107
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa kelas XI SMA N 1 Depok Yogyakarta. Hal ini tampak dari indikator keaktifan belajar siswa yang menunjukkan
hasil sebagai berikut. 1.
Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I sebesar 13,51, siklus II sebesar 21,62.
Siklus I mengalami peningkatan sebesar 8,51 dari kondisi awal dan untuk siklus II meningkat 8,11 dari siklus I sehingga dapat mencapai target.
2. Keberaniaan siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus I sebesar 27,03
dan pada siklus II sebesar 21,62. Siklus I mengalami peningkatan sebesar 7,03 dari kondisi awal dan untuk siklus II mengalami penurunan 5,41 dari
sikus I sehingga tidak dapat mencapai target. 3.
Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja tugas pada siklus I sebesar 86,49 dan siklus II sebesar 89,18. Siklus I mengalami peningkatan
sebesar 76,49 dari kondisi awal dan siklus II mengalami peningkatan 2,69 dari siklus I sehingga dapat mencapai target.
4. Kemampuan siswa dalam diskusiinteraksi dalam kelompok kooperatif pada
siklus I sebesar 86,49 dan siklus II sebesar 86,49. Siklus I mengalami peningkatan sebesar 66,49 dari kondisi awal dan untuk siklus II tidak
mengalami peningkatan dan tidak mengalami penurunan dari siklus I atau sama, telah mencapai target.
5. Kemampuan siswa dalam menanggapi pendapat gurutemannya pada siklus I
sebesar 27,03 dan pada siklus II sebesar 24,32. Siklus I mengalami peningkatan sebesar 17,03 dari kondisi awal dan untuk siklus II justru
mengalami penurunan 2,71 dari siklus I sehingga tidak mencapai target. Sementara untuk hasil belajar siswa, pada siklus I seluruh siswa mendapat
skor perkembangan 20 poin atau kategori cukup baik. Rata-rata tim juga menunjukkan pada kategori baik yaitu dengan nilai 20. Itu berarti bahwa
kenaikan hasil belajar siswa berada pada tahapan baik. Kemudian untuk siklus II ada 22 siswa yang mendapat skor perkembangan 20 dan 11 siswa yang mendapat
skor perkembangan 30, dan mendapat rata-rata tim 23,33 yang berkategori hebat. Dari perbandingan situasi awal dan dari kedua siklus tersebut ada peningkatan
yang baik untuk hasil belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT.
B. Keterbatasan Penelitian