Pelaku Bullying Dampak Perilaku Bullying

j. Ikut-ikutan k. Mendapatkan kepuasan menurut korban perempuan. l. Iri hati menurut korban perempuan

5. Pelaku Bullying

Menurut Milsom dan Gallo 2006 perilaku bullying semakin memuncak ketika seseorang berada di akhir masa kanak-kanak atau di awal masa dewasa. Sesuai dengan pendapat Olweus dalam Banks, 1997 bahwa perilaku bullying paling banyak terjadi di usia remaja. Berdasarkan penelitian Nansel pada tahun 2001 dalam Milsom dan Gallo, 2006 disebutkan bahwa laki-laki lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying. Hal ini didukung oleh Seals dan Young pada tahun 2003 dalam Milsom dan Gallo, 2006 dimana laki-laki secara signifikan lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying. Selain itu, remaja putra umumnya melakukan bullying yang secara langsung atau kelihatan sehingga lebih mudah untuk diteliti Batsche Knoff, 1994; Nolin Davies, 1995 dalam Banks, 1997.

6. Dampak Perilaku Bullying

Seorang yang menjadi korban bullying akan menjadi anak yang gelisah, kurang popular serta kurang aman dan nyaman. Korban merasakan banyak emosi negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, terancam, namun tidak berdaya menghadapi. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini memicu pada munculnya perasaan rendah diri. Dampak yang lebih ekstrim lagi, korban akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI putus asa dan lebih banyak mengurung diri. Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis psychological well-being dan penyesuaian sosial yang buruk. Sedangkan dampak psikologis yang paling ekstrim adalah kemungkinan gangguan psikologis seperti depresi, ingin bunuh iri, dan gejala stres Riauskina, 2005 Hafidzi, 2008. Menurut Riauskina 2005, dampak dari perilaku bullying yang jelas terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan dalam kasus ekstrim dampak fisik bisa mengakibatkan kematian. Para korban juga memiliki kelemahan dalam pergaulan, tidak mendapatkan dukungan dari guru ataupun teman sebayanya. Mereka ingin pindah sekolah atau keluar dari sekolahnya. Sekalipun mereka masih berada di sekolah itu, prestasi akademik mereka akan terganggu atau menjadi sengaja sering tidak masuk sekolah Riauskina , 2005 Hafidzi, 2008.

B. Urutan Kelahiran