Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dengan

Sumber : Data hasil penelitian diolah Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari perolehan skor dasar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran TGT baik pada siklus I maupun siklus II mengalami peningkatan. Bahkan setelah siklus II peningkatan itu semakin dapat terlihat.

B. Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Pembelajaran Kooeratif Tipe TGT Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmanifisik atau rohanipsikis. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas 20 OCTAVIANI MAHA PUTRI P 70 75 80 20 Cukup Baik 21 PATRISIUS PRISMA L 70 75 80 20 Cukup Baik 22 POERNAMA S L 67,5 70 75 25 Baik 23 PRADANA RIZKY L 67,5 75 80 25 Baik No. urut Nama Siswa L P Skor Dasar Skor Siklus I Skor Siklus II Rata-rata Skor Perkembangan Keterangan 24 PRAYUDHI S. N L 70 75 75 20 Cukup baik 25 RAHADIAN PRATAMA L 65 75 80 25 Baik 26 REZKY ERTNO ARVIANITA P 70 75 80 20 Cukup baik 27 RINDY FEBRIANA P 75 80 80 20 Cukup baik 28 RISKA DIAN S. P P 80 85 85 20 Cukup baik 29 RISWIANA L 70 75 80 20 Cukup Baik 30 ROSTANTO L 55 - - - - 31 SANANG HENDRIATMA L 65 75 75 20 Cukup Baik 32 TEGAR MANDIRI L 67,5 75 75 25 Baik 33 TIARA P P 67,5 75 80 25 Baik 34 WIDYA OKTI P 70 - 75 10 Kurang baik 35 YANWAR DWI HANIF L 75 80 80 20 Cukup Baik 36 YOVITA RIANDHINI P 80 90 90 20 Cukup Baik 37 YULIUS EKA L 55 - - - - siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Aktivitas fisik disini adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikisnya adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya berfungsi dalam rangka pengajaran. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas- tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri serta mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif. Dalam proses belajar mengajar ini, siswa membangun pengetahuannya sendiri. Adapun tingkat keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap tingkat keaktifan belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II Indikator Keberhasilan Komponen Situasi Awal Target Siklus I Siklus II Deskriptor Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan. 5 25 13,51 21,62 Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan 20 30 27,03 21,62 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja tugas 10 50 86,49 89,18 Jumlah siswa yang mengerjakan lembar kerja tugas Kemampuan siswa dalam diskusiinteraksi dalam kelompok kooperatif 20 50 86,49 86,49 Jumlah siswa yang aktif berbagi informasi, berbagi tafsiran, negosiasi makna dalam pemecahan masalah dalam kelompok. Kemampuan siswa dalam menanggapi pendapat gurutemannya 10 25 27,03 24,32 Jumlah siswa yang dapat menanggapi pendapat gurutemannya Sumber : Data hasil penelitian diolah Tabel 5 menunjukkan indikator keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat keaktifan belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan. Berdasarkan tabel 5, dapat kita lihat bahwa keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I sebesar 13,51 , siklus II sebesar 21,62 , keberaniaan siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus I sebesar 27,03 dan pada siklus II sebesar 21,62 . Dalam kelompok kooperatif, tingkat keaktifan siswa dalam hal kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja tugas pada siklus I sebesar 86,49 dan siklus II sebesar 89,18 , kemampuan siswa dalam diskusiinteraksi dalam kelompok kooperatif pada siklus I sebesar 86,49 dan siklus II sebesar 86,49 , kemampuan siswa dalam menanggapi pendapat gurtemannya pada siklus I sebesar 27,03 dan pada siklus II sebesar 24,32 . Dengan demikian penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat keaktifan belajar siswa pada masing-masing siklus dikatakan berhasil karena memenuhi kriteriatarget belajar tuntas. Pada komponen keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dari siklus I sampai siklus II mengalami penurunan, hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan siswa dan keraguan siswa dalam menjawab pertanyaan serta siswa merasa kurang yakin dengan pendapat yang akan diungkapkan. Lain halnya pada komponen keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan, mengerjakan lembar kerjatugas, diskusi dalam kelompok kooperatif, indikator keberhasilannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan kelompok, siswa lebih terpacu untuk mengikuti proses pembelajaran. Meskipun dalam komponen siswa mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut kurang maksimal karena belum mencapai target yang seharusnya 25. Hal itu juga terjadi pada komponen siswa mengajukan pertanyaan, namun itu terjadi pada siklus I. Berdasarkan uraian di atas, dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disimpulkan bahwa penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Dari proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Itu terbukti dari naiknya nilai evaluasi siswa setelah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Adapun tingkat keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.3 DAFTAR NILAI SISWA SMA N 1 Depok YOGYAKARTA Tahun Pelajaran 20092010 Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : XI IPS 3 Semester : Genap No. urut Nama Siswa L P Skor Dasar Skor Siklus I Skor Siklus II Rata-rata Skor Perkembangan Keterangan 1 AGATA RANGGA L 65 70 75 20 Cukup Baik 2 AGUNG PRASETYO L 70 75 80 20 Cukup Baik 3 ANGGA PUSPA W L 67,5 75 80 25 Baik 4 DESTIYANA P 70 75 80 20 Cukup Baik 5 DIANDRA W.R P 75 80 80 20 Cukup Baik 6 EVI LISTYANINGRUM P 65 75 80 25 Baik 7 FARIS BAGUS L 75 - - - - 8 FEBRIANSA CAHYA U L 60 70 75 25 Baik 9 GILANG WENING PERTIWI P 80 90 90 20 Cukup Baik 10 HARRIYADI L 65 70 75 20 Cukup Baik 11 IKA ALYA P 70 75 80 20 Cukup Baik 12 ISTI RAHAYU P 70 75 80 20 Cukup Baik 13 KUNTI R P 67,5 70 75 25 Baik 14 LENSI FEBRIANA P 67,5 75 75 25 Baik 15 LUSIYANI P 65 75 75 20 Cukup Baik 16 M. FARID L 60 - - - - 17 M. FIRMANSYAH L 70 75 80 20 Cukup Baik 18 NANDA WICAKSONO P L 60 70 75 25 Baik 19 NUGROHO ADI W L 65 75 75 20 Cukup Baik 20 OCTAVIANI MAHA PUTRI P 70 75 80 20 Cukup Baik 21 PATRISIUS PRISMA L 70 75 80 20 Cukup Baik 22 POERNAMA S L 67,5 70 75 25 Baik No. urut Nama Siswa L P Skor Dasar Skor Siklus I Skor Siklus II Rata-rata Skor Perkembangan Keterangan 23 PRADANA RIZKY L 67,5 75 80 25 Baik 24 PRAYUDHI S. N L 70 75 75 20 Cukup baik 25 RAHADIAN PRATAMA L 65 75 80 25 Baik 26 REZKY ERTNO ARVIANITA P 70 75 80 20 Cukup baik 27 RINDY FEBRIANA P 75 80 80 20 Cukup baik 28 RISKA DIAN S. P P 80 85 85 20 Cukup baik 29 RISWIANA L 70 75 80 20 Cukup Baik 30 ROSTANTO L 55 - - - - 31 SANANG HENDRIATMA L 65 75 75 20 Cukup Baik 32 TEGAR MANDIRI L 67,5 75 75 25 Baik 33 TIARA P P 67,5 75 80 25 Baik 34 WIDYA OKTI P 70 - 75 10 Kurang baik 35 YANWAR DWI HANIF L 75 80 80 20 Cukup Baik 36 YOVITA RIANDHINI P 80 90 90 20 Cukup Baik 37 YULIUS EKA L 55 - - - - Sumber : Data hasil penelitian diolah Siswa yang mendapat nilai dasar diatas nilai batas minimum sebanyak 18 orang, atau 48,65 dari keseluruhan siswa. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai diatas batas minimum sebanyak 32 orang atau 86,48 dari keseluruhan siswa. Itu berarti ada peningkatan hasil belajar atau evaluasi siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Untuk itu rata-rata timnya 20 yang berpredikat baik dalam perkembangan nilai evaluasi atau hasil pembelajarannya. Kemudian pada siklus II seluruh siswa yang masuk yaitu 33 anak juga mendapat nilai diatas batas minimum atau 89,18 . Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil evaluasi pada siklus II makin mengalami peningkatan dan mendapat rata-rata tim 23,33 yang berpredikat hebat dalam perkembangan nilai evaluasi atau hasil pembelajaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 107

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA MATA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA.

0 1 46

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.

0 3 400

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Torunaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 246

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 260

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XI IPS 1 SMA N I Depok Yogyakarta.

0 0 2

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tour Naments (TGT) pada mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

0 0 258

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 270

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288