampak positif bagi RSUD Sleman karena selain dapat meningkatkan keprofesionalitasan dalam pelayanan kesehatan dan pemeliharaan lingkungan, RSUD Sleman juga memperoleh pendapatan ekstra yang bisa dialokasikan untuk pemeliharaan fasilitas incinerator ataupun inventaris sanitasi. Ada tiga instansi kesehatan eksternal yang mempercayakan pengelolaan limbah farmasi-nya kepada RSUD Sleman pada periode tahun 2006 – 2012, yaitu Puskesmas Mlati II Sleman yang memusnahkan limbah farmasi-nya pada tahun 2008, Pusat Rehabilitasi YAKKUM yang memusnahkan limbah farmasi-nya pada tahun 2009, dan Puskesmas Seyegan yang memusnahkan limbah farmasinya pada tahun 2008 hingga 2011. Selama periode tahun 2006 – 2012 tersebut, Puskesmas Mlati II Sleman memusnahkan 5,22 limbah farmasi, Puskesmas Seyegan 6,43 limbah farmasi, dan Pusat rehabilitasi YAKKUM memusnahkan paling banyak yaitu 86 limbah farmasi. Tabel V. Data limbah farmasi yang dikelola di RSUD Sleman periode tahun 2006 – 2012 berdasarkan sumberprodusen Sumber th. 2006 th. 2007 th. 2008 th. 2009 th. 2010 th. 2011 th. 2012 ∑ item Internal RSUD Sleman dropping 2211 − − − − − − 2211 2,34 Eksternal a. Puskesmas Mlati II − − 4930 − − − − 4930 5,22 b. Puskesmas Seyegan − − 178 570 2873 2452 − 6073 6,43 c. P.R. YAKKUM − − − 81204 − − − 81204 86,00 Total 2211 − 5108 81774 2873 2452 − 94418 100,00 Dari tabel tersebut, bisa dilihat bahwa pada tahun 2006, tidak terdapat dokumen pengelolaan limbah farmasi eksternal. Keseluruhan limbah farmasi yang dikelola merupakan internal RSUD Sleman, akan tetapi bukan merupakan stok IFRSUD Sleman sendiri melainkan sisa stok sediaan farmasi dan steril dropping berasal dari donasi gempa yaitu sebanyak 2211 item 2,34. Peneliti tidak mendapatkan adanya dokumen pengelolaan obat pada tahun 2007. Namun, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber, bila tidak ada data bukan berarti sama sekali tidak dilakukan pengelolaan limbah farmasi karena secara teori limbah farmasi yang dimaksud tidak hanya berupa obat-obatan, sediaan steril, ataupun alkes, tetapi juga kemasan obat itu sendiri. Hampir setiap hari di RSUD Sleman selalu dihasilkan limbah kemasan obat yang berasal dari gudang obat, apotek, laboratorium, maupun bangsal-bangsal perawatan pasien, sehingga setiap harinya pasti ada saja limbah kemasan obat yang dimusnahkan. Namun, oleh pihak RSUD Sleman limbah farmasi yang hanya berupa kemasan obat saja digolongkan ke dalam limbah medis umum. Pengumpulan, pewadahan, penimbangan, pencatatan, dan